Minggu, 29 Mei 2022

Teks Debat

 

        Assalamualaikum wr. Wb. . Hai, Sahabat Galeri Bahasa. Bagaimana kabarnya? Semoga selalu dalam lindungan Tuhan Yang Maha Esa. Kali ini kita akan membahas materi yang bisa dikatakan ditakuti dan dihindari oleh Sebagian siswa. Materi apa itu? Yak. Debat! Banyak siswa yang sudah keringat dingin jika sudah masuk ke materi satu ini karena takut ada praktik debat di akhir pembelajara, terutama pembelajaran tatap muka. Mengapa demikian? Karena para siswa terlanjur mengira bahwa debat itu selalu tegang dan menyeramkan. Padahal, debat tak harus seperti itu. Kegiatan berdebat dapat dilaksanakan dengan damai dan indah. Nah, kali ini kita akan kenalan lebih jauh lagi apa dan bagaimana sih debat itu. Untuk itu, simak video ini sampai selesai, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

 

    Kalian pasti pernah mendengar kata ‘debat’. Bahkan kalian pasti sudah pernah menyaksikan debat secara langsung maupun tidak langsung. Debat calon presiden? Debat calon ketua osis? Atau bahkan mungkin ada yang pernah ikut lomba debat? Sebenarnya apa sih debat itu?

    Debat berasal dari Bahasa inggris (debate) yang artinya pembahasan, diskusi atau perbincangan. Menurut KBBI, debat adalah sebuah pembahasan dan pertukaran pendapat mengenai suatu hal dengan saling memberi alasan untuk mempertahankan pendapat masing-masing. Jika mengacu dari definisi tersebut, berarti disadari ataupun tidak, kita pasti pernah ya melakukan hal ini dalam kehidupan sehari-hari. Mengapa? Karena pasti selalu ada perbedaan isi pikiran antara satu orang dengan orang lainnya. Nggak usah jauh-jauh cari musuh debat, dengan sahabat kita saja bisa jadi kita juga sering berdebat! Wah, berarti materi debat ini seharusnya tidak seseram di awal ya, karena ternyata kita sudah sering melakukannya walaupun secara tidak sadar.

Kemudian apa sih tujuan berdebat?

ada beberapa tujuan mengapa kita melakukan debat. Pertama, untuk memenangkan argumentasi diri atas orang lain. Dalam kegiatan debat kita menunjukkan kelebihan atau kebenaran argumentasi kita  Semakin logis argumentasi kita, maka, ide atau gagasan yang kita tawarkan dapat lebih dipertimbangkan.

Dan, kedua, dalam debat kita bisa menanggapi suatu persoalan dengan sudut pandang yang berbeda. Bisa jadi, debat tersebut mampu mengantarkan kita maupun lawan debat kita pada pemahaman yang lebih baik lagi dan bukan tak mungkin, dengan berdebat kita bisa menyelesaikan suatu masalah.

Dari tujuan debat tersebut, dapat dipahami bahwa debat bukanlah arena saling menjatuhkan pihak lawan, melainkan usaha untuk meyakinkan atau mempengaruhi orang lain untuk menyetujui pendapat yang kita sampaikan.

Debat memiliki beberapa Karakteristik utama antara lain:

1.      Melibatkan dua pihak

2.      Berbentuk komunikasi langsung (tatap muka)

3.      Menyangkut suatu tema atau permasalahan yang mengandung konflik, pertentangan ataupun perselisihan.

4.      Menyelesaikan permasalahan tersebut melalui adu argumentasi dengan saling meyakinkan yang disertai sejumlah alasan dan fakta.

5.      Berujung pada dua hal: kesepahaman atau ketidaksepahaman.

Nah, Ternyata, tidak harus ada kesepakatan atau pendapat yang sama di akhir debat! boleh saja orang yang melakukan debat tetap pada pendapat mereka semula. artinya, tidak akan didapatkan titik temu di akhir debat. Hal itulah yang membedakan Debat dengan diskusi yang harus mendapatkan kata sepakat.

Karena tidak selalu memunculkan kata sepakat di akhir, kegiatan debat ini sering dianggap menegangkan, kaku bahkan rusuh. Untuk menghindari debat semacam itu, kita perlu menerapkan beberapa etika dalam berdebat. Etika tersebut antara lain:

1.      Bertanyalah dengan serius. Hindari guyonan maupun lelucon Ketika bertanya pada lawan debat, terlebih jika debat formal.

