Rabu, 28 April 2021

BUKU FIKSI DAN NON FIKSI


 

Assalamualaikum wr. Wb. Hai sahabat Galeri Bahasa. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga tetap sehat dan tetap semangat belajar bersama Galeri Bahasa. Sahabat, apa yang terlintas di pikiran kalian semua jika Bu Iva bertanya apakah kalian suka buku? Dan, berapa banyak buku yang sudah kalian baca dalam satu semester lalu? Sebagian dari kalian pasti ada yang menjawab, saya suka buku bu. Dan sudah tidak terhitung buku yang sudah saya baca dalam 1 semester lalu. Ada pula sebagian dari kalian yang menjawab, saya membaca buku kalau disuruh guru bu. Jadi yaa buku yang saya baca sejumlah buku pelajaran di sekolah. Dan ada pula sebagian dari kalian, saya harap sebagian kecil saja menjawab, saya tidak suka buku bu. Saya disuruh baca buku oleh ibu saya guru saya, saya tetap tidak baca buku, karena saya tidak suka buku. Nah, tim ketiga ini yang bahaya. Karena membaca buku tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan. Seperti kata pepatah, buku adalah jendela dunia.  Semakin banyak buku yang kamu baca, semakin banyak pula pengetahuan baru yang kamu dapat. Kegiatan membaca juga mampu mempertajam pikiran, Mengembangkan kemampuan verbal, Melatih kemampuan berpikir dan menganalisa, Melatih fokus dan konsentrasi, hingga melatih kemampuan berpikir kritis. Dengan banyaknya manfaat yang kita dapat dari kegiatan membaca, sangat rugi jika kita dengan sengaja membiasakan diri untuk tidak akrab dengan buku. Ada beeerbagai macam buku yang dapat kita baca.  Nah, di kesempatan  ini kita akan belajar bersama tentang buku fiksi dan  nonfksi. Apa sih buku fiksi dan non fiksi itu? Simak video ini sampai habis. Jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

 

Jika kita membicarakan buku non fiksi, maka pasti ada pula yang namanya buku fiksi. Kira-kira apa ya perbedaan istilah fiksi dan non fiksi?

Buku fiksi merupakan buku yang menyajikan kejadian atau peristiwa tentang kehidupan berdasarkan hasil dari rekayasa imajinasi pengarang. Kejadian-kejadian yang ada dalam karangan tersebut  bukanlah kejadian yang sebenarnya, namun hanya sebatas rekaan atau khayalan belaka dari pengarang. Ide dan gagasan dari pengarang bisa saja bersumber dari fakta dalam kehidupan sehari-hari. namun fakta tersebut, telah diolah dan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kemampuan imajinasi pengarang. Contoh beberapa buku fiksi antara lain dongeng, novel, cerita pendek (cerpen), fabel, dan buku naskah drama.

Beberapa ciri-ciri dari buku fiksi antara lain:
- Bersifat rekaan atau imajinasi,

-          sering menggunakan gaya bahasa (majas) dalam penulisannya

-          sering menggunakan bahasa yang konotatif atau bukan makna sebenarnya
- Memiliki pesan moral atau amanat yang disampaikan kepada pembaca
- membuat pembaca seakan-akan ikut merasakan yang sedang diceritakan.

 

Sedangkan karangan non fiksi merupakan kebalikan dari karangan fiksi. Karangan non fiksi menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi. Jadi,  buku nonfiksi adalah buku yang di buat berdasarkan hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau bisa juga kita sebut dengan fakta. contoh buku non fiksi antara lain: buku ilmiah penelitian, buku pelajaran, buku ensiklopedia, jurnal, buku dokumenter, buku biografi, dan buku laporan ilmiah seperti skripsi, tesis, makalah, dll).

Buku Nonfiksi mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan buku fiksi. Ciri-ciri tersebut antara lain:

1.      Menggunakan bahasa yang formal

Ciri ini adalah ciri yang paling menonjol. Dari segi penulisannya, buku nonfiksi disampaikan menggunakan bahasa formal, sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Meskipun ada beberapa buku nonfiksi, seperti buku motivasi dan referensi, ditulis dengan menggunakan bahasa yang santai. Walaupun begitu, penulisannya tetap menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah penulisan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

2.      Menggunakan kata/frasa denotatif

Kata denotatif maksudnya adalah kata yang mengandung makna sebenarnya. Informasi yang disampaikan oleh penulis disajikan secara lengkap dan tegas. Ini sangat berkebalikan dengan ciri karangan fiksi yang sering menggunakan kata konotatif. Agar lebih jelas perbedaan antara konotatif dan denotative, perhatikan kalimat berikut:

Desi mempunyai dua kambing hitam. Kambing hitam dalam kalimat tersebut adalah makna denotatif atau makna sebenarnya, karena merujuk pada hewan kambing yang berwarna hitam.

