Rabu, 28 April 2021

BUKU FIKSI DAN NON FIKSI


 

Assalamualaikum wr. Wb. Hai sahabat Galeri Bahasa. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga tetap sehat dan tetap semangat belajar bersama Galeri Bahasa. Sahabat, apa yang terlintas di pikiran kalian semua jika Bu Iva bertanya apakah kalian suka buku? Dan, berapa banyak buku yang sudah kalian baca dalam satu semester lalu? Sebagian dari kalian pasti ada yang menjawab, saya suka buku bu. Dan sudah tidak terhitung buku yang sudah saya baca dalam 1 semester lalu. Ada pula sebagian dari kalian yang menjawab, saya membaca buku kalau disuruh guru bu. Jadi yaa buku yang saya baca sejumlah buku pelajaran di sekolah. Dan ada pula sebagian dari kalian, saya harap sebagian kecil saja menjawab, saya tidak suka buku bu. Saya disuruh baca buku oleh ibu saya guru saya, saya tetap tidak baca buku, karena saya tidak suka buku. Nah, tim ketiga ini yang bahaya. Karena membaca buku tidak bisa dipisahkan dari dunia pendidikan. Seperti kata pepatah, buku adalah jendela dunia.  Semakin banyak buku yang kamu baca, semakin banyak pula pengetahuan baru yang kamu dapat. Kegiatan membaca juga mampu mempertajam pikiran, Mengembangkan kemampuan verbal, Melatih kemampuan berpikir dan menganalisa, Melatih fokus dan konsentrasi, hingga melatih kemampuan berpikir kritis. Dengan banyaknya manfaat yang kita dapat dari kegiatan membaca, sangat rugi jika kita dengan sengaja membiasakan diri untuk tidak akrab dengan buku. Ada beeerbagai macam buku yang dapat kita baca.  Nah, di kesempatan  ini kita akan belajar bersama tentang buku fiksi dan  nonfksi. Apa sih buku fiksi dan non fiksi itu? Simak video ini sampai habis. Jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

 

Jika kita membicarakan buku non fiksi, maka pasti ada pula yang namanya buku fiksi. Kira-kira apa ya perbedaan istilah fiksi dan non fiksi?

Buku fiksi merupakan buku yang menyajikan kejadian atau peristiwa tentang kehidupan berdasarkan hasil dari rekayasa imajinasi pengarang. Kejadian-kejadian yang ada dalam karangan tersebut  bukanlah kejadian yang sebenarnya, namun hanya sebatas rekaan atau khayalan belaka dari pengarang. Ide dan gagasan dari pengarang bisa saja bersumber dari fakta dalam kehidupan sehari-hari. namun fakta tersebut, telah diolah dan dikembangkan lebih lanjut berdasarkan kemampuan imajinasi pengarang. Contoh beberapa buku fiksi antara lain dongeng, novel, cerita pendek (cerpen), fabel, dan buku naskah drama.

Beberapa ciri-ciri dari buku fiksi antara lain:
- Bersifat rekaan atau imajinasi,

-          sering menggunakan gaya bahasa (majas) dalam penulisannya

-          sering menggunakan bahasa yang konotatif atau bukan makna sebenarnya
- Memiliki pesan moral atau amanat yang disampaikan kepada pembaca
- membuat pembaca seakan-akan ikut merasakan yang sedang diceritakan.

 

Sedangkan karangan non fiksi merupakan kebalikan dari karangan fiksi. Karangan non fiksi menjelaskan kejadian yang sebenarnya terjadi. Jadi,  buku nonfiksi adalah buku yang di buat berdasarkan hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau bisa juga kita sebut dengan fakta. contoh buku non fiksi antara lain: buku ilmiah penelitian, buku pelajaran, buku ensiklopedia, jurnal, buku dokumenter, buku biografi, dan buku laporan ilmiah seperti skripsi, tesis, makalah, dll).

Buku Nonfiksi mempunyai ciri-ciri yang membedakannya dengan buku fiksi. Ciri-ciri tersebut antara lain:

1.      Menggunakan bahasa yang formal

Ciri ini adalah ciri yang paling menonjol. Dari segi penulisannya, buku nonfiksi disampaikan menggunakan bahasa formal, sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Meskipun ada beberapa buku nonfiksi, seperti buku motivasi dan referensi, ditulis dengan menggunakan bahasa yang santai. Walaupun begitu, penulisannya tetap menggunakan bahasa yang sesuai dengan kaidah penulisan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)

2.      Menggunakan kata/frasa denotatif

Kata denotatif maksudnya adalah kata yang mengandung makna sebenarnya. Informasi yang disampaikan oleh penulis disajikan secara lengkap dan tegas. Ini sangat berkebalikan dengan ciri karangan fiksi yang sering menggunakan kata konotatif. Agar lebih jelas perbedaan antara konotatif dan denotative, perhatikan kalimat berikut:

Desi mempunyai dua kambing hitam. Kambing hitam dalam kalimat tersebut adalah makna denotatif atau makna sebenarnya, karena merujuk pada hewan kambing yang berwarna hitam.

Bandingkan dengan kalimat berikut:

Vino dijadikan kambing hitam agar temannya tidak mendapat hukuman. Kambing hitam dalam kalimat tersebut tentu bukan bermkasud menjadikan Vino sebagai hewan kambing berwarna hitam. Melainkan bermakna bahwa Vino menjadi orang yang disalahkan padahal dirinya tidak bersalah. Jadi, kambing hitam di kalimat pertama merupakan frasa denotative, sedangkan kambing hitam di kalimat kedua adalah frasa konotatif.

