Minggu, 29 Mei 2022

Karya Tulis Ilmiah (Bagian III) -Menulis Rujukan (Daftar Pustaka dan Kutipan)

 

Assalamualaikum wr. Wb. salam sejahtera utuk kita semua, semoga kita tetap diberikan Kesehatan serta tetap semangat belajar di manapun, kapanpun dan bagaimanapun. Sahabat, pernahkah kalian mendengar istilah plagiat? Plagiat adalah pengambilan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya seolah-olah karangan sendiri. Hal ini bisa terjadi karena penulis tidak mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan yang dibuatnya. Dalam dunia sekolah pun, kita bisa saja terjebak dalam keadaan ini jika tidak mampu menuliskan sumber referensi dari makalah yang dibuat dengan baik dan benar. Jadi, wajib untuk kita menelaah betul-betul sumber referensi dari karya tulis kita dan menuliskan semua sumber referensi yang kita pakai saat membuat karya tulis. Caranya, adalah dengan menuliskan kutipan dan daftar Pustaka dengan benar. Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak yang kesulitan menerapkan penulisan daftar Pustaka dan kutipan yang benar. Apakah kamu salah satunya?

Ya, menulis kutipan dan daftar pustaka memang bukanlah sesuatu yang mudah apalagi jika belum pernah mencobanya sama sekali. Banyaknya aturan kadang malah membuat orang semakin bingung tentang cara penulisannya. Namun, kalau kita tidak menulis sumber dengan benar, maka karya kita bisa terdeteksi sebagai plagiat. Jadi mau tidak mau, kita harus benar-benar teliti tentang hal satu ini. Sudah siap belajar? simak video ini sampai selesai, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

Referensi dalam karya tulis ilmiah akan berdampak pada kredibilitas karya itu sendiri. Oleh sebab itu, pemilihan serta penulisan kutipan dan daftar pustaka yang tepat menjadi sangat penting. Ada beberapa jenis gaya penulisan referensi,  yaitu APA (American Pshycological Association) MLA (Modern Language Association), dan Harvard. Ketiga jenis gaya tersebut sering dipakai dalam perguruan tinggi. Namun untuk tingkat Sekolah menengah atas biasanya yang dipelajari adalah dasar-dasar penulisan rujukan sesuai buku ajar tingkat SMA dari kemdikbud.

Walaupun masing-masing gaya memliki perbedaan teknis penulisan, namun semuanya memiliki kesamaan tujuan penulisan referensi. Yaitu: Agar memperkuat teori dan argumentasi, menghindari plagiarisme, menghargai karya orang lain, dan memberikan informasi kepada pembaca.

Pada materi    ini, kita akan belajar bersama teknik penulisan kutipan dan daftar pustaka yang sering dibahas dalam modul pembelajaran tingkat SMA.

Pertama Pembahasan Daftar Pustaka

Daftar pustaka atau reference adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang digunakan sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti makalah, skripsi, tugas akhir, laporan, thesis,dan penelitian yang ditempatkan di halaman terakhir suatu karya tulis.

Apa saja fungsi menulis daftar Pustaka?

Selain menghindari penulis dari plagiarisme, daftar pustaka juga punya fungsi lain yang tidak kalah penting,

Pertama, daftar pustaka diperlukan sebagai sumber rujukan untuk memastikan kebenaran data yang diambil. Dengan demikian, karya tulis yang kita buat dapat dipercaya kebenarannya.

Kedua, daftar pustaka dapat memberikan referensi tambahan bagi pembaca yang tertarik akan karya tulis. Pembaca tersebut dapat mencari bacaan yang diperlukannya dengan melihat daftar pustaka.

Ketiga, sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima kasih penulis terhadap karya-karya yang dijadikannya acuan, sebab telah membantunya menyelesaikan karya tulisnya.

Jadi, adanya daftar pustaka bukan sekadar untuk memenuhi kelengkapan penulisan saja. Karena sangat pentingnya daftar pustaka dalam penulisan karya tulis ilmiah, maka penulisannya pun tidak boleh asal-asalan. Terdapat aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam penulisan daftar pustaka.

Apa saja aturan tersebut?