2.      Jangan sekali-kali menyinggung fisik lawan debat. Focus ke argumen lawan debat, karena inti dari debat adalah adu argument.

  1. Utamakan data dan fakta. Poin ini sangat penting sekali karena untuk dapat mematahkan argumentasi lawan debat, kita harus mengadu argumentasinya dengan data dan fakta. Jadi, jauh sebelum kegiatan debat dimulai, kita perlu memperluas pengatahuan kita tentang topik debat. Jangan sampai kita mengadu ide/gagasan lawan debat kita dengan informasi-informasi yang belum jelas kebenarannya.
  2. Hindari menginggung pembahasan tentang suku, ras, maupun agama jika topik debat memang tidak membicarakan masalah tersebut.

5.      Ikuti aturan main yang sudah ditentukan. Setiap pelaksanaan debat pasti terdapat aturan main yang telah ditetapkan oleh penyelenggaranya. Mulai dari batas bicara, aturan menyanggah lawan debatmu, hingga tata cara bertanya.

Inti dari kegiatan berdebat ialah bertukar pendapat dan mempertahankan pendapat masing-masing dengan alasan yang jelas dan logis. Dengan berdebat secara sehat, kita bisa mendapatkan wawasan baru dari sudut pandang lawan debat. Saat berdebat, kemampuan kita dalam merespon suatu masalah akan diuji. Melatih keberanian dalam mengemukakan pendapat maupun menanggapi argumentasi lawan debat adalah hal mutlak yang harus dilakukan agar debat kita dapat berjalan dengan lancer.

Selanjutnya, apa saja unsur-unsur yang harus ada dalam debat?

Kegiatan debat, khususnya debat formal, artinya debat yang direncanakan dan dijadwalkan memiliki beberapa unsur.

1. Mosi

Mosi adalah pernyataan atau penentuan tentang suatu topik yang menjadi bahan debat. Singkat kata, mosi adalah topik debat. Mosi dapat disampaikan sebelum ataupun pada saat debat berlangsung.

2. Tim Afirmasi

Tim afirmasi adalah pihak yang setuju dengan topik yang diperdebatkan (tim pro).

3. Tim Oposisi

Adalah kebalikan dari tim afirmasi, yaitu pihak yang tidak setuju dengan topik yang diperdebatkan (tim kontra).

4. Moderator

Moderator akan berperan sebagai pihak yang memimpin, mengarahkan, dan mengatur jalannya debat. Ia pun bertugas menertibkan jalannya debat, membacakan mosi yang diangkat, serta mengenalkan pihak-pihak yang akan berdebat kepada penonton atau penyimak debat.

5. Pihak netral

Keberadaan pihak netral penting dalam debat untuk memberikan suatu pandangan objektif yang pastinya tidak memihak salah satu pihak, antara tim afirmasi dan oposisi.

6.      Juri

Juri bertindak sebagai penentu siapa yang memenangkan sebuah debat. Keberadaan juri dibutuhkan dalam debat yang dilombakan.

7.      Ada notulis. Tugas dari notulis dalam debat ialah mencatat keseluruhan proses debat. Ia juga harus mencatat dan merumuskan isi argumentasi dari pihak-pihak yang tengah berdebat, baik itu pihak pro, kontra, maupun netral. Di akhir debat, notulen bertugas memberikan kesimpulan atas hasil perdebatan yang telah dilakukan.

 

Menurut Kosasih (Erlangga:8), struktur debat terdiri dari tiga bagian.

Pertama, berupa pengenalan masalah (orientasi). Siapa yang mengenalkan? Tentu moderator yang akan mengenalkan dan memberikan gambaran umum topik apa yang akan didebatkan.

Kedua, penyampaian argumen. Di struktur bagian ini, kedua belah pihak saling menyampaikan argument dengan disertai sejumlah alasan yang jelas dan meyakinkan. Dalam bagian ini pun,  muncul tanggapan dan saling sanggah yang bisa menunjukkan kebenaran dari pendapat masing-masing.

Ketiga, kesimpulan. Di bagian ini notulen atau biasa juga dilakukan oleh moderator, akan membacakan hasil akhir dari sebuah debat. Seperti ciri-ciri debat di atas, debat akan berujung pada dua hal: kesepahaman atau ketidaksepahaman.

