Jumat, 08 November 2019

Cerpen "Merupiahkan Jasa Bunda" Karya Najla Syifa Hudzaifah (Kumpulan Cerpen Siswa MA Abdulloh)


                                     Merupiahkan Jasa Bunda
            Kakak! Kakak! Kak Syilla.” teriak Bunda yang terdengar hingga ke penghujung kamar Syilla. Syilla yang saat itu sedang mengerjakan tugas, dengan segera menghampiri Bunda yang sedang memasak di dapur. “Iya,Bun.Ada apa?” tanya Syilla. “Kak, apa harus Bunda mengeraskan volume suara Bunda buat manggil Kakak? apa harus sampai 3 kali Bunda manggil Kakak, baru Kakak menghampiri Bunda?” ujar Bunda dengan tegas. Syilla hanya termenung dan berkaca-kaca ketika Bunda selesai membentaknya. “Iyaa Bun. Maafin Syilla, tadi Syilla lagi mengerjakan tugas, saking fokusanya jadi Syilla tak mendengar begitu jelas suara Bunda.”  jawab Syilla dengan terbata-bata. “Bunda harap, Kakak bisa memahami apa yang Bunda bilang, kakak harus menjadi anak yang berbakti. Yasudah, maafkan Bunda karena tadi sudah berkata kasar. Sekarang Bunda minta tolong Kakak buat jagainArsya, Bunda sayang Kak Syilla.” Bunda Ifa pun memeluk Arsyilla dengan hangat.
            Ya begitulah keseharian gadis cilik yang kini duduk di bangku SD kelas 3. Sebagai anak pertama dan mempunyai adik kecil yang bernama Arsya yang kini  masih berumur 2 tahun, Syilla di didik untuk menjadi seorang kakak yang baik dan mandiri, agar dapat menjadi teladan untuk adiknya.
Keesokan harinya...
            “Ayah, Bunda.. Syilla berangkat sekolah dulu ya! Assalamu’alaikum.” “Iya Nak,hati-hati ya.” ucap Ayah kepada Syilla. “Kak,yang fokus saat guru menerangkan pelajaran. Jangan jajan sembarangan, bekalnya di habiskan.” nasihat Bunda. “Ok Ayah, Ok Bunda!” jawab Syilla dengan semangat dan segera bergegas menuju sekolah.
            Panas mentari pun mulai menyengat tepat di atas kepala dan artinya jam pulang sekolah Syilla kini tlah tiba. Karena jarak antara rumah Syilla dengan sekolahnya berdekatan, Syilla biasa berangakat dan pulang sekolah bersama Latisya, teman sekelasnya, dengan berjalan kaki. Yang kebetulan rumah mereka berada dalam satu kompleks yang sama.  “Huhh.. panas banget ya hari ini.” keluh Syilla sambil mengusap keringat di dahinya. “Iya nih Syill,beli es yuk!” ajak Latisya kepada Syilla.Ketika merogoh saku seragamnya ternyata uang jajannya sudah habis. “Hmmm.. maaf kayakya aku gak beli es deh, kata Bunda gak boleh kebanyakan minum es. Gak baik buat kesehatan.” alasan Syilla kepada Latisya. Walaupun sebenarnya Syilla memang ingin membeli es, namun bagaimana lagi, uang jajannya memang sudah habis. Uang jajan Syilla memang relatif sedikit jika dibanding dengan teman-temannya. Ia hanya diberi uang saku Rp.3000,00. Bunda memang sengaja hanya memberi uang saku yang sedikit kepada Syilla, sebab Bunda mengajarkan Syilla agar bisa belajar hemat dan dapat menyisihkan sedikit uang sakunya untuk ditabung. Walaupun sebenarnya Syilla terlahir dari keluarga yang berkecukupan.
Sesampainya di rumah...
            “Assalamu’alaikum.Bun,Syilla pulang.” ucap Syilla dengan suara yang terdengar lelah. “Wa’alaikumsalam.segera ganti baju Kak, shalat dzuhur, setelah itu makan siang.” perintah Bunda. “Iya,Bun.” jawab Syilla seraya menuju kamar. Setelah selesai makan, Bunda memanggil Syilla. “Kakak!” “Iyaa Bun.” jawab Syilla, “Kak, Bunda minta tolong nanti sore antarkan pesanan kue ke rumah Bu Milla, setelah itu Kakak bantu Bunda beresin rumah ya!” ungkap Bunda sambil menyelesaikan pembuatan kue pesanan. “Iya Bunda.” jawab Syilla.