1.      Daftar Pustaka disusun secara alfabetis. Artinya, urutan penulisannya disesuaikan dengan urutan alfabet.

2.      Pengetikan untuk setiap buku (sumber) menggunakan spasi tunggal (satu spasi)

3.      Pengetikan disusun dengan menggunakan identitas gantung, yakni diawali dari margin kiri dan kata/kalimat selanjutnya diteruskan dengan menjorok ke dalam sejauh 5 ketukan (5 karakter)

4.      Jarak spasi antara sumber sumber satu dengan yang lain adalah 1,5 spasi.

5.      Secara umum, urutan penulisan daftar Pustaka adalah: Nama pengarang (diakhiri dengan titik). Tahun penerbitan (diakhiri dengan titik). Judul buku/karangan ditulis dengan huruf miring (italic), dengan huruf besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Kota tempat penerbit dan nama penerbit dipisahkan dengan titik dua (:)

6.      Sedang buku-buku yang tidak ada pengarangnya, termasuk Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, dan sejenisnya diletakkan pada urutan paling bawah.

7.      Nama penulis yang terdiri dari dua kata atau lebih, penulisannya dibalik dengan mendahulukan kata terakhir, diikuti singkatan nama nama depan.

  1. Gelar penulis (gelar akademis/kebangsawanan/keagamaan) tidak perlu dicantumkan

 

Ada banyak sekali jenis rujukan yang dapat kita pakai dalam proses menulis karya tulis. Di kesempatan ini kita akan mempelajari rujukan yang sering dipakai. Antara lain, buku, dokumen pemerintah, majalah atau koran dan internet.

1.      Penulisan referensi dari buku.

Contoh: 

Judul buku: Cerdas Berbahasa Indonesia

Penulis: Engkos Kosasih

Tahun terbit: 2008

Penerbit: Erlangga

Kota Terbit: Jakarta

Jika dijadikan daftar Pustaka menjadi:

Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia. Jakarta: Erlangga

Sesuai dengan aturan penulisan daftar pustaka yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada contoh di atas, nama pengarangnya dibalik. tiap bagiannya dipisah dengan tanda titik (.). Untuk kota dan nama penerbit, dipisah dengan tanda titik dua (:)

Dan, Jika sampai dua baris, maka baris kedua menjorok ke dalam sejauh 5 ketukan (5 karakter).

Perhatikan contoh daftar pustaka berikut:

Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia, Kajian Arah Tata Bahasa Deskripstif.    Jakarta: Bumi Aksara.

Kemudian bagaimana jika penulisnya lebih dari satu?

Jika sumbernya memiliki 2 atau 3 pengarang, maka semua nama tetap ditulis dan nama pengarang pertama saja yang dibalik.

Contoh:

Triyatno, A.H., dan Agung Barizi. 2000. Belajar Ilmu Statistika. Bandung: PT. Gramedia.

 

Jika buku yang digunakan memiliki 4 pengarang atau lebih, maka  tidak perlu menulis semuanya. Tulislah nama pengarang pertama saja, lalu diikuti dengan ‘dkk’ yang berarti ‘dan kawan-kawan’

Contoh:

.Hermanto, Rudi, dkk. 2003. Bisnis dan Investasi. Yogyakarta: Laksana Putra.

Jika menggunakan 2  sumber buku atau lebih yang kebetulan nama pengarangnya sama, maka urutkan menurut tahun terbit.

Perhatikan Contoh daftar pustaka berikut:

Irfanto, D. 2001. Belajar Pemrograman Web. Jakarta: PT. Indo Media.

Irfanto, D. 2002. Algoritma Robotik. Jakarta: PT. Indo Media.

Selain dari buku, referensi karya tulis dapat pula kita peroleh dari artikel di majalah/koran. Cara penulisannya adalah sebagai berikut. Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan dan tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata dan dicetak miring. Ingat ya, yang dicetak miring nama majalah, bukan judul artikel. Nomor halaman disebut pada bagian akhir.

Contoh:

Widodo, S. 4 Juli 2011. Kebebasan Pers dalam Makna Kekinian. Jawa Pos, hlm.4

Jika rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang diterbitkan oleh suatu penerbit (tanpa penulis tanpa Lembaga), judul atau nama dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan dokumen, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh:

Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989 tentang Sistem Pendidikan     Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.