Bandingkan dengan kalimat berikut:

Vino dijadikan kambing hitam agar temannya tidak mendapat hukuman. Kambing hitam dalam kalimat tersebut tentu bukan bermkasud menjadikan Vino sebagai hewan kambing berwarna hitam. Melainkan bermakna bahwa Vino menjadi orang yang disalahkan padahal dirinya tidak bersalah. Jadi, kambing hitam di kalimat pertama merupakan frasa denotative, sedangkan kambing hitam di kalimat kedua adalah frasa konotatif.

3.      Berdasarkan fakta yang sudah terbukti kebenarannya.

4.      Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular

Suatu tulisan dikatakan sebagai tulisan ilmiah popular karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang santai namun isinya tetap diambil berdasarkan kajian, daftar pustaka, dan sumber referensi yang ilmiah.

5.      Temuan yang dituliskan adalah temuan baru atau pengembangan dari temuan yang sudah ada

6.      Memiliki Objektivitas yang Tinggi

Maksudnya, fakta dan data yang disampaikan ke pembaca sesuai dengan kebenarannya dan tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penulis.

buku nonfiksi dikelompokkan menjadi beberapa jenis menurut isinya, jenis-jenis tersebut yaitu:

Pertama adalah buku biografi. Buku biografi merupakan buku yang berisi riwayat hidup seseorang, biasanya mengenai riwayat hidup pahlawan atau tokoh-tokoh berpengaruh. Buku biografi tentunya ditulis agar dapat menginspirasi para pembacanya.

Kedua adalah buku literatur. Buku literatur merupakan buku yang memiliki fungsi untuk digunakan sebagai rujukan kajian keilmuan. Buku literatur sering disebut diktat atau buku kuliah. Biasanya, buku literatur sering ditulis berdasarkan penelitian. Maka dari itu, buku ini sudah jelas memiliki kadar keilmiahan yang sangat tinggi. Jadi, buku literatur ini sering ditulis oleh dosen atau peneliti.

Ketiga adalah buku motivasi. Buku motivasi merupakan buku yang berisi kajian psikologis untuk membangkitkan gairah atau semangat bagi para pembacanya. Buku motivasi dapat disusun berdasarkan kajian keagamaan atau moral. Dengan membaca buku motivasi, pembaca diharapkan mendapat energi baru untuk meneruskan hidup dan semangat untuk terus berkarya.

Keempat adalah buku pendamping. Buku pendamping merupakan buku yang memiliki fungsi untuk mendampingi buku utama. Biasanya buku pendamping disebut pula buku pengayaan. Jadi, buku pendamping ditulis setelah ada buku utama misal buku pelajaran untuk anak sekolah. Kajian buku pelajaran tersebut masih bersifat umum. Jadi, buku pelajaran memerlukan buku pendamping (pengayaan) untuk menjelaskan dan melengkapi buku utama karena ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan secara lengkap dalam buku utama.

Secara umum, sistematika buku non fiksi terdiri atas beberapa bagian, yaitu:

Sampul, halaman judul, halaman hak cipta, kata pengantar, daftar isi, isi buku yang terdiri dari beberapa bab, glosarium (daftar istilah beserta definisi), daftar pustaka, indeks (daftar kata disertai informasi halaman) dan lampiran.

Sebuah karya tulis yang dituangkan ke dalam sebuah buku, tentunya akan disertai dengan beragam komentar. Itulah yang dinamakan resensi, yaitu komentar, tanggapan atau penilaian yang diberikan secara logis atas isi karya atau buku tersebut. Tanggapan terhadap isi buku atau karya tulis tersebut dapat dilakukan dengan mengamati kelebihan dan kekurangan buku baik fiksi maupun non fiksi.

Tanggapan terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur dari buku fiksi tersebut. Adapun unsur-unsur buku fiksi yang dapat dikomentari antara lain sampul buku, rincian subbab buku, tokoh dan penokohan, tema cerita, bahasa yang digunakan, penyajian alur cerita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.

Dalam menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terhadap unsur-unsur buku tersebut dan jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dibangun menjadi komentar terhadap isi buku. Adapun contoh pertanyaannya seperti :

  • Bagaimana judul dan tema dikembangkan?Apakah ada keunikan dalam pengembangan judul dan tema?
  • Bagaimana pengarah mengembangkan latar cerita?
  • Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?
  • Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?
  • Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuataan dalam membangun cerita?

Tanggapan terhadap isi buku non fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur buku non fiksi seperti sampul buku, rincian subbab buku, judul sub bab, isi buku, cara pengarang menyajikan cerita, bahasa yang digunakan, dan sistematika penulisannya.

Sama hal nya seperti komentar dalambuku fiksi, dalam mengomentari isi buku non fiksi juga dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan mengenai unsur-unsur buku tersebut, seperti :

  • Apa judul dan tema buku?
  • Bidang ilmu apa yang dibahas dalam buku?
  • Garis besar apa yang disampaikan dalam buku?Apa isi dari tiap babnya?
  • Apakah buku ditunjang dengan gambar atau foto, ilustrasi, table, dan grafik?dan apakah penunjang tersebut cukup mampu membantu pembaca lebih memahami isi teks?
  • Apakah sistematika penulisan mudah diikuti?
  • Apakah bahasa yang digunakan mudah dipahami?

