Selasa, 15 Oktober 2019

Cerpen Betapa Pentingnya Persahabatan (Kumpulan Cerpen Siswa MA Abdullah Mojo Kediri)

 BETAPA PENTINGNYA PERSAHABATAN
Pada tanggal 1 November terbentuklah group rebana yang terdiri dari 10 personil dan satu pelatih.
Waktu pelatih mengajak berkumpul kami berunding ingin meminta dukungan dan kerjasamanya untuk mengompakkan group rebana ini.
Pak Bagas sebagai pelatih kami, dia mengajak semua untuk berkumpul.
Pak Bagas “Ham, tolong nanti Nanda, Firsta, Tio, Adi, Ayu, Farida, Nafisa, Sari, Novita tolong kamu ajak berkumpul di musholla ya..”
Hamdan “Iya pak, siap” .Setelah itu Hamdan pergi ke rumah Tio, ternyata anak-anak sedang berkumpul di rumah Tio, lalu Hamdan menghampiri. Hamdan “Hai Tio..”
Tio “Hai Hamdan, dari mana kamu?” (tanya Tio) .Hamdan “Saya dari rumah Pak Bagas tadi”
Tio bertanya “Ada apa kok tumben dari rumah Pak Bagas?” Hamdan “Oh iya, tadi Pak Bagas bilang ke saya katanya arek-arek diminta bantuan ikut mendukung dan bekerjasama untuk mengompakkan group hadroh”
Tio menjawab “Iya siap, kapan mulainya latihan?”
Hamdan “Nanti sore kita berkumpul di musholla jam 15.00” .“Iya...” saut Tio.
Hamdan  “Yaudah kalau begitu aku pulang dulu ya Tio” Tio “Oke, hati-hati Hamdan” .Hamdan “Iya”
Setelah itu Hamdan langsung bergegas pulang dengan cepat. Lalu, waktu pukul jam 15.00 tepat Hamdan dan teman-teman berangkat ke musholla, lalu Pak Bagas datang.
Pak Bagas  “Assalamu’alaikum..” Anak-anak “Wa’alaikum salam, pak”  “Ini sudah kumpul semua atau belum?” tanya Pak Bagas.
“Sudah kumpul semua, pak...” sahut Hamdan
Pak Bagas bertanya “Bagaimana setuju atau tidak kalau kita mengompakkan group kita lagi, dengan cara ikut lomba?”
“Iya pak, saya setuju banget” sahut Tio(dengan senang).
Lalu anak-anak bergegas latihan. Tepat jam 16.00 latihan sudah selesai, lalu anak-anak bermusyawarah untuk mengikuti lomba. Waktu pertama anak-anak mengikuti lomba kami sangat bersemangat sekali. Lomba pertama sudah terlewati, walaupun tidak dapat juara tetapi kami tetap semangat.
Hamdan memanggil pak Bagas “pak Bagas...” Pak Bagas menjawab  “Iya Hamdan, ada apa?”
“Pak, mohon maaf, kami tidak bisa membuat Bapak bangga” ucap Hamdan
“Tidak apa-apa Ham, yang penting kalian sudah menunjukkan bakat kalian, saya sudah bangga” ucap pak Bagas
“Iya pak...” jawab Hamdan. “Ham, tolong temannya dikasih tahu latihan kita tetapkan hari jum’at sore” ucap Pak Bagas. “Iya pak, nanti kita latihan lagi ya pak?” ucap Hamdan
“Oke, kumpul jam 15.00” kata pak Bagas “Iya pak” jawab hamdan
Anak-anak datang ke musholla tepat jam 15.00 sambil menunggu pak Bagas datang, sesaat kemudian pak Bagas datang.
“Assalamu’alaikum” ucap pak Bagas “Wa’alaikum salam” sahut anak-anak
“Ayo kita mulai latihannya” ucap pak Bagas “Iya pak” sahut anak-anak
Beberapa saat kemudian datang Bapak RT yang ingin mengundang group rebana kami untuk ikut memeriahkan acara desa.
“Pak, mohon maaf mengganggu waktunya sebentar” ucap pak RT
“Iya pak, tidak apa-apa, ada apa ya pak?” tanya pak Bagas
“Saya ingin anak-anak memeriahkan acara desa, bisa kan pak?” ucap pak RT
“Iya pak, bisa. kalau boleh tahu acaranya malam atau pagi pak?” ujar pak Bagas
“Malam pak” jawab pak RT “Oke, bisa pak” sahut pak Bagas
“Oke terima kasih pak, makasih atas kerja samanya” ucap pak RT
(sambil bersalaman) “Iya, sama-sama pak” jawab pak Bagas
Setelah group rebana ini beberapa kali tampil di desa-desa tetapi anak-anak belum puas dengan penampilan mereka. Dan akhirnya mereka mengikuti perlombaan di STAIN Kediri dengan acara milad STAIN.
“Pak, Bulan depan akan ada lomba di STAIN Kediri, anak-anak ingin mengikutinya pak, bagaimana pak?” ucap Hamdan .Lalu pak Bagas bertanya “Apakah semuanya sudah siap untuk mengikutinya?”
“Iya pak siap, kita berusaha dulu pak” ucap Hamdan