Jika rujukan berasal dari artikel dalam internet berbasis jurnal tercetak, cara pnulisannnya seperti rujukan dari artikel jurnal tercetak, tetapi diikuti dengan keterangan on line, alamat situs, dang tanggal akses. Volume, nomor terbitan, dan nomor halaman dicantumkan setelah kata on line.

Berikut contoh penulisannya:

Mappiare, A. 2009. Budaya Konsumsi Remaja-Pelajar di Tiga Kota Metropolitan Pantai Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), 16 (1): 12-21, tersedia: http://www.um.ac, diunduh 20 Desember 2020.

 

Jika rujukan berasal dari internet berupa karya individual, nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan diberi keterangan on line dalam kurung, dan diakhiri dengan alamat sumber rujukan tersebut, disertai dengan keterangan kapan diunduh.

Contoh:

Wanto, Sugeng. 2013. Pemimpin Berkarakter Ulul Albab. (Online). tersedia: http://waspadamedan.com, diunduh 10 September 2020.

Atau bisa juga menggunakan format yang lebih singkat:

Wanto, Sugeng.2013.Pemimpin Berkarakter Ulul Albab di http://waspadamedan.com (akses 10 September 2020)

 

Selain penulisan daftar Pustaka, ada satu hal lagi nih yang patut kita perhatikan agar kita terhindar dari plagiat, yaitu penulisan kutipan. Mengutip diartikan sebagai mengambil perkataan atau kalimat dari buku baik fiksi atau non fiksi. Dalam kutipan, yang ditulis hanyalah nama terakhir pengarang. Bukan nama lengkap pengarang.

Secara umum. Kutipan dibedakan menjadi 2 Jenis Yaitu:

1.      Kutipan Langsung

Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin sesuai dengan aslinya.

Kutipan langsung pada format APA ditulis dengan menyebutkan nama pengarang, tahun terbit, dan halaman kalimat/teks yang dikutip.

Contoh:

Argumentasi adalah suatu bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain, agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).

2.      Kutipan tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip dengan menggunakan kata-kata penulis/peneliti sendiri.

 Penulisan Kutipan Tidak Langsung Pada format APA, kutipan tidak langsung dituliskan dalam kalimat/teks dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan, tanpa menuliskan halaman karya yang dikutip. Nama penulis disebutkan dalam kalimat

Contoh:

Seperti yang dijabarkan oleh Gorys Keraf (1983) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan dengan tujuan mempengaruhi keyakinan pembaca agar percaya akan pendapat penulis bahkan mau melakukan apa yangdikatakan penulis.

Jika terdapat dua penulis, maka nama terakhir kedua penulis ditulis dengan dipisahkan oleh konjungs dan.

Contoh: Mitchell dan Smith (2017) berpendapat …

            ………. (Mitchell dan Smith, 2017).

Jika terdapat tiga , empat atau lima penulis, untuk penulisan pertama semua nama akhir pengarang harus ditulis.

Missal: Mitchell, Smith, dan Thomson (2017) berpendapat …..

            ……( Mitchell, Smith, dan Thomson, 2017)

Untuk penulisan selanjutnya, bisa disingkat hanya dengan menuliskan nama akhir pengarang pertama dan diikuti dengan singkatan dkk.

Mitchell dkk (2017) berpendapat …

…. (Mitchell dkk, 2017).

Jika terdapat 6 penulis, maka yang ditulis hanya nama akhir pengarang pertama dan diikuti singkatan dkk.

Demikian pembahasan penulisan referensi kali ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.

Karya Tulis Ilmiah (Bagian II) - Stuktur dan Sistematika

 

Assalamualaikum wr. Wb. Hai sahabat semua. Kembali lagi dengan Bu Iva di Galeri Bahasa. Kali ini kita akan meneruskan materi kita kemarin yaitu karya tulis ilmiah.

Seperti pembahasan kita sebelumnya, berdasarkan bentuk penyajiannya, karya ilmiah dapat dibedakan menjadi tiga bentuk. Yaitu karya ilmiah popular, karya ilmiah semi formal dan karya ilmiah formal. Setiap bentuk karya ilmiah tersebut mempunyai karakteristik dan kelengkapan struktur masing-masing.