Bunda Ifa memang memiliki usaha kue kecil-kecilan yang telah dirintis 1 tahun belakang. Tak jarang Syilla juga ikut serta membantu Bunda membuat kue atau sekedar mengantarkan pesanan. Karena hal tersebut, Syilla ingin menjadi seorang koki. Syilla adalah anak yang patuh, Syilla tak pernah membantah nasihat Ayah dan Bunda. Syilla juga anak yang rajin, sopan dan cerdas. Tak heran jika Syilla selalu mendapatkan peringkat 1 di kelasnya. Begitupun dengan Ayah dan Bunda, beliau adalah orangtua yang tegas dan bijak dalam mendidik anak-anaknya. Sehingga, Syilla tumbuh menjadi gadis cilik yang berakhlakul karimah.
            Mentari mulai menyembunyikan sinarnya dan bulan mulai menyapa sang bintang. Seusainya belajar, Syilla bergegas tidur. Ia terlihat begitu lelah. Yap tentu saja, hari ini dipenuhi dengan kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga Arsyilla.
            Embun yang menebarkan bau asa mulai hadir di pagi buta. “Kringg.. kringg.. kringg..” alarm berbunyi tepat pukul 04.30 WIB, bunyi alarm yang selalu membangunkan si cantik Syilla di setiap paginya. Syilla pun segera mandi dan melaksanakan shalat subuh. Setelah shalat subuh, Syilla membantu Bunda untuk membersihkan rumah, walaupun hanya pekerjaan-pekerjaan ringan saja. Seperti menyapu, membersihkan kaca dan membantu Bunda menyiapkan sarapan.
Pukul 06.15 WIB
            “Ayah,Kakak... Ayo sarapan!” ajak Bunda seraya membersihkan piring dengan kain lap. “Bun,hari ini Ayah pulang lebih malam. Soalnya, ada meeting dengan client.” Ungkap Ayah. “Iya Yah, semoga lancar ya Yah.” harap Bunda. “Aminnnnnnn....” ucap Ayah dan Syilla serentak. “Ohiya Kak, karena nanti Ayah pulang malem. Kakak ikut Bunda ke pasar yuk! buat beli bahan-bahan kue.” ajak Bunda bersemangat. “Siap Bunda!” jawab Syilla dengan senyum manisnya. Karena Syilla berfikir jika ia membantu Bunda membuat kue sejak dini, ia akan menjadi koki yang hebat nantinya.
            Sore pun tiba, Bunda Ifa dan Syilla segera bergegas ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Setelah mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan, mereka segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah,pukul 17.00 WIB
            Bunda mulai mempersiapkan peralatan untuk membuat kue, saat itu Bunda yang begitu kerepotan dan untuk kesekian kalinya Bunda meminta tolong kepada Syilla untuk menjaga Arsya, yang saat itu sedang bermain lego di kamar. “Kak,tolong jagain Arsya ya.” Minta Bunda. “Siap Bun.” Jawab Syilla pada Bunda.
            Setelah itu, Syilla pun bergegas ke kamar untuk menjaga Arsya yang sedang bermain lego, dan Syilla juga ikut bermain dengan boneka panda dan beruang kesukaannya. Semakin lama Syilla semakin asyik dengan dunia imajinasinya, sampai-sampai ia lengah terhadap Arsya.Dan tiba-tiba, “Brukkkkkk...!” terdengar suara sesuatu yang terjatuh. Setelah Syilla menoleh ke arah belakang, dan ternyata... suara itu berasal dari Arsya yang terpeleset mainan lego yang berserakan di lantai kamar dan membuatnya menangis begitu kencang. Sampai-sampai Bunda Ifa terkejut dan menghampiri. “Ya Allah.. Arsya!” teriak Bunda yang amat terkejut dengan kejadian itu. Dan Bunda segera menggendong Arsya serta membuatnya tenang. “Kakak gimana sih! kan Bunda minta tolong Kakak untuk menjaga Arsya, kok malah ceroboh seperti ini?!” amarah Bunda yang meluap-luap. “Ma.. maaf Bun,Syilla gak tau kalau Arsya terjatuh.” jawab Syilla dengan terbata-bata. “Kalau Bunda minta tolong yang amanah dong kak!” nasihat bunda dengan nada tinggi kepada Syilla. “Iya Bun,maafkan Syilla.” jawab Syilla dengan perasaan bersalah.
Setelah kejadian itu, tak terasa adzan magrib telah berkumandang. Bunda Ifa dan Syilla pun melaksanakan shalat magrib berjama’ah. 

