Minggu, 29 Mei 2022

Karya Tulis Ilmiah (Bagian III) -Menulis Rujukan (Daftar Pustaka dan Kutipan)

 

Assalamualaikum wr. Wb. salam sejahtera utuk kita semua, semoga kita tetap diberikan Kesehatan serta tetap semangat belajar di manapun, kapanpun dan bagaimanapun. Sahabat, pernahkah kalian mendengar istilah plagiat? Plagiat adalah pengambilan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan sendiri. Hal ini bisa terjadi karena penulis tidak mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan yang dibuatnya. Dalam dunia sekolah pun, kita bisa saja terjebak dalam keadaan ini jika tidak mampu menuliskan sumber referensi dari makalah yang dibuat dengan baik dan benar. Jadi, wajib untuk kita menelaah betul-betul sumber referensi dari karya tulis kita dan menuliskan semua sumber referensi yang kita pakai saat membuat karya tulis. Caranya, adalah dengan menuliskan kutipan dan daftar Pustaka dengan benar. Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak yang kesulitan menerapkan penulisan daftar Pustaka dan kutipan yang benar. Apakah kamu salah satunya?

Ya, menulis kutipan dan daftar pustaka memang bukanlah sesuatu yang mudah apalagi jika belum pernah mencobanya sama sekali. Banyaknya aturan kadang malah membuat orang semakin bingung tentang cara penulisannya. Namun, kalau kita tidak menulis sumber dengan benar, maka karya kita bisa terdeteksi sebagai plagiat. Jadi mau tidak mau, kita harus benar-benar teliti tentang hal satu ini. Sudah siap belajar? simak video ini sampai selesai, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

Referensi dalam karya tulis ilmiah akan berdampak pada kredibilitas karya itu sendiri. Oleh sebab itu, pemilihan serta penulisan kutipan dan daftar pustaka yang tepat menjadi sangat penting. Ada beberapa jenis gaya penulisan referensi,  yaitu APA (American Pshycological Association) MLA (Modern Language Association), dan Harvard. Ketiga jenis gaya tersebut sering dipakai dalam perguruan tinggi. Namun untuk tingkat Sekolah menengah atas biasanya yang dipelajari adalah dasar-dasar penulisan rujukan sesuai buku ajar tingkat SMA dari kemdikbud.

Walaupun masing-masing gaya memliki perbedaan teknis penulisan, namun semuanya memiliki kesamaan tujuan penulisan referensi. Yaitu: Agar memperkuat teori dan argumentasi, menghindari plagiarisme, menghargai karya orang lain, dan memberikan informasi kepada pembaca.

Pada materi    ini, kita akan belajar bersama teknik penulisan kutipan dan daftar pustaka yang sering dibahas dalam modul pembelajaran tingkat SMA.

Pertama Pembahasan Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau reference adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tugas akhir, laporan, thesis,dan penelitian yang ditempatkan di halaman terakhir suatu karya tulis.

Apa saja fungsi menulis daftar Pustaka?

Selain menghindari penulis dari plagiarisme, daftar pustaka juga punya fungsi lain yang tidak kalah penting,

Pertama, daftar pustaka diperlukan sebagai sumber rujukan untuk memastikan kebenaran data yang diambil. Dengan demikian, karya tulis yang kita buat dapat dipercaya kebenarannya.

Kedua, daftar pustaka dapat memberikan referensi tambahan bagi pembaca yang tertarik akan karya tulis. Pembaca tersebut dapat mencari bacaan yang diperlukannya dengan melihat daftar pustaka.

Ketiga, sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih penulis terhadap karya-karya yang dijadikannya acuan, sebab telah membantunya menyelesaikan karya tulisnya.

Jadi, adanya daftar pustaka bukan sekadar untuk memenuhi kelengkapan penulisan saja. Karena sangat pentingnya daftar pustaka dalam penulisan karya tulis ilmiah, maka penulisannya pun tidak boleh asal-asalan. Terdapat aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam penulisan daftar pustaka.

Apa saja aturan tersebut?

1.      Daftar Pustaka disusun secara alfabetis. Artinya, urutan penulisannya disesuaikan dengan urutan alfabet.

2.      Pengetikan untuk setiap buku (sumber) menggunakan spasi tunggal (satu spasi)

3.      Pengetikan disusun dengan menggunakan identitas gantung, yakni diawali dari margin kiri dan kata/kalimat selanjutnya diteruskan dengan menjorok ke dalam sejauh 5 ketukan (5 karakter)

4.      Jarak spasi antara sumber sumber satu dengan yang lain adalah 1,5 spasi.

5.      Secara umum, urutan penulisan daftar Pustaka adalah: Nama pengarang (diakhiri dengan titik). Tahun penerbitan (diakhiri dengan titik). Judul buku/karangan ditulis dengan huruf miring (italic), dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Kota tempat penerbit dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:)

6.      Sedang buku-buku yang tidak ada pengarangnya, termasuk Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, dan sejenisnya diletakkan pada urutan paling bawah.

7.      Nama penulis yang terdiri dari dua kata atau lebih, penulisannya dibalik dengan mendahulukan kata terakhir, diikuti singkatan nama nama depan.

  1. Gelar penulis (gelar akademis/kebangsawanan/keagamaan) tidak perlu dicantumkan

 

Ada banyak sekali jenis rujukan yang dapat kita pakai dalam proses menulis karya tulis. Di kesempatan ini kita akan mempelajari rujukan yang sering dipakai. Antara lain, buku, dokumen pemerintah, majalah atau koran dan internet.