Karya ilmiah popular bentuknya manasuka. Ragam bahasanya santai atau popular, topic dan bahasanya pun sudah akrab dan menyenangkan bagi sebagian besar orang. Karya ilmiah popular umumnya dijumpai di media massa, seperti Koran atau majalah dalam bentuk artikel. Misal ada artikel tentang Virus Covid-19. Di artikel tersebut menjelaskan sejarah penemuan virus Covid-19, masa inkubasi, cara penularan dan pencegahan tertular virus tersebut dan sebagainya. Semua pernyataan dan artikel tersebut bersumber dari hasil penelitian. Namun, diungkapkan dengan bahasa yang santai agar lebih dapat diterima oleh masyarakat secara luas. Itulah yang dinamakan dengan karya ilmiah popular.

Kemudian bagaimana dengan karya ilmiah semi formal? Dalam karya ilmiah semi formal, ada beberapa poin yang harus dipenuhi. Tidak manasuka lagi seperti karya ilmiah popular tadi. Poin-poin tersebut antara lain:

Halaman judul, kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, pembahasan, simpulan dan daftar pustaka. Contoh karya tulis ilmiah semi formal antara lain laporan kegiatan dan makalah. Sedangkan untuk karya ilmiah bentuk formal harus lebih lengkap lagi meliputi judul, tim pembimbing, kata pengantar, abstrak, daftar isi, pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, pembahasan, simpulan dan saran, daftar pustaka dan terakhir lampiran.

Nah, kali ini kita akan bahas beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah semi formal maupun formal.

1.      Judul

Judul dalam karya tulis ilmiah harus dirumuskan dengan jelas dan lengkap yang menggambarkan isi dari karya tulis tersebut. Contoh judul, Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri. Jadi harus jelas apa variable yang diteliti dan siapa subjek penelitian tersebut. Kemudia bagaimana penulisan judul? Penulisan judul dapat dilakukan dengan dua cara. Pertama, dengan menggunakan huruf capital semua. Kedua, dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf pertamanya. Namun, untuk cara kedua ini, kata penggabung atau konjungsi seperti dengan, dan, serta kata-kta depan seperti di, dari, ke, huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf capital. Selain itu, Di akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apapun, termasuk titik ataupun koma.

2.      Bagian kedua yang kita bahas yaitu pendahuluan. Bagian pendahuluan mencakup latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah, tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.

a.       Pertama kita bahas latar belakang. Latar belakang dalam karya tulis ilmiah harus bisa menjelaskan mengapa penting permasalahan tersebut dibahas. Idealnya, latar belakang berisikan kesenjangan antara harapan dan realita. Misal dari judul di atas tadi, Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri, kita buat minimal 3 paragraf. Saya bilang minimal ya. jadi lebih banyak paragraf tidak masalah asalkan tidak keluar dari topic. Paragraf pertama berisikan harapan seharusnya para siswa berkemampuan menulis cerpen. Kita tunjukkan manfaat memiliki keterampilan menulis, tak terkecuali menulis cerpen. Di paragraf kedua, kita tunjukkan realitanya bagaimana? Namun, nah, Bu Iva suka menggunakan kata namun ini di paragraf kedua. Setelah kita lihat banyaknya manfaat menulis cerpen, namuuun. Dari beberapa data yang kita kumpulkan ternyata banyak siswa yang masih bingung bagaimana memunculkan ide karena media yang mereka gunakan masih menggunakan media sederhana hanya bersumber dari narasi guru. Dan di paragraf ketiga, kita tawarkan bahwa terdapat banyak pilihan media yang mampu membantu siswa untuk lebih mudah menulis cerpen, salah satunya dengan menggunakan media komik. Maka, berdasarkan masalah tersebut perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri. Jadi begitu ya, cara mudah membuat latar belakang masalah yang sederhana. Harapan, realita, kesimpulan.

b.      Yang kedua yaitu perumusan masalah. Masalah adalah sesuatu yang dianggap perlu pemecahan oleh penulis. Rumusan masalah umumnya disajikan dalam bentuk pertanyaan mengapa dan bagaimana. Karena dengan dua kata Tanya itulah penulis melakukan langkah-langkah pemecahan. Contoh rumusan masalah:

a.       Bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri tanpa menggunakan media komik?

b.       Bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri dengan menggunakan media komik?

c.       Seberapa signifikankah pengaruh media komik terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri?