Demikian materi buku fiksi dan non fiksi yang kita pelajari di kesempatan ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.

 

 

 

Rabu, 17 Maret 2021

Teks Anekdot - Pengertian, Ciri-ciri, Struktur, Perbedaan dengan Teks Humor


Hallo assalamulaiakum Sahabat Galeri Bahasa ;)

Tetap sehat tetap semangat untuk kita semua. Kali ini akan membahas materi anekdot. Pasti sebagian besar dari kawan semua banyak yang belum memahami bahkan ada pula yang belum pernah mendengar kata ini sebelumnya.

Sebenarnya, anekdot cukup sering kita jumpai dalam kehidupan sehari-hari. Pernah menyindir orang? Atau malah kita yang pernah kena sindir? Bagaimana rasanya disindir? Tentu sakitnya tuh di sini. Padahal, ada cara untuk menyampaikan kritikan tanpa membuat sakit hati. Salah satunya yaitu dengan anekdot. Jadi, apa sih yang dimaksud anekdot?

Pertama kali, tentu kita harus tahu pengertian anekdot. Berdasarkan KBBI anekdot adalah cerita singkat yang menarik karena lucu dan mengesankan, biasanya mengenai orang penting atau terkenal dan berdasarkan kejadian yang sebenarnya.

Anekdot digunakan untuk menyampaikan kritikan secara tak langsung dengan cara sindiran biasanya untuk layanan publik di bidang hukum, politik, lingkungan, dan sosial. Dulu,anekdot cukup populer di kalangan pembaca media massa cetak. Biasanya, terdapat rubric tententu berisikan karikatur. Namun. Seiring berkembangnya zaman, ,media cetak tergeser oleh media social. Kini, anekdot pun masih banyak kita jumpai di media social. Mungkin kalian lebih familiar dengan isitilah meme. Nah, itulah salah satu bentuk anekdot.

Namun, sering di antara kita banyak yang sulit membedakan antara teks anekdot dengan teks humor karena sama-sama lucu. Sama-sama membuat orang tertawa. Padahal ada beberapa perbedaan antara teks anekdot dan teks humor. Antara lain:

1.      Anekdot berisi sindiran sedangkan humor hanya menghibur tidak selalu berisi sindiran

2.      Dalam anekdot terdapat kritik, sedangkan humor tidak ada.

3.      Anekdot isinya terstruktur, sedangkan humor tidak terstruktur. Asal lucu saja.

4.      teks anekdot menggunakan bahasa yang sopan dan baku, sedangkan teks humor terkadang mengandung bahasa yang malah kurang sopan sebagai bahan lawak/candaan.

 

Jadi tidak semua cerita lucu dapat dikatakan sebagai anekdot. Sebuah teks bisa dikatakan sebagai anekdot jika memenuhi syarat sebagai berikut:

1.       cerita fiksi dengan gambaran realistis.

2.       bersifat menggelitik, lucu, jengkel, dan konyol.

3.      isinya menyindir dan memberi kritik secara tidak langsung

4.      mengandung tokoh, latar, rangkaian peristiwa, pelajaran, dan nasihat.

Kemudian bagaimana dengan strukturnya? Karena teks ini termasuk jenis narasi, berarti strukturnya hampir sama dengan teks cerpen, cerita fantasi dan semacamnya.

  • Abstraksi ialah bagian awal dari teks yang berfungsi memberikan gambaran secara jelas mengenai isi. Biasanya, bagian ini menunjukkan hal unik yang terdapat di dalam teks. Abstraksi dalam anekdot pada dasarnya bersifat opsional, boleh ada dan tidak.
  • Orientasi ialah bagian yang menunjukkan latar belakang bagaimana peristiwa terjadi atau bagian yang menunjukkan awal kejadian.
  • Krisis ialah bagian bertujuan menghibur dan tidak berisi orang penting.
  • Reaksi ialah bagian yang berisi cara penulis menyelesaikan masalah yang timbul di bagian krisis. Jadi, pada bagian ini kamu akan menangkap bagaimana cara penulis menyelesaikan masalah yang sudah dihadapi dalam cerita dengan caranya sendiri.
  • Koda ialah bagian akhir dari cerita unik. Pada bagian ini bisa juga berisikan simpulan  tentang kejadian yang dialami penulis atau orang yang ditulis. Bagian ini bersifat opsional.

