Merupiahkan Jasa
Bunda
“Kakak! Kakak! Kak Syilla.” teriak Bunda
yang terdengar hingga ke penghujung kamar Syilla. Syilla yang saat itu sedang
mengerjakan tugas, dengan segera menghampiri Bunda yang sedang memasak di
dapur. “Iya,Bun.Ada apa?” tanya Syilla. “Kak, apa harus Bunda mengeraskan
volume suara Bunda buat manggil Kakak? apa harus sampai 3 kali Bunda manggil
Kakak, baru Kakak menghampiri Bunda?” ujar Bunda dengan tegas. Syilla hanya
termenung dan berkaca-kaca ketika Bunda selesai membentaknya. “Iyaa Bun. Maafin
Syilla, tadi Syilla lagi mengerjakan tugas, saking fokusanya jadi Syilla tak
mendengar begitu jelas suara Bunda.”
jawab Syilla dengan terbata-bata. “Bunda harap, Kakak bisa memahami apa
yang Bunda bilang, kakak harus menjadi anak yang berbakti. Yasudah, maafkan
Bunda karena tadi sudah berkata kasar. Sekarang Bunda minta tolong Kakak buat jagainArsya,
Bunda sayang Kak Syilla.” Bunda Ifa pun memeluk Arsyilla dengan hangat.
Ya begitulah keseharian gadis cilik
yang kini duduk di bangku SD kelas 3. Sebagai anak pertama dan mempunyai adik
kecil yang bernama Arsya yang kini masih
berumur 2 tahun, Syilla di didik untuk menjadi seorang kakak yang baik dan
mandiri, agar dapat menjadi teladan untuk adiknya.
Keesokan harinya...
“Ayah, Bunda.. Syilla berangkat sekolah dulu ya!
Assalamu’alaikum.” “Iya Nak,hati-hati ya.” ucap Ayah kepada Syilla. “Kak,yang
fokus saat guru menerangkan pelajaran. Jangan jajan sembarangan, bekalnya di
habiskan.” nasihat Bunda. “Ok Ayah, Ok Bunda!” jawab Syilla dengan semangat dan
segera bergegas menuju sekolah.
Panas mentari pun mulai menyengat
tepat di atas kepala dan artinya jam pulang sekolah Syilla kini tlah tiba. Karena
jarak antara rumah Syilla dengan sekolahnya berdekatan, Syilla biasa berangakat
dan pulang sekolah bersama Latisya, teman sekelasnya, dengan berjalan kaki. Yang
kebetulan rumah mereka berada dalam satu kompleks yang sama. “Huhh.. panas banget ya hari ini.” keluh
Syilla sambil mengusap keringat di dahinya. “Iya nih Syill,beli es yuk!” ajak
Latisya kepada Syilla.Ketika merogoh saku seragamnya ternyata uang jajannya
sudah habis. “Hmmm.. maaf kayakya aku gak beli es deh, kata Bunda gak boleh
kebanyakan minum es. Gak baik buat kesehatan.” alasan Syilla kepada Latisya. Walaupun
sebenarnya Syilla memang ingin membeli es, namun bagaimana lagi, uang jajannya
memang sudah habis. Uang jajan Syilla memang relatif sedikit jika dibanding
dengan teman-temannya. Ia hanya diberi uang saku Rp.3000,00. Bunda memang sengaja hanya memberi uang saku yang
sedikit kepada Syilla, sebab Bunda mengajarkan Syilla agar bisa belajar hemat
dan dapat menyisihkan sedikit uang sakunya untuk ditabung. Walaupun sebenarnya
Syilla terlahir dari keluarga yang berkecukupan.
Sesampainya di rumah...
“Assalamu’alaikum.Bun,Syilla
pulang.” ucap Syilla dengan suara yang terdengar lelah. “Wa’alaikumsalam.segera
ganti baju Kak, shalat dzuhur, setelah itu makan siang.” perintah Bunda.
“Iya,Bun.” jawab Syilla seraya menuju kamar. Setelah selesai makan, Bunda memanggil
Syilla. “Kakak!” “Iyaa Bun.” jawab Syilla, “Kak, Bunda minta tolong nanti sore antarkan
pesanan kue ke rumah Bu Milla, setelah itu Kakak bantu Bunda beresin rumah ya!”
ungkap Bunda sambil menyelesaikan pembuatan kue pesanan. “Iya Bunda.” jawab Syilla.
