Selasa, 09 Maret 2021

Teks Resensi - Definisi, Tujuan, Fungsi, Sistematika, Kebahasaan, Contoh Analisis dan Jenis

 

Assalamualaikum wr. Wb. Halo sahabat Galeri Bahasa. Kali ini kita akan belajar tentang teks resensi. Ada yang masih merasa kurang familiar dengan istilah ini? Jadi missalnya ada artis yang buka restoran, kemudian ramai-ramai mereview restoran tersebut, atau ada make up keluaran terbaru, gawaai atau hp keluaran terbaru, kemudian banyak yang membuat video un boxing atau review dari produk tersebut. Nah, sebenarnya kegiatan seperti itulah yang kita maksud dengan resensi. Jadi, seharusnya sudah tidak asing lagi ya dengan kegiatan resensi. Karena resensi kini sudah tidak melulu kita temui di media cetak maupun tugas sekolah. Resensi, ulasan, review kini menjadi rutinitas yang sering sekali dibahas di media sosial. Selain itu, materi ini juga berulang kita pelajari. Baik di jenjang SMP maupun SMA. Di jenjang SMP, kita mengenalnya dengan istilah teks ulasan. Sudah mulai ingat? Semoga tidak kena penyakit lupa ya.  Kalau begitu Langsung saja, siapkan catatanmu, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.

 

Resensi biasa  juga disebut dengan istilah ulasan atau review.

Kata resensi berasal dari bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio, recensere, atau revidere. Arti kata ini bermakna mengulas kembali, melihat kembali, menimbang, atau menilai.

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia/KBBI (1991) resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan buku, atau ulasan buku yang baru saja terbit. Gorys Keraf mendefinisikan resensi sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku” (Keraf, 2001) dan, menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017), resensi adalah ulasan, penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu buku, film, atau karya lain. Dari pengertian dasar terebut, objek resensi tidak hanya terbatas pada buku saja, melainkan bisa berupa film, drama, pameran, dan berbagai bentuk karya.

Resensi biasanya ditulis berdasarkan sudut pandang si penulis sebagai penikmat. Oleh karena itu, hasil resensi pun juga berbeda karena sudut pandangnya juga berbeda-beda.

Namun, yang terpenting, Pada saat meresensi suatu karya, peresensi harus bersikap kritis supaya hasil resensinya bisa memberikan kontribusi untuk kemajuan karya itu sendiri serta mampu memberikan gambaran yang tepat terhadap calon konsumen. Teks ulasan atau resensi sangat penting untuk para calon penikmat karya, maupun untuk pengarang karya tersebut. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah teks resensi, kita tidak boleh asal memberikan pernyataan tanpa adanya analisis yang mendalam sebelumnya. Karena ketika kita menganalisis secara asal-asalan, banyak pihak yang akan kita rugikan terutama calon pembaca atau calon penonton, terlebih merugikan untuk pengarang.

Untuk apa sih kita menulis resensi? Resensi mempunyai beberapa tujuan penulisan.

Mengetahui kelebihan dan kekurangan buku yang di resensi.

Memberikan gambaran kepada pembaca dan penilaian umum dari sebuah karya secara ringkas.

Memberikan masukan kepada penulis berupa kritis dan saran terhadap isi, substansi, cara penulisan buku.

Mengetahui latar belakang dan alasan buku tersebut diterbitkan.

Menguji kualitas buku dan membandingkan terhadap karya lainnya.

 

Manfaat Resensi Buku

1. Resensi mempunyai beberapa manfaat. Antara lain?

2. Bahan pertimbangan: Resensi buku bisa memberikan gambaran pada pembaca tentang sebuah buku, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan apakah buku tersebut layak dibeli, layak dibaca atau tidak. 

3. Bernilai ekonomis: maksudnya??  Maksudnya kita bisa Mendapatkan uang atau imbalan dari buku-buku yang diresensikan jika resensi kita muncul di media.