 

c.       Bagian pendahuluan selanjutnya yaitu tujuan. Tujuan merupakan pernyataan mengenai fokus pembahasan di dalam penulisan karya tulis ilmiah. Dengan demikian, harus sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.

Contoh tujuan:

Tujuan penelitian ini adalah sebagai berikut:

1.      Untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri tanpa menggunakan media komik.

2.      Untuk mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri yang pembelajarannya menggunakan media komik.

3.      Untuk mengetahui kesignifikanan pengaruh media komik terhadap kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri.

d.      Bagian pendahuluan selanjutnya yaitu manfaat penulisan. Di bagian ini, penulis meyakinkan kepada pembaca tentang manfaat atau kegunaan dari penulisan karya ilmiah tersebut.

 

Selanjutnya kita bahas bab kedua yaitu kerangka teoretis atau disebut juga kajian pustaka atau landasan teori. Bagian ini berisi identifikasi dan kajian berbagai teori yang relevan/sesuai dengan topik. Misalnya, judul karya tulis kita tadi Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri. Dari judul tersebut, teori-teori yang perlu kita cantumkan di bagian ini antara lain: belajar, pembelajaran sastra, media pembelajaran, teori menulis, dan terakhir teori tentang cerpen, karena ujung pembahasan kita adalah menulis cerpen. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian terdahulu , tentunya penelitian yang relevan dengan topik kita. Langkah ini penting guna menmabh wawasan baru yang telah ada sebelumnya. Selain itu, langkah ini juga akan menghindarkan kita dari adanya duplikasi.

Selanjutnya kita masuk ke bab 4 yaitu metodologi penelitian. Metode penelitian perlu dicantumkan untuk karya tulis yang merupakan hasil penelitian. Metodologi penelitian artinya prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan sampai dengan pelaporannya.

Saat ini, metode penelitian memang belum banyak digunakan di bangku sekolah. Namun, kalau kalian lanjut kuliah dan bertemua dengan skripsi, metode penelitian akan sangat berdampak terhadap hasil skripsi kamu.  Metode-metode tersebut adalah:

1. Metode Eksperimental

Penelitian menggunakan metode eksperimental akan mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, mulai dari survei, observasi, hingga wawancara. Bedanya, metode ini akan membagi objek penelitiannya menjadi dua kelompok—kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.

Kedua kelompok diusahakan untuk memiliki karakteristik yang semirip mungkin. Kelompok eksperimen akan menerima perlakuan baru dari peneliti, sementara kelompok kontrol tidak.

Nantinya, data akan terhimpun sesuai dengan cara pengumpulannya. Yang menjadi garis besar dari penelitian ini ialah hasil dari perlakuan baru terhadap kelompok eksperimen. Apabila hasilnya tidak memiliki perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok kontrol, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan baru tersebut tidak memiliki pengaruh signifikan juga.

Dari penjelasan tersebut, berarti contoh judul yang kita gunakan tadi, Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri, adalah contoh penelitian yang bisa menggunakan metode eksperimental karena ada dua kelompok yang mendapat perlakukan berbeda. Kelompok pertama (kelompok eksperimen menggunakan media komik untuk menulis cerpen) sedangkan kelompok kedua (kelompok control) tidak menggunakan media komik untuk menulis cerpen.

2. Metode Longitudinal

Penelitian menggunakan metode longitudinal akan mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, namun yang paling umum dilakukan ialah survei. Sampel penelitian akan diberikan kuesioner/angket yang harus diisi. Kemudian, dalam jangka waktu tertentu setelah melakukan survei yang pertama, peneliti akan melakukan survei kedua, dan seterusnya untuk kemudian mencari perubahan yang terjadi. Tidak ada ketentuan berapa kali peneliti harus mengulang surveinya, namun, biasanya dilakukan paling tidak sebanyak dua kali.