3.      Berdasarkan fakta yang sudah terbukti kebenarannya.

4.      Tulisan berbentuk tulisan ilmiah popular

Suatu tulisan dikatakan sebagai tulisan ilmiah popular karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang santai namun isinya tetap diambil berdasarkan kajian, daftar pustaka, dan sumber referensi yang ilmiah.

5.      Temuan yang dituliskan adalah temuan baru atau pengembangan dari temuan yang sudah ada

6.      Memiliki Objektivitas yang Tinggi

Maksudnya, fakta dan data yang disampaikan ke pembaca sesuai dengan kebenarannya dan tidak dipengaruhi oleh subjektivitas penulis.

buku nonfiksi dikelompokkan menjadi beberapa jenis menurut isinya, jenis-jenis tersebut yaitu:

Pertama adalah buku biografi. Buku biografi merupakan buku yang berisi riwayat hidup seseorang, biasanya mengenai riwayat hidup pahlawan atau tokoh-tokoh berpengaruh. Buku biografi tentunya ditulis agar dapat menginspirasi para pembacanya.

Kedua adalah buku literatur. Buku literatur merupakan buku yang memiliki fungsi untuk digunakan sebagai rujukan kajian keilmuan. Buku literatur sering disebut diktat atau buku kuliah. Biasanya, buku literatur sering ditulis berdasarkan penelitian. Maka dari itu, buku ini sudah jelas memiliki kadar keilmiahan yang sangat tinggi. Jadi, buku literatur ini sering ditulis oleh dosen atau peneliti.

Ketiga adalah buku motivasi. Buku motivasi merupakan buku yang berisi kajian psikologis untuk membangkitkan gairah atau semangat bagi para pembacanya. Buku motivasi dapat disusun berdasarkan kajian keagamaan atau moral. Dengan membaca buku motivasi, pembaca diharapkan mendapat energi baru untuk meneruskan hidup dan semangat untuk terus berkarya.

Keempat adalah buku pendamping. Buku pendamping merupakan buku yang memiliki fungsi untuk mendampingi buku utama. Biasanya buku pendamping disebut pula buku pengayaan. Jadi, buku pendamping ditulis setelah ada buku utama misal buku pelajaran untuk anak sekolah. Kajian buku pelajaran tersebut masih bersifat umum. Jadi, buku pelajaran memerlukan buku pendamping (pengayaan) untuk menjelaskan dan melengkapi buku utama karena ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan secara lengkap dalam buku utama.

Secara umum, sistematika buku non fiksi terdiri atas beberapa bagian, yaitu:

Sampul, halaman judul, halaman hak cipta, kata pengantar, daftar isi, isi buku yang terdiri dari beberapa bab, glosarium (daftar istilah beserta definisi), daftar pustaka, indeks (daftar kata disertai informasi halaman) dan lampiran.

Sebuah karya tulis yang dituangkan ke dalam sebuah buku, tentunya akan disertai dengan beragam komentar. Itulah yang dinamakan resensi, yaitu komentar, tanggapan atau penilaian yang diberikan secara logis atas isi karya atau buku tersebut. Tanggapan terhadap isi buku atau karya tulis tersebut dapat dilakukan dengan mengamati kelebihan dan kekurangan buku baik fiksi maupun non fiksi.

Tanggapan terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur dari buku fiksi tersebut. Adapun unsur-unsur buku fiksi yang dapat dikomentari antara lain sampul buku, rincian subbab buku, tokoh dan penokohan, tema cerita, bahasa yang digunakan, penyajian alur cerita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam cerita.

Dalam menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi dapat dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan terhadap unsur-unsur buku tersebut dan jawaban dari pertanyaan tersebut dapat dibangun menjadi komentar terhadap isi buku. Adapun contoh pertanyaannya seperti :

  • Bagaimana judul dan tema dikembangkan?Apakah ada keunikan dalam pengembangan judul dan tema?
  • Bagaimana pengarah mengembangkan latar cerita?
  • Bagaimana pengarang mengembangkan tokoh dan watak tokoh?
  • Bagaimana pilihan kata yang digunakan pengarang?
  • Apakah kalimat-kalimat yang digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuataan dalam membangun cerita?

Tanggapan terhadap isi buku non fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur buku non fiksi seperti sampul buku, rincian subbab buku, judul sub bab, isi buku, cara pengarang menyajikan cerita, bahasa yang digunakan, dan sistematika penulisannya.

Sama hal nya seperti komentar dalambuku fiksi, dalam mengomentari isi buku non fiksi juga dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan mengenai unsur-unsur buku tersebut, seperti :

  • Apa judul dan tema buku?
  • Bidang ilmu apa yang dibahas dalam buku?
  • Garis besar apa yang disampaikan dalam buku?Apa isi dari tiap babnya?
  • Apakah buku ditunjang dengan gambar atau foto, ilustrasi, table, dan grafik?dan apakah penunjang tersebut cukup mampu membantu pembaca lebih memahami isi teks?
  • Apakah sistematika penulisan mudah diikuti?
  • Apakah bahasa yang digunakan mudah dipahami?

Demikian materi buku fiksi dan non fiksi yang kita pelajari di kesempatan ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.

 

 

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...