Selasa, 09 Maret 2021

Teks Biografi - Pengertian, ciri-ciei, jenis, struktur, kebahasaan dan contoh analisis


 

Assalamualaikum wr. Wb. halo sahabat Galeri Bahasa semua. Semoga semangat dan gairah belajar selalu mewarnai hari-hari kita semua ya. Sahabat semua pasti tidak asing lagi jika disuguhkan gambar Dedy Corbuzzer, atau dengan dengan Lisa Black Pink? Wah, dalam sekejap melihat pasti pikiran kita sudah bisa mengenali siapa dia, bahkan bagaimana lirik lagunya. Tapi, bagaimana denganKi Hadjar Dewantara? Masihkah familiar di ingatan kalian? "Tentu bu. Itu kan Ki Hadjar Dewantara. Yang biasanya dipajang di dinding-dinding kelas itu". Iya, memang benar foto tersebut adalah foto Ki Hadjar Dewantara, Bapak Pendidikan kita. Yang biasa dipajang di dinding-dinding kelas itu. Tapi, hanya sampai di situkah kefamiliaran kalian dengan Ki Hadjar Dewantara? Padahal banyak hikmah dan pelajaran yang dapat kita ambil dari kehidupan Ki Hadjar dengan pemikiran-pemikirannya yang luar biasa. Dari situ, dapat kita simpulkan bahwa mengenali orang-orang hebat seharusnya bukan hanya dari luarnya saja, bukan hanya sekadar tau siapa nama dan tanggal lahirnya saja. Melainkan lebih dari pada itu. nah, kisah hidup orang-orang besar dengan pemikiran-pemikiran hebat dapat kita jumpai dalam teks biografi. Dan materi itulah yang akan kita bahas di kesempatan ini. Jadi, simak materi ini sampai habis, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

 

Biografi berasal dari bahasa Yunani, Bios artinya hidup dan Graphien yang artinya tulisan.

Bisa diartikan, Teks biografi adalah teks yang berisi riwayat hidup seseorang yang menyajikan sejarah hidup, pengalaman-pengalaman, hingga kisah sukses orang yang sedang diulas (Tim Kemdikbud, 2017, hlm. 209).  (umumnya hanya tokoh-tokoh yang dianggap penting dan dikenal secara luas saja yang diangkat menjadi biografi), tulisan tersebut berisi riwayat pendidikan, pandangan hidup tokoh, perjuangan, keberhasilan, keistimewaan dan hal-hal yang bisa dicontoh dari tokoh

Teks biografi memiliki beberapa ciri. Antara lain:

1.      1. Teks biografi harus membawa suatu informasi berlandaskan kenyataan pada tokoh yang sedang dikisahkan dalam bentuk narasi. Karena harus berlandaskan pada kenyataan,  penulis teks biografi harus objektif. Dia tidak boleh melakukan pujian berlebiha  terhadap tokoh tertentu atau malah menjelek-jelekkan tokoh tertentu. Biarkan pembaca yang memutuskan mau seperti apa mereka memandang seseorang dalam sebuah teks biografi.

2.    2.   Teks biografi juga membawa sebuah kenyataan pengalaman hidup seorang tokoh untuk menyelesaikan masalah-masalah hingga pada akhirnya berhasil, sehingga harus dijadikan sebagai teladan.

3.    3.   Teks biografi ini mempunyai struktur yang jelas. Strukturnya terdiri dari orientasi, masalah dan reorientasi.

Fungsi Teks Biografi

Zulfikar (2012, hlm.42) mengatakan ada beberapa fungsi dalam menulis teks biografi, meliputi:

1.      menceritakan pengalaman hidup tokoh,

2.      memetik hikmah keteladanan dan kearifan tokoh yang dikisahkan,

3.      sarana refleksi pengalaman hidup tokoh,

4.      mendokumentasikan sejarah,

5.      menciptakan citra positif bagi tokoh yang diulas,

6.      melegitimasikan kekuasaan dan pemikiran tokoh.

 

Struktur teks biografi terdiri dari tiga bagian, yaitu:

1.      Orientasi. Bagian ini berupa pengenalan atau pembukaan yang berisi informasi dasar tentang seorang tokoh. Misalnya, menginformasikan tentang nama,keluarga, tanggal lahir, dan informasi-informasi dasar lainnya yang diperlukan.

2.      Peristiwa. Bagian ini berisi peristiwa atau kejadian yang berisi sebuah peristiwa atau kejadian pernah dialami, termasuk didalamnya berisi tentang masalah yang pernah dihadapinya dalam tujuan serta cita-citanya. Hal-hal yang menarik, mengagumkan, mengesankan, dan mengharukan pernah dialami tokoh diuraikan dalam bagian ini.

3.      Reorientasi. Bagian ini berupa simpulan serta komentar dari penulis. Di bagian ini biasanya ditunjukkan hal-hal yang patut dicontoh dari seorang tokoh. Namun, bagian reorientasi ini bersifat opsional. Artinya boleh ada atau boleh juga tidak ada. Tak jarang, teks biografi hanya berhenti di bagian struktur peristiwa tanpa adanya kesimpulan dan komentar dari penulis.

 

Perhatikan contoh analisis teks biografi BJ. Habibi berikut!