Waktu menunjukan pukul 19.00 WIB
            Saat Arsya telah tertidur lelap, Bunda mulai menyiapkan bahan-bahan pembuatan kue, untuk segera mengolahnya agar lekas selesai. Karena besok pagi harus di antarkan kepada Bu Ita, pemesan kue. “Kakak..! tolong ambilkan ini.. Kakak! tolong ambilkan itu..!!” perintah Bunda kepada Syilla. Setelah Syilla selesai membantu Bunda, Syilla yang terlihat sangat lelah,segera memasuki kamarnya. “Kenapa sih Bunda selalu minta tolong kepadaku? minta tolong ini, minta tolong itu. Kayaknya ada aja pekerjaan yang harus aku lakukan, padahal Bunda kan tau kalau terkadang aku masih lelah dengan kegiatan-kegiatanku yang lain. Belum lagi harus mendapat omelan di setiap harinya, selalu aku di anggap salah. Dan lagi-lagi Arsya  yang selalu di bela. Apa Bunda emang gak sayang aku?” gumam Syilla dalam hati dengan ekspresi cemberut. “Hmmm.. kalau gini caranya, mending aku buat daftar harga saja deh.” Fikir polos Syilla dengan wajah bahagia. Tanpa fikir panjang, ia pun segera membuat daftar harga yang esok akan ia berikan kepada Bunda Ifa.
                      
Dari     Arsyilla                                                                                        Untuk   Bunda
1.      Jagain adek                                       : Rp.3000
2.      Membereskan rumah                        :Rp.3000
3.      Mengantarkan pesanan kue           :Rp.2000
4.     Menyapu                                           :Rp.2000
5.      Membersihkan kaca                         :Rp.2000
6.     Membantu Bunda ke pasar             :Rp.2000
7.     Membantu membuat kue                 :Rp.3000
Oke.. makasih Bunda J



            Keesokan harinya surat ini pun di berikannya kepada Bunda, seraya pamit berangakat sekolah. “Bun, ini surat buat Bunda. Tapi bacanya setelah Syilla berangkat ya Bun.” ungkap Syilla dengan gugup dan perasaan yang tidak karuan. Namun, ia tetep mengharapkan rupiah-rupiah tersebut diberikan Bunda kepadanya. Setelah Syilla bergegas menuju sekolah, Bunda mulai membaca suratnya. Ketika Bunda membaca surat pemberian Syilla, Bunda Ifa hanya tersenyum. Setibanya Syilla pulang sekolah dan tiba di rumah, Bunda Ifa membalas suratnya dan memberikannya kepada Syilla.
 Dari    Bunda yang selalu menyayangi Syilla                    
 Untuk  Syilla tersayang             
1.      Mengandung selama 9 bulan                      :  GRATIS
2.      Melahirkan Syilla                                        :  GRATIS
3.      Menyusui Syilla                                          :  GRATIS
4.     Menggendong Syilla                                   :  GRATIS
5.      Membesarkan Syilla                                    :  GRATIS
6.     Mendidik Syilla                                           :  GRATIS
Bunda mencintai Syilla,tulus tanpa syarat

L

ove,Bunda..



 




            Setelah Syilla membacanya, tak terasa air mata jatuh di kedua pipinya. Ia segera menghampiri Bunda dan memeluknya dengan erat. Kini Syilla memahami dan mengerti, bahwa segala nasihat dan perintah yang di lantunkan Ayah dan Bunda adalah bentuk kasih sayang beliau kepada Syilla, dan semata-mata agar Syilla menjadi anak yang mandiri dan berbakti kepada kedua orang tua. “Bunda maafin Syilla ya...” ungkap Syilla yang berderai air mata. “Iya Sayang, Bunda sayang banget sama Syilla.” jawab Bunda seraya mengelus lembut rambut panjang Arsyilla. “Terimakasih Bunda,atas kasih sayang yang tak pernah usai, nasihat-nasihat yang Bunda lantunkan setiap waktu, hingga menjadikanku lebih baik lagi. Arsyilla sayang Bunda!” ungkap Syilla kepada Bunda.
            Akhirnya, Arsyilla mengerti arti yang sesungguhnya jasa orang tua, terutama seorang Ibu. Kasih sayang dan jasa orang tua tidak dapat di bandingkan dengan apapun, bahkan jika kita memiliki emas sebesar gunung Hud pun tidak dapat menandinginya.


Cerpen ini di buat oleh Najla Syifa Hudzaifah,ia lahir di Bekasi,17 Juni 2001.Kini ia duduk di kelas XI IPS,MA ABDULLAH,Kediri,Jawa Timur. Semoga pembaca tertarik dengan cerpen ini dan kita semua dapat memetik hikmah di dalamnya.

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...