4. Sarana promosi buku: Resensi buku biasanya dari buku baru yang belum pernah diresensikan sehingga bisa dijadikan sarana promosi buku baru tersebut.

5. Pengembangan kreativitas: Makin sering menulis, makin pula terasah kemampuan kamu. Begitu juga dengan makin sering menulis resensi buku, makin terasah pula kreativitas kamu.

 

Agar terlihat padu, resensi harus mempunyai sistematika. Silakan buka dan simak buku Kemdikbud halaman 205. Dan Berikut sistematika yang ada dalam resensi:

1. Judul

judul harus sesuai dengan isi resensi. Selain itu, Judul diusahakan harus menarik agar calom pembaca resensi tertarik untuk membaca resensi tersebut. Carilah hal-hal yang paling menonjol dari resensi tersebut, dan jadikan judul. Jadi, judul tidak melulu harus sama dengan judul karya tersebut, karena judul yang dimaksud di sini adalah judul resensi. Bukan judul buku. Judul buku nantinya kita tulis di bagian identitas buku. Missal kita ambil contoh novel Milea, Suara dari Dilan. Judul resensi yang menarik contohnya:

Berakhir perpisahan – Resensi Novel Milea Suara dari Dilan.

 

2. Identitas buku

Jika berupa buku, bagian ini mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, urutan cetakan (jika ada) dan ISBN. Jika berupa lagu, bagian ini mencakup judul, nama penyanyi, pengarang, tahun rilis, nama rumah produksi dan durasi.

 

3. Pendahuluan

berisi penjelasan secara umum tentang karya yang akan diresensi. Bisa berupa kepengarangan, artinya menjelaskan secara singkat bagaimana jalan karir pengarang, atau menjelaskan keberadaan karya tersebut di tengah masyarakat.

4. Isi/sinopsis

bagian ini berisi synopsis atau ringkasan yang menggambarkan pemahaman peresensi terhadap isi karya.

5. keunggulan karya

berisi hal-hal yang yang menunjukkan keunggulan dan kelebihan dari suatu karya

6. kelemahan buku berisi hal-hal yang menunjukkan kekurangan dari suatu karya

7. penutup berisi kesimpulan apakah karya tersebut patut dinikmati atau tidak

 

Oke. Sekarang kita lihat contoh resensi buku.

Judul resensi: Berakhir Perpisahan – Resensi Novel Milea, Suara dari Dilan.

Judul Buku : Milea; Suara dari Dilan
Pengarang : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tahun Terbit : Agustus – 2016
Tebal Halaman : 360 halaman

cetakan : Cetakan I

Tahun Terbit : 2016

tebal halaman : 367 halaman

ISBN : 978-602-0851-56-3

Bagian ini sudah sangat jelas berupa identitas karya.

Novel ini adalah seri ketiga dari novel Dilan, Dia Dilanku Tahun 1990 dan Dilan, Dia Dilanku Tahun 1991. Jika tidak mengikuti dua novel sebelumnya, pasti akan kebingungan untuk menyimak novel Milea ini. Novel ini seakan menjawab keresahan pembaca novel Dilan sebelumnya, karena di novel Milea ini seolah semua pertanyaan dan kebingungan pembaca akan terjawab. (bagian ini berupa pendahuluan yang menggambarkan secara umum karya yang akan diulas). Selanjutnya..

Novel ini mengambil sudut pandang dari Dilan. Penceritaannya juga menjawab dan mengklarifikasi pernyataan atau cerita dari Milea. Seperti penyebab Akew meninggal, lalu kenapa Dilan ada di kantor polisi. Dilan tidak ditahan karena kasus Akew meninggal. Termasuk latar belakang cerita Dilan yang meramal Milea saat pertama kali kenalan.

