Ceramah/Pidato Bertema Birrul Walidain/ Berbakti kepada Kedua Orang Tua dan Guru
السلام عليكم ورحمةالله وبركاته
الحمدلله رب العلمين و به نستعين على
امورالدنياوالدين اللهم صلى على سيدنا محمد وعلى اله وصحبه و بار ك عليه
Yth.
Dewan Juri Aksioma
Rekan-rekan
Seperjuangan yang Saya Banggakan
serta
Hadirin Sekalian yang Berbahagia
Tiada kata yang pantas kita ucapkan
selain puji syukur ke hadirat ilahi rabbi biqoulinalhamdulillah karena pada
pagi ini kita dapat bermuwajahhah di sini majlis dalam keadaan sehat wal afiat.
Amin ya rabbal alamin
Tak lupa sholawat ma’assalam semoga
selalu tercurah pada junjungan kita nabi agung Muhammad S.A.W. yang selalu kita
nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat.
Hadhirin
hadhirat rahimakumullah..
Orang tua, dan guru. Begitu lekatnya
sosok mereka di kehidupan kita sehingga kita tak kan mampu menganalogikan jasa
mereka secara sempurna. Begitu besarnya kedudukan mereka sehingga dalam Al
Quran banyak sekali dicantumkan kewajiban anak terhadap orang tua dan guru.
Salah satunya adalah Q.S. Al Isra’ ayat 24.
وبالوالدين احسانا
“Dan
berbuat baiklah pada kedua orang tua.”
Ayat tersebut sudah sangat
menegaskan kewajiban seorang anak untuk selalu menghormati serta berbuat baik
pada bapak/ibunya. Namun, di zaman modern seperti ini istilah hormat pada orang
tua termasuk guru terkadang malah tidak dihiraukan oleh kawula muda. Mereka
lebih menyayangi smartphone mereka,
mereka lebih menghormati sosial media mereka, mereka lebih mengagungkan nafsu
mereka daripada orang tua mereka. Naudzubillah. Banyak sekali anak yang tidak
bisa menghormati orang tua mereka. Atau bahkan, kita pun termasuk anak yang
belum bisa menghormati orang tua. Disuruh menyapu, kita malah asyik sms-an.
Disuruh mijitin, kita malah bergaya
seakan kita lebih lelah dari pada bapak ibu. Dan masih banyak lagi. Lucu memang
jika dipikir lebih dalam lagi. Kita, yang punya banyak hutang budi pada oran
tua justru sering menjadi pemeran utama yang membuat orang tua kita sedih atau
bahkan murka. Padahal Abdullah bin Umar R.A berkata
ابكاءالوالدين من العقوق
“Membuat
orang tua menangis termasuk bentuk kedurhakaan!”
Kita
pun harus selalu ingat pada pesan Rasulullah S.A.W. “Ridha Alloh tergantung
ridho orang tua. Dan murka Alloh tergantug pada kemurkaan orang tua.” Masya
Allah. Jika kita tak bisa mendapatkan ridho orang tua, akan jadi apa hidup kita
ini?! Tentu tiada damai karena ridho orang tua adalah segalanya.
Hadhirin
yang inshaAllah dimuliakan oleh Alloh...
Berkenaan dengan bakti pada orang
tua, ada sebuah cerita dari sahabta Umar R.A.. Suatu hari beliau didatangi oleh
seorang lelaki. Lelaki tersebut adalah anak dari wanita renta yang lumpuh
total. Ia bertanya pada Umar, “Ya Amirul Mukminin, apakah saya masih belum bisa
membayar hutang budi pada ibu saya setelah saya merawatnya dengan baik selama
berpuluh-puluh tahun?” Umar menjawab, “Belum! Kamu belum bisa membayar hutang
budimu pada ibumu.” Lelaki itupun bingung kemudian bertanya lagi, “Kenapa wahai
Umar? Padahal baktiku ini sangatlah besar dan berat!” Umar pun menjawab, “Kasih
ibumu sangatlah berbeda dengan kasih yang kau miliki. Ketika kau kecil, ibumu
merawatmu dengan penuh harap agar kau segera tumbuh besar melihat dunia. Namun
kau merawat ibumu dengan harap agar ibumu segera kembali padanya dan beban yang
kau rasa berat itu segera hilang! Masya Allah... Begitu kejamnya kasih yang
kita miliki. Sangat jauh berbeda dengan kasih sayang ibu kita. Sungguh sebuah
kedurhakaan besar jika kita sampai membuat orang tua kita setelah semua peluh
yang mereka persembahkan untuk kita. Begitupun pada guru kita yang tak
henti-hentinya membimbing kita, karena guru adalah orang tua kita setelah bapak
dan ibu.
Hadhirin
Walhadhirat Rahimakumullah...
Kasih ibu sepanjang jalan, kasih
anak sepanjang pengalah. Maka dari itu, mari kita belajar menyayangi serta
menghormati orang tua serta guru selagi mereka ada. Karena jika mereka tinggal
nama, penyesalan yang akan menyesakkan dada kita sepanjang hidup.
Demikian yang dapat saya sampaikan.
Semoga bermanfaat untuk dunia akhirat kita. Mohon maaf jika ada khilaf. Undzur
ma qola wa la tandzur man qola. Lihatlah apa yang disampaikan , jangan melihat
siapa yang menyampaikan.
Wabillahi
taufiq walhidaayah
Warridho
wal inaayah
والسلام
عليكم ورحمةالله وبركاته
Tidak ada komentar:
Posting Komentar