3. Metode Deskriptif

Sesuai dengan namanya, dalam penelitian dengan metode deskriptif, peneliti akan mendeskripsikan suatu fenomena dengan berdasarkan pada pengalaman partisipan riset serta hasil observasi yang telah dilakukannya. Data yang terhimpun disebut data deskriptif/data naratif. Selain menggunakan observasi pada saat mengumpulkan data, cara lain yang lazim digunakan adalah wawancara.

4. Metode Studi Kasus

Penelitian yang menggunakan metode studi kasus biasanya memperoleh data yang dibutuhkan lewat berbagai cara, dimulai dari wawancara, observasi, ataupun pemeriksaan dokumen. Perbedaan dari metode ini dengan metode yang lainnya adalah lingkup penelitian yang lebih terbatas, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitiannya secara lebih mendalam.

 

Struktur selanjutnya yaitu pembahasan. Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya tulis ilmiah yang didasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penulisan yang dikemukakakan di bab 1 pendahuluan tadi. Pembahasan dapat dilengkapi dengan sarana pembantu seperti table dan grafik. Table dan grafik menjadi cara efektif agar data dan informasi lebih mudah dibaca dan disimpulkan.

Bagian selanjutnya yaitu simpulan dan saran. Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sintesis dari keseluruhan unsur penulsian karya ilmiah yang mencakup pendahuluan, landasan teori, metodologi penelitian dan temuan penelitian/pembahasan.  Sedangkan saran berisikan rekomendasi-rekomendasi kepada pihak terkait yang berhubungan dengan temuan penelitian.

Bagian selanjutnya, terdapat daftar pustaka. Yaitu bagian yang memuat semua kepustakaan yang kita gunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah.

Dan bagian terakhir adalah lampiran. Bagian ini berisi data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi uraian yang telah disajikan dalam karya tulis ilmiah.

Kita akhiri sampai di sini dulu pembelajaran kita kali ini.  Jangan lupa membunyikan lonceng karena akan ada jilid ketiga untuk materi karya ilmiah. Jadi, jangan sampai ketinggalan ya. Sekian terimakasih. Semoga bermanfaat, tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb. 

Karya Tulis Ilmiah - Pengertian, Ciri-Ciri, Jenis dan Sistematika

 

        Assalamualaikum Wr. Wb. Hai sahabat. Masih full semangatnya ya belajar Bahasa Indonesia bersama Galeri Bahasa? Berbicara belajar Bahasa Indonesia, sebenarnya apa saja sih yang harus kita pelajari? Dalam Bahasa Indonesia, ada 4 keterampilan dasar yang harus dikuasai oleh siswa. Pertama, keterampilan menyimak, kedua keterampilan membaca, ketiga keterampilan berbicara dan ke empat keterampilan menulis. Dari kempat keterampilan tersebut keterampilan menulislah yang dianggap paling sulit dan perlu mendapat perhatian lebih. 

 

        Keterampilan menulis merupakan keterampilan yang sangat kompleks, siswa tidak hanya menuangkan ide tetapi, siswa juga dituntut untuk menuangkan gagasan, konsep, perasaan, dan kemauan secara sistematis. Lalu, bagaimana perkembangan budaya menulis di Indonesia? Perkembangan budaya menulis dapat kita lihat dari seberapa banyak buku yang diterbitkan. Banyaknya buku yang diterbitakan per tahun oleh suatu negara juga menjadi salah satu tolok ukur kemajuan suatu bangsa. Indonesia pernah mengalami krisis buku pada tahun 1973 di mana tak ada satu pun buku terbit pada tahun itu. Sampai tahun 2012 pun buku yang diterbitakan di Indonesia juga masih tergolong rendah, yaitu 18 ribu per tahun. Namun, di tahun 2015 Ikatan Penerbit Indonesia merilis hasil riset tentang perbukuan, ketika Indonesia menjadi tamu kehormatan di gelaran Frankfurt Book Fair 2015. Dalam riset tersebut menunjukan adanya peningkatan jumlah buku yang diterbitkan dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, yaitu lebih dari 30 ribu judul buku yang diterbitkan setiap tahun di Indonesia. Dan di tahun 2019, berdasarkan data yang diterbitkan oleh London Book Fair, Indonesia ternyata mampu menempati peringkat pertama sebagai negara penerbit buku paling produktif di Asean. Hal tersebut cukup menunjukkan optimisme, bahwa karya tulis mulai mewarnai budaya literasi kita.