Debat memiliki beberapa macam atau jenisnya. Pertama, debat pemeriksaan ulangan atau cross-examination debating. Debat tersebut dilakukan untuk mengetahui kebenaran pemeriksaan yang telah dilakukan sebelumnya. Dalam debat macam ini, akan diajukan pertanyaan-pertanyaan tiap pihak berdasarkan data yang diangkatnya. Sehingga, menyebabkan individu yang diberi pertanyaan dapat mendukung posisi yang ingin ditegakkan maupun diperkokoh oleh pihak yang memberi pertanyaan.

Debat jenis kedua ialah debat parlementer atau assembly or parlementary debating. Debat yang juga dikenal dengan sebutan debat majelis ini merupakan debat yang dilakukan di ranah legislatif. Fungsi debat parlementer ini untuk memberikan maupun menambah dukungan pada suatu undang-undang tertentu. Dalam debat ini, seluruh anggota legislatif berhak mengajukan pendapat atau ide gagasannya, baik mendukung atau menentang, usul yang telah disampaikan setelah diizinkan oleh majelis debat.

Dan, jenis ketiga ialah debat pendidikan. Debat ini dikenal juga dengan sebutan debat konvensional dalam bentuk permainan yang biasa dilakukan di tingkat sekolah maupun universitas. Debat Pendidikan disaksikan oleh satu atau beberapa juri yang ditunjuk untuk menentukan pemenang debat. Debat ini tidak bertujuan menghasilkan keputusan, namun lebih diarahkan untuk mengembangkan kemampuan menyampaikan pendapat secara logis, jelas dan terstruktur.

Demikian materi debat kita kali ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.

 

 

Selain memiliki karakteristik tersendiri dalam hal sttrukturnya, teks debat juga menggunakan kaidah kebahasaan yang relative berbeda dengan jenis teks lainnya. Dan berikut kaidah kebahasaan yang dipakai dalam debat (kosasih:9)

1.       

  • Menggunakan kalimat kompleks, pada teks debat biasanya menggunakan kalimat yang mempunyai lebih dari satu struktur dan lebih dari satu kata kerja (kalimat kompleks).
  • Menggunakan konjungsi, pada teks debat sering memanfaatkan konjungsi untuk menghubungkan kata-kata atau kalimat.
  • Menggunakan kata rujukan, pada teks debat biasanya menggunakan kata rujukan sebagai pemberi  informasi, seperti ini, itu, dia, beliau, di sini, di sana, dan sebagainya.

Bagaimana caranya agar debat dapat berjalan dengan lancar? Perlu adanya manajemen waktu dalam kegiatan debat tujuannya untuk menghindari meluasnya topik pembicaraan. Dalam hal ini, peran moderator sangat penting agar debat dapat terararh dan tidak menimbulkan dominasi dari salah satu pihak.

Berikut contoh manajemen waktu yang dimaksud.

1.      3 menit pertama, setiap tim memperkenalkan diri masing-masing selama 1 menit.

2.      15 menit selanjutnya setiap tim menyampaikan argumentasinya terhadap pernyataan topik selama 5 menit, dimulai oleh tim pendukung, dilanjutkan tim penyanggah, dan tim netral.

3.      14 menit selanjutnya, dibagi menjadi 2 bagian waktu. 9 menit pertama, setiap tim mengomentari argumentasi tim lain selama 3 menit, misal tim pendukung mengomentari argumentasi tim penyanggah dan tim netral masing-masing selama 3 menit, demikian seterusnya.

5 menit berikutnya diberikan hak bicara selama 1 menit kepada tim yang memencet bel paling dulu. Akan diberikan 5 kali kesempatan memencet bel. Tim yang cepat akan mendapatkan kesempatan bicara lebih banyak. Hak bicara dapat digunakan untuk memberikan komentar, sanggahan, atau pertanyaan, bukan celaan.

4.      Dan tiga menit terakhir setiap tim memberikan ungkapan penutup terhadap pernyataan topik sesuai dengan posisinya selama 1 menit.

Nah, itu dia contoh manajemen waktu. Manajemen waktu akan sangat berguna bagi moderator agar debat tidak berlarut-larut tanpa kesimpulan yang jelas. Namun, manajemen waktu hanyalah rencana atau perkiraan. Yang namanya rencana tentu kadang tak sesuai kan. Namun dengan adanya manajemen waktu tersebut, moderator dapat mengira-ngira kapan ia memberikan kesempatan berbicara atau menghentikan pembicaraan peserta debat jika telah melampaui manajemen waktu tersebut.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...