1.      Penulisan referensi dari buku.

Contoh: 

Judul buku: Cerdas Berbahasa Indonesia

Penulis: Engkos Kosasih

Tahun terbit: 2008

Penerbit: Erlangga

Kota Terbit: Jakarta

Jika dijadikan daftar Pustaka menjadi:

Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada contoh di atas, nama pengarangnya dibalik. tiap bagiannya dipisah dengan tanda titik (.). Untuk kota dan nama penerbit, dipisah dengan tanda titik dua (:)

Dan, Jika sampai dua baris, maka baris kedua menjorok ke dalam sejauh 5 ketukan (5 karakter).

Perhatikan contoh daftar pustaka berikut:

Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia, Kajian Arah Tata Bahasa Deskripstif.    Jakarta: Bumi Aksara.

Kemudian bagaimana jika penulisnya lebih dari satu?

Jika sumbernya memiliki 2 atau 3 pengarang, maka semua nama tetap ditulis dan nama pengarang pertama saja yang dibalik.

Contoh:

Triyatno, A.H., dan Agung Barizi. 2000. Belajar Ilmu Statistika. Bandung: PT. Gramedia.

 

Jika buku yang digunakan memiliki 4 pengarang atau lebih, maka  tidak perlu menulis semuanya. Tulislah nama pengarang pertama saja, lalu diikuti dengan ‘dkk’ yang berarti ‘dan kawan-kawan’

Contoh:

.Hermanto, Rudi, dkk. 2003. Bisnis dan Investasi. Yogyakarta: Laksana Putra.

Jika menggunakan 2  sumber buku atau lebih yang kebetulan nama pengarangnya sama, maka urutkan menurut tahun terbit.

Perhatikan Contoh daftar pustaka berikut:

Irfanto, D. 2001. Belajar Pemrograman Web. Jakarta: PT. Indo Media.

Irfanto, D. 2002. Algoritma Robotik. Jakarta: PT. Indo Media.

Selain dari buku, referensi karya tulis dapat pula kita peroleh dari artikel di majalah/koran. Cara penulisannya adalah sebagai berikut. Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata dan dicetak miring. Ingat ya, yang dicetak miring nama majalah, bukan judul artikel. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.

Contoh:

Widodo, S. 4 Juli 2011. Kebebasan Pers dalam Makna Kekinian. Jawa Pos, hlm.4

Jika rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit (tanpa penulis tanpa Lembaga), judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan     Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

Jika rujukan berasal dari artikel dalam internet berbasis jurnal tercetak, cara pnulisannnya seperti rujukan dari artikel jurnal tercetak, tetapi diikuti dengan keterangan on line, alamat situs, dang tanggal akses. Volume, nomor terbitan, dan nomor halaman dicantumkan setelah kata on line.

Berikut contoh penulisannya:

Mappiare, A. 2009. Budaya Konsumsi Remaja-Pelajar di Tiga Kota Metropolitan Pantai Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), 16 (1): 12-21, tersedia: http://www.um.ac, diunduh 20 Desember 2020.

 

Jika rujukan berasal dari internet berupa karya individual, nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan on line dalam kurung, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut, disertai dengan keterangan kapan diunduh.

Contoh:

Wanto, Sugeng. 2013. Pemimpin Berkarakter Ulul Albab. (Online). tersedia: http://waspadamedan.com, diunduh 10 September 2020.

Atau bisa juga menggunakan format yang lebih singkat:

Wanto, Sugeng.2013.Pemimpin Berkarakter Ulul Albab di http://waspadamedan.com (akses 10 September 2020)

 

Selain penulisan daftar Pustaka, ada satu hal lagi nih yang patut kita perhatikan agar kita terhindar dari plagiat, yaitu penulisan kutipan. Mengutip diartikan sebagai mengambil perkataan atau kalimat dari buku baik fiksi atau non fiksi. Dalam kutipan, yang ditulis hanyalah nama terakhir pengarang. Bukan nama lengkap pengarang.

Secara umum. Kutipan dibedakan menjadi 2 Jenis Yaitu:

1.      Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin sesuai dengan aslinya.

Kutipan langsung pada format APA ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun terbit, dan halaman kalimat/teks yang dikutip.

Contoh:

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).

2.      Kutipan tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip dengan menggunakan kata-kata penulis/peneliti sendiri.

 Penulisan Kutipan Tidak Langsung Pada format APA, kutipan tidak langsung dituliskan dalam kalimat/teks dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan, tanpa menuliskan halaman karya yang dikutip. Nama penulis disebutkan dalam kalimat

Contoh:

Seperti yang dijabarkan oleh Gorys Keraf (1983) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan dengan tujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar percaya akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yangdikatakan penulis.

Jika terdapat dua penulis, maka nama terakhir kedua penulis ditulis dengan dipisahkan oleh konjungs dan.

Contoh: Mitchell dan Smith (2017) berpendapat …

            ………. (Mitchell dan Smith, 2017).

Jika terdapat tiga , empat atau lima penulis, untuk penulisan pertama semua nama akhir pengarang harus ditulis.

Missal: Mitchell, Smith, dan Thomson (2017) berpendapat …..

            ……( Mitchell, Smith, dan Thomson, 2017)

Untuk penulisan selanjutnya, bisa disingkat hanya dengan menuliskan nama akhir pengarang pertama dan diikuti dengan singkatan dkk.

Mitchell dkk (2017) berpendapat …

…. (Mitchell dkk, 2017).

Jika terdapat 6 penulis, maka yang ditulis hanya nama akhir pengarang pertama dan diikuti singkatan dkk.

Demikian pembahasan penulisan referensi kali ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...