 

        Nah, di semester dua ini kita akan lebih mendalami salah satu jenis karya tulis, yaitu Karya Tulis Ilmiah/biasa disingkat dengan KTI. Karya Tulis Ilmiah seharusnya sudah tidak terlalu asing lagi di dunia pendidikan. Karena sejak SMP pun sudah banyak Organisasi KIR/Kelompok Ilmiah Remaja yang digiatkan di lingkungan sekolah. Bu, saya sama sekali nggak pernah ikut organisasi seperti ituu. Saya nggak bisa buuu. Tenang. Jangan horror dulu ya mendengar Karya Tulis Ilmiah. Memang kelihatannya sulit. Saya bilang kelihatannya. Karena jika kita mulai belajar berpikir sistematis, Karya Tulis Ilmiah justru menjadi materi yang menantang bagi kita. Bagaimana? Sudah siap mendalami Karya Tulis Ilmiah? Simak video ini sampai habis. Siapkan buku catatan kalian, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

 

Karya Tulis Ilmiah (KTI) adalah hasil penelitian dan pengembangan, tinjauan, ulasan, kajian, atau pemikiran oleh perseorangan atau kelompok yang disajikan dalam bentuk tertulis dan disusun secara sistematis serta berlandaskan kaidah ilmiah.

Dari pengertian tersebut, ada 3 kata kunci yang dapat kita simpulkan dari karya tulis ilmiah, yaitu 1. Berupa tulisan, 2. Sistematis, artinys tersistem, teratur dan tersusun. Ketiga, berdasarkaan pola penalaran/kaidah keilmiahan.

 

Karakteristik Karya Tulis Ilmiah antara lain

  1. Tulisan yang dibuat harus mengacu pada teori. Teori dibutuhkan sebagai landasan berfikir dalam pembahasan suatu masalah.
  2. Harus lugas, artinya tidak emosional, tidak kritis, dan tidak menimbulkan Interprestasi lain.
  3. Kemudian juga harus logis, artinya mengacu pada pembahasan yang masuk akal. Tulisan tidak memuat hal-hal yang janggal atau tidak bisa dibuktikan kebenarannya, serta tidak boleh di luar nalar manusia.
  4. Efisien, artinya mempergunakan kata, kalimat dan bahasa yang baik, sesuai, dan mudah dipahami.
  5. Efektif, artinya tulisan-tulisan yang dibuat harus padat dan ringkas. Tidak boleh bertele-tele atau memasukkan opini-opini yang tidak penting.
  6. Objektif, artinya berdasarkan pada fakta, dalam hal ini kerangka karya tulis ilmiah bersifat konkrit dan benar adanya, tidak mengada-ada.
  7. Sistematis, artinya baik penulisan dan pembahasan harus Tulisan yang dibuat harus mengacu pada teori. Teori dibutuhkan sebagai landasan berfikir dalam pembahasan suatu masalah.

Adapun beberapa manfaat dari karya tulis ilmiah di tulis/di susun misalnya seperti:

  1. Melatih untuk menggabungkan hasil bacaan dari berbagai sumber.
  2. Penulis mendapat kesempatan berlatih mengintegrasikan hasil bacaan dengan gagasan sendiri.
  3. Mengembangkan pemikiran menjadi lebih matang.
  4. Mengakrabkan penulis dengan kegiatan perpustakaan, seperti menggunakan katalog dalam mencari buku yang diperlukan.
  5. Meningkatkan keterampilan dalam mengorganisasikan dan menyajikan fakta dan data secara jelas dan sistematis.
  6. Dengan menulis karya ilmiah, penulis akan merasakan kepuasan intelektual, yaitu satu kepuasan yang berkaitan dengan kemampuan untuk menyajikan satu pengetahuan.
  7. Dengan menulis karya ilmiah, penulis ikut menyumbang bagi perluasan cakrawala ilmu pengetahuan masyarakat.
  8. Sebagai bahan acuan/penelitian pendahuluan untuk penelitian selanjutnya