Bunda Ifa
memang memiliki usaha kue kecil-kecilan yang telah dirintis 1 tahun belakang. Tak
jarang Syilla juga ikut serta membantu Bunda membuat kue atau sekedar
mengantarkan pesanan. Karena hal tersebut, Syilla ingin menjadi seorang koki. Syilla
adalah anak yang patuh, Syilla tak pernah membantah nasihat Ayah dan Bunda. Syilla
juga anak yang rajin, sopan dan cerdas. Tak heran jika Syilla selalu
mendapatkan peringkat 1 di kelasnya. Begitupun dengan Ayah dan Bunda, beliau
adalah orangtua yang tegas dan bijak dalam mendidik anak-anaknya. Sehingga, Syilla
tumbuh menjadi gadis cilik yang berakhlakul karimah.
Mentari mulai menyembunyikan
sinarnya dan bulan mulai menyapa sang bintang. Seusainya belajar, Syilla
bergegas tidur. Ia terlihat begitu lelah. Yap tentu saja, hari ini dipenuhi
dengan kegiatan-kegiatan yang menguras tenaga Arsyilla.
Embun yang menebarkan bau asa mulai
hadir di pagi buta. “Kringg.. kringg.. kringg..” alarm berbunyi tepat pukul
04.30 WIB, bunyi alarm yang selalu membangunkan si cantik Syilla di setiap
paginya. Syilla pun segera mandi dan melaksanakan shalat subuh. Setelah shalat
subuh, Syilla membantu Bunda untuk membersihkan rumah, walaupun hanya
pekerjaan-pekerjaan ringan saja. Seperti menyapu, membersihkan kaca dan
membantu Bunda menyiapkan sarapan.
Pukul 06.15 WIB
“Ayah,Kakak... Ayo sarapan!” ajak
Bunda seraya membersihkan piring dengan kain lap. “Bun,hari ini Ayah pulang
lebih malam. Soalnya, ada meeting dengan
client.” Ungkap Ayah. “Iya Yah, semoga
lancar ya Yah.” harap Bunda. “Aminnnnnnn....” ucap Ayah dan Syilla serentak.
“Ohiya Kak, karena nanti Ayah pulang malem. Kakak ikut Bunda ke pasar yuk! buat
beli bahan-bahan kue.” ajak Bunda bersemangat. “Siap Bunda!” jawab Syilla
dengan senyum manisnya. Karena Syilla berfikir jika ia membantu Bunda membuat
kue sejak dini, ia akan menjadi koki yang hebat nantinya.
Sore pun tiba, Bunda Ifa dan Syilla
segera bergegas ke pasar untuk membeli bahan-bahan untuk membuat kue. Setelah
mendapatkan bahan-bahan yang diperlukan, mereka segera pulang ke rumah.
Sesampainya di rumah,pukul 17.00 WIB
Bunda mulai mempersiapkan peralatan
untuk membuat kue, saat itu Bunda yang begitu kerepotan dan untuk kesekian
kalinya Bunda meminta tolong kepada Syilla untuk menjaga Arsya, yang saat itu
sedang bermain lego di kamar.
“Kak,tolong jagain Arsya ya.” Minta Bunda. “Siap Bun.” Jawab Syilla pada Bunda.
Setelah itu, Syilla pun bergegas ke
kamar untuk menjaga Arsya yang sedang bermain lego, dan Syilla juga ikut bermain dengan boneka panda dan beruang
kesukaannya. Semakin lama Syilla semakin asyik dengan dunia imajinasinya, sampai-sampai
ia lengah terhadap Arsya.Dan tiba-tiba, “Brukkkkkk...!” terdengar suara sesuatu
yang terjatuh. Setelah Syilla menoleh ke arah belakang, dan ternyata... suara
itu berasal dari Arsya yang terpeleset mainan lego yang berserakan di lantai kamar dan membuatnya menangis begitu
kencang. Sampai-sampai Bunda Ifa terkejut dan menghampiri. “Ya Allah.. Arsya!” teriak
Bunda yang amat terkejut dengan kejadian itu. Dan Bunda segera menggendong
Arsya serta membuatnya tenang. “Kakak gimana sih! kan Bunda minta tolong Kakak
untuk menjaga Arsya, kok malah ceroboh seperti ini?!” amarah Bunda yang
meluap-luap. “Ma.. maaf Bun,Syilla gak tau kalau Arsya terjatuh.” jawab Syilla
dengan terbata-bata. “Kalau Bunda minta tolong yang amanah dong kak!” nasihat
bunda dengan nada tinggi kepada Syilla. “Iya Bun,maafkan Syilla.” jawab Syilla
dengan perasaan bersalah.
Setelah
kejadian itu, tak terasa adzan magrib telah berkumandang. Bunda Ifa dan Syilla
pun melaksanakan shalat magrib berjama’ah.