“Oke kalau begitu saya siap untuk mendaftarkan” saut pak Bagas
Sudah hampir mendekati hari untuk perlombaan, semua anak-anak sudah terlihat siap dan senang.
“Besok kita berangkat jam 17.00” ucap pak Bagas
“Iya pak” sahut anak-anak
Dan sampainya di lokasi langsung masuk ke musholla untuk siap-siap dan untuk menunggu giliran.
Setelah perlombaan itu selesai entah kenapa Nafisa tidak puas dengan penampilan itu dan Nafisa menyalahkan Farida “Far, kenapa kamu kok tidak bisa kompak?” ucap nafisa (dengan suara keras)
“Maaf, saya jarang ikut latihan makanya saya salah terus” ucap Farida (dengan merasa bersalah)
“Gara-gara kamu, kita jadi kalah” sahut Nafisa .“Maaf karena saya, kalian semua menjadi malu dan kalah” ucap Farida (sambil menangis)
“Udah gak usah bertengkar yang penting kalian sudah berani menunjukkan bakat kalian” sahut pak Bagas
“Nggak bisa gitu dong pak, dia kan salah, gara-gara dia kita menjadi kalah” sahut Nafisa (dengan suara keras) .“Tapi Farida sudah mengakui kalau dia salah” sahut pak Bagas
“Sudahlah gak usah bertengkar” sahut Hamdan “Kita coba lain kali untuk mengikuti perlombaan lagi” sahut pak Bagas
“Gak pak, saya tidak mau ikut lomba lagi” sahut Nafisa sambil pergi
“Pak, bagaiman ini, Nafisa terlalu keras kepala, dia ingin selalu menang sendiri, dan tidak mau disalahkan” sahut Hamdan
“Nanti saya akan menemui Nafisa, tolong kamu hibur Farida dulu” ucap pak Bagas
“Iya pak” sahut Hamdan (lalu Hamdan pergi).
Sesaat Hamdan hendak pulang ke rumah, dia bertemu dengan Nafisa di jalan, dia ingin menghampiri Nafisa, tetapi Nafisa langsung pergi saat melihat Hamdan.
“Naf, tunggu sebentar, saya mau berbicara sama kamu” ucap Hamdan (sambil berlari)
“Ada apa Ham?” sahut Nafisa
“Tolonglah maafin Farida, dia tidak bersalah” ucap Hamdan
“Maaf, saya tidak bisa” ucap Nafisa (sambil pergi meninggalkan Hamdan)
“Tolong kamu jangan keras kepala gitu, kita sudah hampir 1 tahun kita bersahabat, jangan gara-gara masalah sepele lalu persahabatan kita rusak” ucap Hamdan
“Saya tahu  itu, kita memang sudah bersahabat lama, tapi Farida tidak bisa mengerti keinginan pak Bagas” sahut Nafisa
“Saya tahu, pak Bagas itu ingin kita membuat bangga dan membawa nama baiknya tetapi kita saja kurang belajarnya” ucap Hamdan
“Gara-gara dia kita kalah” ucap Nafisa (sambil marah)
“Udahlah masalah sepele jangan dibuat gede, kita udah dewasa, sebaiknya kita lupakan masalah ini dan kita memulai dari awal lagi” ucap Hamdan
“Iya maaf, gara-gara aku group kita hampir bubar” ucap Nafisa (sambil menangis)
“Iya, tidak apa-apa” ucap Hamdan
Tepat tanggal 1 November milad group kami, dan Nafisa ingin mengajak teman-temannya untuk mengadakan syukuran bersama, dia ingin meminta maaf dia menyadari kesalahannya.
“Ham, saya mau meminta maaf kepada kamu” ucap Nafisa (dengan rasa bersalah)
“Iya, tidak apa-apa kok sa...” ucap Hamdan .“Saya mau mengajak teman-teman untuk mengadakan tumpengan” sahut Nafisa
“Acara apa memangnya sa?” tanya Hamdan .“Acara milad Ham” sahut Nafisa (dengan perasaan senang)
“Oh iya, saya lupa, iya nanti saya usulkan ke pak Bagas dulu” sahut Hamdan
“Oke nanti kabari saya ya Ham..” sahut Nafisa
Setelah Nafisa dan Hamdan berbincang-bincang tentang masalah milad ternyata semua anak setuju. Akhirnya mereka bersama mengadakan tasyakuran milad. Dan mereka berjanji untuk tetap saling menjaga persahabatan. Dan akhirnya mereka selalu mengikuti setiap perlombaan dan Nafisa pun sadar betapa pentingnya sahabat. Sahabat yang selalu ada dalam suka dan duka kita.
Persahabatan yang baik menyadari akan kesalahan sahabatnya meskipun sahabat yang lain lebih baik tetapi bersatu dan menyelesaikan dengan musyawarah.


 Umi Nur Hayati yang lahir 17 tahun yang lalu. Kini ia sekolah di MA ABDULLOH sekarang kelas XI IPA.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...