      BJ Habibie merupakan presiden Republik Indonesia ketiga yang lahir di Pare-Pare, Sulawesi Selatan 25 Juni 1936. Ia merupakan putra keempat dari delapan bersaudara pasangan suami istri Bugis Jawa yaitu Alwi Abdul Jalil Habibie dan RA. Tuti Marini Puspowardojo. Pernikahannya dengan Asri Ainun Habibie pada 12 Mei 1962 dikaruniai dua orang anak yaitu Ilham Akbar dan Thareq Kemal. (paragraph ini termasuk bagian orientasi, yaitu bagian yang menceritakan informasi-informasi umum dari tokoh)

      Setalah menamatkan SMA nya, Ia melanjutkan studinya di Universitas Indonesia Bandung (sekarang ITB). Kemudian setelah lulus, Habibie terbang ke Jerman untuk belajar di Technische Hochschule Jerman. Gelar diploma diraih Habibie pada tahun 1960 kemudian menyusul gelar doktor di tempat yang sama pada 1965.
Habibie merupakan tokoh yang genius, penuh kontroversi namun dikagumi. Bagaimana tidak? Beliau hanya membutuhkan waktu 1 tahun untuk menyelesaikan kuliahnya di Universitas Indonesia. Sementara itu, Ia membutuhkan waktu 10 tahun hingga meraih gelar doktor dengan predikat summa cumlaude.
Setamat kuliah Ia bekerja di perusahaan pesawat terbang terkemuka di Jerman yaitu MMB GMBH. Semasa mendedikasikan hidupnya di industri pesawat terbang dirinya pernah memperoleh penghargaan bergengsi yaitu Theodore Van Karman Award. Melihat sepak terjangnya, Soeharto pun memanggilnya pulang ke Indonesia. (nah, bagian ini masuk ke struktur peristiwa, yang menceritakan
Hal-hal menarik, mengagumkan, mengesankan dari B.J Habibi.

      Selanjutnya paragraph ketiga, Dengan prestasi yang sangat banyak tersebut, pantaslah jika BJ Habibie menjadi salah satu orang kebanggaan Indonesia. Sudah sepatutnya, generasi sekarang mencontoh semangat dan kerja keras BJ Habibie agar Indonesia mampu bersaing di zaman global seperti ini. (Sudah sangat jelas ya, jika paragraph terakhir ini termasuk struktur bagian reorientasi, yang isinya berupa kesimpulan dan komentar dari penulis biografi)

Jenis Teks Biografi

Tim Kemdikbud (2016, hlm. 231) Biografi dapat dikelompokkan menjadi beberapa jenis. , berikut adalah penjelasannya.

1.      1. Berdasarkan sisi penulis terdapat autobiografi dan biografi.

-         a.  Autobiografi,
merupakan suatu riwayat hidup yang ditulis sendiri oleh tokoh itu sendiri.

-         b.  Biografi,
kisah atau cerita suatu tokoh dalam mengarungi kehidupannya yang ditulis oleh orang lain.

2.   2.    Berdasarkan isinya

-        a.   Biografi perjalanan hidup,
berisi sebuah perjalanan hidup lengkap seorang tokoh atau diambil dari bagian-bagian yang dianggap mempunyai kesan.

-         b.  Biografi perjalanan karir,
berisi sebuah perjalanan karir seorang tokoh mulai dari awal hingga karir yang dilakukan saat ini atau bisa juga perjalanan karir dalam mencapai sebuah kesuksesan tertentu.

3.      3. Berdasarkan persoalan yang dibahas terdapat Biografi politik, Biografi intelektual, Biografi jurnalistik,

a.       Biografi politik,
Biografi yang berisi permasalahan politik dikenal dengan biografi politik. Jenis ini biasanya berisi segala macam permasalahan yang mempunyai keterkaitan dengan dunia politik. Tokoh yang diceritakannya pun adalah tokoh besar yang berkecimpung di dunia politik, baik sebagai aparatur negara, maupun petinggi pemerintahan dan bahkan anggota partai. Tak heran, biografi politik biasanya sarat akan kepentingan politik tokoh yang diceritakan maupun penulis biografinya sendiri.

b.   b.    Biografi intelektual,
Sesuai dengan Namanya, sudut pandang yang dipakai dalam biografi intelektual adalah sudut pandang keilmuan. Biografi ini menceritakan tokoh-tokoh yang bergelut di bidang intelektual maupun Pendidikan. Biografi ini tidak mengandung kepentingan dari pihak manapun karena dibuat berdasarkan riset yang telah dilakukan.

c.       Biografi jurnalistik,
Biografi jurnalistik ini diolah dan ditulis berupa hasil wawancara kepada tokoh yang bersangkutan. Syarat utama penulisan biografi ini adalah tokoh yang bersangkutan harus masih hidup. Isi biografi jurnalistik ditulis dengan beberapa penyesuaian berdasarkan sudut pandang tokohnya.

4.     4.  Berdasarkan Penerbit dibagi menjadi Buku sendiri, dan Buku subsidi,

-         a.  Buku sendiri,
Biaya produksi mulai dari penulisan, percetakan dan pemasaran ditanggung sendiri, meskipun tetap diproduksi oleh penerbit. Penulisan biografi ini biasanya bertujuan untuk laku dijual di pasaran atau mendapatkan perhatian publik.