Waktu menunjukan pukul 19.00 WIB
Saat Arsya telah tertidur lelap, Bunda mulai
menyiapkan bahan-bahan pembuatan kue, untuk segera mengolahnya agar lekas
selesai. Karena besok pagi harus di antarkan kepada Bu Ita, pemesan kue.
“Kakak..! tolong ambilkan ini.. Kakak! tolong ambilkan itu..!!” perintah Bunda
kepada Syilla. Setelah Syilla selesai membantu Bunda, Syilla yang terlihat
sangat lelah,segera memasuki kamarnya. “Kenapa sih Bunda selalu minta tolong
kepadaku? minta tolong ini, minta tolong itu. Kayaknya ada aja pekerjaan yang
harus aku lakukan, padahal Bunda kan tau kalau terkadang aku masih lelah dengan
kegiatan-kegiatanku yang lain. Belum lagi harus mendapat omelan di setiap
harinya, selalu aku di anggap salah. Dan lagi-lagi Arsya yang selalu di bela. Apa Bunda emang gak
sayang aku?” gumam Syilla dalam hati dengan ekspresi cemberut. “Hmmm.. kalau
gini caranya, mending aku buat daftar harga saja deh.” Fikir polos Syilla
dengan wajah bahagia. Tanpa fikir panjang, ia pun segera membuat daftar harga
yang esok akan ia berikan kepada Bunda Ifa.
Dari Arsyilla
Untuk Bunda
1. Jagain
adek :
Rp.3000
2. Membereskan
rumah :Rp.3000
3. Mengantarkan
pesanan kue :Rp.2000
4. Menyapu :Rp.2000
5. Membersihkan
kaca :Rp.2000
6. Membantu
Bunda ke pasar :Rp.2000
7. Membantu
membuat kue :Rp.3000
Oke.. makasih Bunda J
|
Keesokan harinya surat ini pun di
berikannya kepada Bunda, seraya pamit berangakat sekolah. “Bun, ini surat buat
Bunda. Tapi bacanya setelah Syilla berangkat ya Bun.” ungkap Syilla dengan
gugup dan perasaan yang tidak karuan. Namun, ia tetep mengharapkan rupiah-rupiah
tersebut diberikan Bunda kepadanya. Setelah Syilla bergegas menuju sekolah, Bunda
mulai membaca suratnya. Ketika Bunda membaca surat pemberian Syilla, Bunda Ifa
hanya tersenyum. Setibanya Syilla pulang sekolah dan tiba di rumah, Bunda Ifa
membalas suratnya dan memberikannya kepada Syilla.
Dari Bunda yang selalu menyayangi Syilla
Untuk Syilla tersayang
1.
Mengandung
selama 9 bulan : GRATIS
2.
Melahirkan
Syilla : GRATIS
3.
Menyusui
Syilla : GRATIS
4.
Menggendong
Syilla : GRATIS
5.
Membesarkan
Syilla : GRATIS
6.
Mendidik
Syilla : GRATIS
Bunda mencintai Syilla,tulus tanpa
syarat
L
ove,Bunda..
|
Setelah Syilla membacanya, tak
terasa air mata jatuh di kedua pipinya. Ia segera menghampiri Bunda dan
memeluknya dengan erat. Kini Syilla memahami dan mengerti, bahwa segala nasihat
dan perintah yang di lantunkan Ayah dan Bunda adalah bentuk kasih sayang beliau
kepada Syilla, dan semata-mata agar Syilla menjadi anak yang mandiri dan
berbakti kepada kedua orang tua. “Bunda maafin Syilla ya...” ungkap Syilla yang
berderai air mata. “Iya Sayang, Bunda sayang banget sama Syilla.” jawab Bunda
seraya mengelus lembut rambut panjang Arsyilla. “Terimakasih Bunda,atas kasih
sayang yang tak pernah usai, nasihat-nasihat yang Bunda lantunkan setiap waktu,
hingga menjadikanku lebih baik lagi. Arsyilla sayang Bunda!” ungkap Syilla
kepada Bunda.
Akhirnya, Arsyilla mengerti arti yang sesungguhnya jasa
orang tua, terutama seorang Ibu. Kasih sayang dan jasa orang tua tidak dapat di
bandingkan dengan apapun, bahkan jika kita memiliki emas sebesar gunung Hud pun
tidak dapat menandinginya.
Cerpen ini di buat oleh Najla Syifa Hudzaifah,ia lahir di Bekasi,17 Juni
2001.Kini ia duduk di kelas XI IPS,MA ABDULLAH,Kediri,Jawa Timur. Semoga pembaca
tertarik dengan cerpen ini dan kita semua dapat memetik hikmah di dalamnya.