 

Karya ilmiah dapat ditulis dalam berbagai bentuk penyajian. Setiap bentuk itu berbeda dalam hal kelengkapan strukturnya. Berdasarkan bentuk penyajiannya karya ilmiah terbagi ke dalam tiga jenis, yaitu:

1.      Bentuk populer, KARYA TULIS ILMIAH POPULER Yaitu pengetahuan ilmiah yang disajikan dengan tampilan format dan bahasa yang lebih enak dibaca & dipahami, fakta yang disajikan harus tetap obyektif dan dijiwai dengan kebenaran dan metode berfikir keilmuan (Suhardjono : 35). Jadi Karya Tulis Ilmiah Populer adalah pengetahuan ilmiah yang disajikan dengan menggunakan bahasa dan kerangka sajian isi yang lebih menarik dan mudah dipahami.. Ragam bahasanya bersifat santai (populer). Kalimat-kalimatnya sederhana, lancar, namun tidak berupa senda gurau dan tidak pula bersifat fantasi (rekaan).

2.      Bentuk semiformal, yaitu karya ilmiah yang digunakan dalam berbagai jenis laporan biasa dan makalah karya ilmiah.

Secara garis besar, karya ilmiah bentuk ini terdiri atas:

1.      Halaman judul

2.      Kata pengantar

3.      Daftar isi

4.      Pendahuluan

5.      Pembahasan

6.      Simpulan

7.      Daftar pustaka

3.      Bentuk formal yaitu karya ilmiah yang disusun dengan memenuhi unsur-unsur kelengkapan akademis secara lengkap, seperti dalam skripsi, tesis, atau disertasi.\

Unsur-unsur karya tulis bentuk formal meliputi hal-hal berikut:

1.      Judul

2.      Tim pembimbing

3.      Kata pengantar

4.      Abstrak

5.      Daftar isi

6.      Bab 1 (pendahuluan)

7.      Bab 2 (kajian pustaka)

8.      Bab 3 (metode penelitian)

9.      Bab 4 (pembahasan)

10.  Bab 5 (simpulan dan saran/rekomendasi)

11.  Daftar pustaka

12.  Lampiran-lampiran

Beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah diuraikan sebagai berikut:

1.      Judul; Penulisan judul dapat dilakukan dua cara yaitu dengan menggunakan huruf kapital semua atau dengan menggunakan huruf kecil kecuali huruf-huruf pertamanya. Kata-kata penggabung, seperti dengan dan tentang serta kata-kata depan seperti di, dari, dan ke huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf kapital.

2.      Pendahuluan; Bagian pendahuluan mencakup: Latar belakang masalah, Perumusan masalah, Tujuan penelitian, Manfaat penelitian, Sistematika penulisan.

3.      Kerangka Teoretis; Kerangka teoretis disebut juga kajian pustaka atau teori landasan.

4.      Metodologi Penelitian; Metodologi penelitian merupakan prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan sumber data, pengolahan, sampai dengan pelaporannya.

5.      Pembahasan; Pembahasan berisi paparan tentang isi pokok karya ilmiah, terkait dengan rumusan masalah/tujuan penulisan yang dikemukakan pada bab pendahuluan.

6.      Simpulan dan Saran; Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sebagai sintesis dari keseluruhan unsur penulisan karya ilmiah. Saran merupakan implikasi berupa pengembangan ilmu pengetahuan, kegunaan yang bersifat praktis dalam penyusunan kebijakan.

7.      Daftar Pustaka; Daftar pustaka memuat semua kepustakaan yang digunakan sebagai landasan dalam karya ilmiah yang terdapat dari sumber tertulis, baik itu yang berupa buku, artikel jurnal, dokumen resmi, maupun sumbersumber lain dari internet.

Nah, struktu-struktur tersebut InsyaAlloh akan kita dalami di video selanjutnya. Jadi, jangan lupa bunyikan lonceng agar kalian tidak ketinggalan pembahasan selanjutnya. Demikian pembahasan kita hari ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.

 

 

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...