-         b.  Buku subsidi,
penulisan biografi tokoh yang biaya produksinya ditanggung oleh sponsor. Biasanya pertimbangannya karena biografi seperti ini kurang komersial (sulit dijual).

Unsur kebahasaan teks biografi menggunakan beberapa kaidah kebahasaan yang dominan. Ciri kebahasaan tersebut menurut Tim Kemdikbud (2017, hlm. 235) meliputi beberapa poin di bawah ini.

1.    1.   Banyak menggunakan pronomina atau kata ganti orang ketiga tunggal. Kata ganti ini digunakan secara bervarisi dengan penyebutan nama tokoh atau panggilan tokoh. Contohnya: Ia, Beliau, Bapak Pendidikan, Si Genius dari Papua, dan semacamnya,

2.     2.  Menggunakan kata kerja tindakan untuk menjelaskan berbagai peristiwa atau perbuatan yang telah dilakukan oleh tokoh yang diulas. Misalnya: belajar, membaca, berjalan, melempar.

3.     3.  Sering menggunakan kata adjektiva atau kata sifat untuk memberikan informasi secara rinci mengenai sifat-sifat tokoh. Misalnya, rajin, santun, hebat dan sebagainya.

4.    4.   Banyak menggunakan kata kerja pasif untuk menjelaskan peristiwa yang dialami tokoh sebagai subjek yang diceritakan. Contohnya: dipilih, ditugaskan, diberi.

5.     5.  Menggunakan kata kerja yang berhubungan dengan aktivitas mental dalam rangka penggambaran peran tokoh, misalnya: menginspirasi, menyutujui, memahami, mencintai.

6.      6. Sering menggunakan kata sambung, kata depan, ataupun nomina yang berkenaan dengan urutan waktu. Contohnya meliputi: selanjutnya, sebelum, sudah, pada saat, kemudian, hingga, sampai, selanjutnya, pada tanggal, selama, saat itu.

 

Teks biografi adalah salah satu jenis karangan non fiksi. Teks  tersebut menggambarkan kenyataan dari tokoh tersebut, tetapi disampaikan secara naratif. Jadi, apapun yang tertulis di dalam sebuah teks biografi haruslah berdasarkan fakta yang ada. Namun, cara penulisan teks biografi dapat beragam. Di satu sisi, biografi memang ditulis apa adanya berdasarkan wawancara dari tokoh itu sendiri maupun orang-orang yang bersangkutan dengan tokoh. Namun, di sisi lain, teks biografi dapat pula dikembangkan menjadi narasi fiktif yang lebih menarik, misal novel maupun komik. Jadi, biografi dapat ditulis dalam bentuk fiksi maupun non-fiksi. Terlepas dari perdebatan apakah biografi termasuk karangan fiksi atau non fiksi, jauh lebih baik jika kita fokus pada tujuan menulis maupun membaca biografi, yaitu mengambil pelajaran, hikmah dari tokoh tersebut.

Demikian materi biografi yang dapat kit aulas kali ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.


Teks Resensi - Definisi, Tujuan, Fungsi, Sistematika, Kebahasaan, Contoh Analisis dan Jenis

 

Assalamualaikum wr. Wb. Halo sahabat Galeri Bahasa. Kali ini kita akan belajar tentang teks resensi. Ada yang masih merasa kurang familiar dengan istilah ini? Jadi missalnya ada artis yang buka restoran, kemudian ramai-ramai mereview restoran tersebut, atau ada make up keluaran terbaru, gawaai atau hp keluaran terbaru, kemudian banyak yang membuat video un boxing atau review dari produk tersebut. Nah, sebenarnya kegiatan seperti itulah yang kita maksud dengan resensi. Jadi, seharusnya sudah tidak asing lagi ya dengan kegiatan resensi. Karena resensi kini sudah tidak melulu kita temui di media cetak maupun tugas sekolah. Resensi, ulasan, review kini menjadi rutinitas yang sering sekali dibahas di media sosial. Selain itu, materi ini juga berulang kita pelajari. Baik di jenjang SMP maupun SMA. Di jenjang SMP, kita mengenalnya dengan istilah teks ulasan. Sudah mulai ingat? Semoga tidak kena penyakit lupa ya.  Kalau begitu Langsung saja, siapkan catatanmu, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

 

Resensi biasa  juga disebut dengan istilah ulasan atau review.

Kata resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere, atau revidere. Arti kata ini bermakna mengulas kembali, melihat kembali, menimbang, atau menilai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (1991) resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan buku, atau ulasan buku yang baru saja terbit. Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001) dan, menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), resensi adalah ulasan, penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya lain. Dari pengertian dasar terebut, objek resensi tidak hanya terbatas pada buku saja, melainkan bisa berupa film, drama, pameran, dan berbagai bentuk karya.