Dilan itu teman yang baik. Dilan itu juga pacar yang baik. Dan sebenarnya, Dilan juga murid yang baik untuk guru-guru yang bisa mengerti dirinya. Kisah percintaan Dilan dan Milea, persahabatan, keluarga, hingga kesedihan bersatu dalam buku ini. (bagian ini termasuk Isi/Sinopsis yang merangkum isi dari karya tersebut secara singkat). Selanjutnya …

Cover novel ini sangat kekinian dan sesuai target sasarannya yaitu remaja. Selain itu Banyak puisi-puisi yang diselipkan dalam novel ini yang membuat pembaca dapat senyum-senyum sendiri. Model penceritaannya dibuat sangat jelas dan terstruktur, jadi ketika membaca dari awal, dapat langsung membayangkan di buku seri Dilan yang pertama dan kedua. Novel Milea dan juga versi sebelumnya sangat tampak seperti kisah nyata. Walaupun banyak yang beranggapan cerita dalam novel ini fiksi, tapi penceritaannya sangat tidak berlebihan dan seperti mengalir apa adanya.  (bagian ini sudah sangat jelas masuk ke unsur Kelebihan buku). Selanjutnya.

Namun. Ending di buku ini membosankan, karena ending kisah cinta Milea dan Dilan telah diungkap di novel seri Dilan sebelumnya. Jadi, pembaca sudah bisa menebak akhir cerita karena sedikit banyak sudah tergambar di novel-novel sebelumnya.( bagian ini merupakan  kekurangan atau kelemahan buku). dan yang terakhir.

Novel karya pidi BaiQ ini memang akan sangat menarik untukdibaca para remaja karena konflik yang diangkat mewakili dunia remaja. Novel ini juga memberikan kita pelajaran bahwa tidak semua cerita atau hubungan berakhir dengan bahagia. Dari novel ini kita belajar, hendaknya kita dapat menerima dengan lapang dada bagaimanapun jalan cerita yang terjadi dalam kehidupan kita. (bagian ini berupa penutup yang berisikan kesimpulan serta rekomendasi apakah karya ini bagus dibaca atau tidak.)

Selanjutnya kita masuk ke pembahasan kaidah kebahasaan yang dipakai dalam menulis resensi. Ada beberapa kaidah kebahasaan yang sering dipakai saat kita membuat resensi, antara lain:

1.      Penggunaan konjungsi atau kata hubung. Konjungsi yang sering dipakai antara lain:

1. konjungsi penerang, yaitu konjungsi atau penghubung antarkata, antarfrasa, antarklausa, dan antarkalimat yang berfungsi sebagai penerang kata yang diikutinya.misalnya  bahwa, yakni, yaitu.
2. konjungsi temporal,
kata hubung yang berkaitan dengan waktu. Misalnyasejak, semenjak, kemudianakhirnya
3. konjungsi penyebababan,
adalah Konjungsi yang di pakai untuk menunjukkan  sebab-akibat.misalnyakarena, sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan, harus, hendaknya,

Dan terakhir kita bahas jenis teks resensi. berdasarkan isinya, Teks ulasan atau resensi dibagi menjadi 3 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Teks Ulasan Informatif

Jenis ini berisi gambaran singkat, umum, dan padat dari suatu karya. Resensi ini tidak menyampaikan seluruh isi suatu karya, melainkan hanya menjelaskan bagian-bagian terpenting saja dan menekankan keunggulan dan kekurangan dari karya yang tengah diulas.
2. Teks Ulasan Deskriptif

Jenis ini membahas secara mendetail pada tiap bagian-bagian suatu karya. Teks ulasan jenis ini pada umumnya dilakukan pada karya fiksi guna mendapat gambaran yang jelas tentang manfaat, informasi, dan kekuatan argumentatiif yang disalurkan penulis di dalam suatu karya.
3. Teks Ulasan Kritis

Jenis ini lebih terperinci terhadap suatu karya dengan mengacu pada metode pendekatan ilmu pengetahuan tertentu. Resensi ini dibuat dengan sangat objektif dan kritis, bukan hanya pandangan pembuat ulasan

 

Demikian materi resensi yang dapat kita bahas di kesempatan ini. semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb

https://www.ruangguru.com

https://www.quipper.com/id

https://www.gurupendidikan.co.id

https://dosenbahasa.com 


Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...