Resensi biasanya ditulis berdasarkan sudut pandang si penulis sebagai penikmat. Oleh karena itu, hasil resensi pun juga berbeda karena sudut pandangnya juga berbeda-beda.

Namun, yang terpenting, Pada saat meresensi suatu karya, peresensi harus bersikap kritis supaya hasil resensinya bisa memberikan kontribusi untuk kemajuan karya itu sendiri serta mampu memberikan gambaran yang tepat terhadap calon konsumen. Teks ulasan atau resensi sangat penting untuk para calon penikmat karya, maupun untuk pengarang karya tersebut. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah teks resensi, kita tidak boleh asal memberikan pernyataan tanpa adanya analisis yang mendalam sebelumnya. Karena ketika kita menganalisis secara asal-asalan, banyak pihak yang akan kita rugikan terutama calon pembaca atau calon penonton, terlebih merugikan untuk pengarang.

Untuk apa sih kita menulis resensi? Resensi mempunyai beberapa tujuan penulisan.

Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang di resensi.

Memberikan gambaran kepada pembaca dan penilaian umum dari sebuah karya secara ringkas.

Memberikan masukan kepada penulis berupa kritis dan saran terhadap isi, substansi, cara penulisan buku.

Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

Menguji kualitas buku dan membandingkan terhadap karya lainnya.

 

Manfaat Resensi Buku

1. Resensi mempunyai beberapa manfaat. Antara lain?

2. Bahan pertimbangan: Resensi buku bisa memberikan gambaran pada pembaca tentang sebuah buku, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan apakah buku tersebut layak dibeli, layak dibaca atau tidak. 

3. Bernilai ekonomis: maksudnya??  Maksudnya kita bisa Mendapatkan uang atau imbalan dari buku-buku yang diresensikan jika resensi kita muncul di media.

4. Sarana promosi buku: Resensi buku biasanya dari buku baru yang belum pernah diresensikan sehingga bisa dijadikan sarana promosi buku baru tersebut.

5. Pengembangan kreativitas: Makin sering menulis, makin pula terasah kemampuan kamu. Begitu juga dengan makin sering menulis resensi buku, makin terasah pula kreativitas kamu.

 

Agar terlihat padu, resensi harus mempunyai sistematika. Silakan buka dan simak buku Kemdikbud halaman 205. Dan Berikut sistematika yang ada dalam resensi:

1. Judul

judul harus sesuai dengan isi resensi. Selain itu, Judul diusahakan harus menarik agar calom pembaca resensi tertarik untuk membaca resensi tersebut. Carilah hal-hal yang paling menonjol dari resensi tersebut, dan jadikan judul. Jadi, judul tidak melulu harus sama dengan judul karya tersebut, karena judul yang dimaksud di sini adalah judul resensi. Bukan judul buku. Judul buku nantinya kita tulis di bagian identitas buku. Missal kita ambil contoh novel Milea, Suara dari Dilan. Judul resensi yang menarik contohnya:

Berakhir perpisahan – Resensi Novel Milea Suara dari Dilan.

 

2. Identitas buku

Jika berupa buku, bagian ini mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, urutan cetakan (jika ada) dan ISBN. Jika berupa lagu, bagian ini mencakup judul, nama penyanyi, pengarang, tahun rilis, nama rumah produksi dan durasi.

 

3. Pendahuluan

berisi penjelasan secara umum tentang karya yang akan diresensi. Bisa berupa kepengarangan, artinya menjelaskan secara singkat bagaimana jalan karir pengarang, atau menjelaskan keberadaan karya tersebut di tengah masyarakat.

4. Isi/sinopsis

bagian ini berisi synopsis atau ringkasan yang menggambarkan pemahaman peresensi terhadap isi karya.

5. keunggulan karya

berisi hal-hal yang yang menunjukkan keunggulan dan kelebihan dari suatu karya

6. kelemahan buku berisi hal-hal yang menunjukkan kekurangan dari suatu karya

7. penutup berisi kesimpulan apakah karya tersebut patut dinikmati atau tidak

 

Oke. Sekarang kita lihat contoh resensi buku.

Judul resensi: Berakhir Perpisahan – Resensi Novel Milea, Suara dari Dilan.

Judul Buku : Milea; Suara dari Dilan
Pengarang : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tahun Terbit : Agustus – 2016
Tebal Halaman : 360 halaman

cetakan : Cetakan I

Tahun Terbit : 2016

tebal halaman : 367 halaman

ISBN : 978-602-0851-56-3

Bagian ini sudah sangat jelas berupa identitas karya.

Novel ini adalah seri ketiga dari novel Dilan, Dia Dilanku Tahun 1990 dan Dilan, Dia Dilanku Tahun 1991. Jika tidak mengikuti dua novel sebelumnya, pasti akan kebingungan untuk menyimak novel Milea ini. Novel ini seakan menjawab keresahan pembaca novel Dilan sebelumnya, karena di novel Milea ini seolah semua pertanyaan dan kebingungan pembaca akan terjawab. (bagian ini berupa pendahuluan yang menggambarkan secara umum karya yang akan diulas). Selanjutnya..

Novel ini mengambil sudut pandang dari Dilan. Penceritaannya juga menjawab dan mengklarifikasi pernyataan atau cerita dari Milea. Seperti penyebab Akew meninggal, lalu kenapa Dilan ada di kantor polisi. Dilan tidak ditahan karena kasus Akew meninggal. Termasuk latar belakang cerita Dilan yang meramal Milea saat pertama kali kenalan.

Dilan itu teman yang baik. Dilan itu juga pacar yang baik. Dan sebenarnya, Dilan juga murid yang baik untuk guru-guru yang bisa mengerti dirinya. Kisah percintaan Dilan dan Milea, persahabatan, keluarga, hingga kesedihan bersatu dalam buku ini. (bagian ini termasuk Isi/Sinopsis yang merangkum isi dari karya tersebut secara singkat). Selanjutnya …

Cover novel ini sangat kekinian dan sesuai target sasarannya yaitu remaja. Selain itu Banyak puisi-puisi yang diselipkan dalam novel ini yang membuat pembaca dapat senyum-senyum sendiri. Model penceritaannya dibuat sangat jelas dan terstruktur, jadi ketika membaca dari awal, dapat langsung membayangkan di buku seri Dilan yang pertama dan kedua. Novel Milea dan juga versi sebelumnya sangat tampak seperti kisah nyata. Walaupun banyak yang beranggapan cerita dalam novel ini fiksi, tapi penceritaannya sangat tidak berlebihan dan seperti mengalir apa adanya.  (bagian ini sudah sangat jelas masuk ke unsur Kelebihan buku). Selanjutnya.

Namun. Ending di buku ini membosankan, karena ending kisah cinta Milea dan Dilan telah diungkap di novel seri Dilan sebelumnya. Jadi, pembaca sudah bisa menebak akhir cerita karena sedikit banyak sudah tergambar di novel-novel sebelumnya.( bagian ini merupakan  kekurangan atau kelemahan buku). dan yang terakhir.

Novel karya pidi BaiQ ini memang akan sangat menarik untukdibaca para remaja karena konflik yang diangkat mewakili dunia remaja. Novel ini juga memberikan kita pelajaran bahwa tidak semua cerita atau hubungan berakhir dengan bahagia. Dari novel ini kita belajar, hendaknya kita dapat menerima dengan lapang dada bagaimanapun jalan cerita yang terjadi dalam kehidupan kita. (bagian ini berupa penutup yang berisikan kesimpulan serta rekomendasi apakah karya ini bagus dibaca atau tidak.)

Selanjutnya kita masuk ke pembahasan kaidah kebahasaan yang dipakai dalam menulis resensi. Ada beberapa kaidah kebahasaan yang sering dipakai saat kita membuat resensi, antara lain:

1.      Penggunaan konjungsi atau kata hubung. Konjungsi yang sering dipakai antara lain:

1. konjungsi penerang, yaitu konjungsi atau penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat yang berfungsi sebagai penerang kata yang diikutinya.misalnya  bahwa, yakni, yaitu.
2. konjungsi temporal,
kata hubung yang berkaitan dengan waktu. Misalnyasejak, semenjak, kemudianakhirnya
3. konjungsi penyebababan,
adalah Konjungsi yang di pakai untuk menunjukkan  sebab-akibat.misalnyakarena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya,

Dan terakhir kita bahas jenis teks resensi. berdasarkan isinya, Teks ulasan atau resensi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Teks Ulasan Informatif

Jenis ini berisi gambaran singkat, umum, dan padat dari suatu karya. Resensi ini tidak menyampaikan seluruh isi suatu karya, melainkan hanya menjelaskan bagian-bagian terpenting saja dan menekankan keunggulan dan kekurangan dari karya yang tengah diulas.
2. Teks Ulasan Deskriptif

Jenis ini membahas secara mendetail pada tiap bagian-bagian suatu karya. Teks ulasan jenis ini pada umumnya dilakukan pada karya fiksi guna mendapat gambaran yang jelas tentang manfaat, informasi, dan kekuatan argumentatiif yang disalurkan penulis di dalam suatu karya.
3. Teks Ulasan Kritis

Jenis ini lebih terperinci terhadap suatu karya dengan mengacu pada metode pendekatan ilmu pengetahuan tertentu. Resensi ini dibuat dengan sangat objektif dan kritis, bukan hanya pandangan pembuat ulasan

 

Demikian materi resensi yang dapat kita bahas di kesempatan ini. semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb

https://www.ruangguru.com

https://www.quipper.com/id

https://www.gurupendidikan.co.id

https://dosenbahasa.com 


Teks Artikel Kompas "Jalan Panjang Merawat Demokrasi"

  Hidup berdampingan dengan segala perbedaan menjadi anugerah keistimewaan di Indonesia. Namun, berbagai dinamika sosial hingga politik akhi...