Selasa, 06 Desember 2022

Pidato Aksioma| Pidato Porseni| Peran Media Sosisal dalam Meningkatkan Literasi dan Nilai Keislama pada Remaja

 

Tanam pinang rapat-rapat

Agar puyuh tak dapat lompat

Jawablah salam dengan semangat

Jikalau anda umat Muhammad

Assalamu’alaikum Wr.Wb.

 

Bismillahirohmannirohim, alhamdulillahirobbil ‘alamin, assolatu wassalamu alla ashrofil an biya’i wal mursalin wa alla alihi wa sobh’i rosulillahi ‘ajmain, amma-ba’du...

 

Yth Dewan Juri Porseni 2022

Rekan-rekan seperjuangan yang saya banggakan, serta hadirin hadirat rahimakumulloh

Pertama, marilah kita panjatkan puji syukur kepada ilahi robbi biqoulina alhamdulillah karena pada pagi hari ini kita dapat berkumpul dan bermuwajjahah dalam acara ini dengan keadaan yang sehat tak kurang suatu apapun.

Kedua, sholawat ma'assalam semoga selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW. Nabi yang membawa kita dari zaman yg gelap menuju zaman yang terang, addinul islam, yang pastinya selalu kita nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat.

Hadhirin hadirat rahimakumulloh.

Pada kesempatan yang singkat izinkan saya menyampaikan ceramah dengan judul: Media Sosial untuk meninggkatkan literasi dan nilai keislaman pada remaja.

Sekarang ini zamannya modern, serba canggih, serba teknologi. Mau bicara sambil tatap muka tinggal video call, mau tau tentang dunia yang “up tu date” tinggal browsing di internet, mau tau kabar sanak family yang berjauhan tinggal telepon, mau tau status teman dan upload foto terbaru tinggal online di facebook, Twitter, WhatsApps, juga Instagram,... Masya Allah... Semua serba mudah sekarang...

Dan tanpa kita sadari, poduk-produk Media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube, WhatsApps, Instagram telah menjadi kosakata modern yang akrab di telinga kita. Sayangnya, euforia bermedia soal akhirnya menghasilkan potret masyarakat pada dua kondisi. Pertama, mereka yang mampu mengakses dan berbagi informasi secara fungsional, semakin berpengetahuan, semakin berdaya, dan memiliki peluang dalam banyak hal berkat teknologi informasi&komunikasi. Meraka mampu memanfaatkan media sosial sebagai wadah untuk menjujukkan kreativitas mereka. Sebagai penjunjang kegiatan belajar mereka, tak jarang media sosial juga mereka manfaatkan untuk berlajar bisnis walaupun di usia muda. Itu golongan pertama. Golongan yang bisa dikatakan cerdas dalam bermedsos. Lain halnya dengan golongan kedua. Golongan kedua adalah mereka yang gagap teknologi, hanya mengikuti tren, menjadi sasaran empuk pasar teknologi dan dampak negatif teknologi. Lihat video joget di Tik Tok, mereka langsung latah menirukan joget tanpa mempertimbangkan pantas atau tidaknya joget itu. Lihat berita viral sedikit saja, langsung share sebanya-banyaknya tanpa cek dan ricek kebenaran berita itu. Belum lagi jika kita membahas masalah pornografi dan kejahatan yang merebak di dunia sosmed.

 

Melihat dua sisi tersebut apakah lantas kita perlu mengisolasi diri dan bersikap antimedia-sosial? Kehadiran media sosial adalah keniscayaan sebagai konsekuensi pergaulan global. Kita tidak bisa mnolaknya. Di sinilah literasi teknologi memiliki peran penting sehingga umat Islam dapat menggunakan media sosial secara bijak. Pengguna yang literasinya cukup akan memiliki kesadaran, kendali, dan batasan yang jelas dalam menggunakan teknologi. Tidak sekadar mengikuti tren, yang penting update, bahkan seringkali ikut andil menyebarluaskan informasi palsu(hoax).

 

Bagaimana Islam menyikapi fenomena ini? Dalam Islam dikenal yang Namanya akhlakul karimah. Akhlak yang mulia. Ini tercermin dalam berbagai bentuk ahlakul karimah dalam menggunakan media sosial, antara lain: Menyampaikan informasi dengan benar, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta. Hal itu tercermin dalam (QS. Al-Hajj: 30).

وَاجْتَنِبُوْا قَوْلَ الزُّوْرِ
“dan jauhilah perkataan dusta.”

Selain itu, kita harus meneliti fakta/cek-ricek terhadap semua informasi yang kita peroleh dari medsos agar  tidak terjadi kidzb, ghibah, fitnah dan namimah seperti yang dijelaskan dalam (QS. Al-Hujarat: 6)

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ

Wahai orang-orang yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita, maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.

 

Ketidakhati-hatian dalam menyebut[1]kan dan memberi atribusi kepada pihak tertentu yang tersebar ke ranah publik bisa berakibat pencemaran nama baik sebagaimana larangan dalam UU ITE. (4).

 

Hadhirin hadhirat rahimakumulloh…

Kemajuan teknologi bisa kita ibaratkan seperti pisau. Ia bisa menghasilkan karya di tangan yang tepat. Namun sekali berada di tangan yang salah, kehancuranlah yang akan terjadi. Media sosial adalah alasan dari banyak masalah dan solusi dunia.

Manfaat media sosial memang sangat banyak. namun sebaliknya, bahayanya pun tidak sedikit. Kita yang bisa menjaga dan melindungi diri sendiri dari bahaya internet, termasuk medsos. Begitu juga sebaliknya, kita yang tahu mana saja yang penting dan berguna bagi kita. Kita harus bijaksana dalam menggunakan media sosial untuk kepentingan sendiri.

Demikian pidato yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat untuk dunia akhirat kita. Mohon maaf jika ada khilaf.

Wabillahi taufiq wal hidayah

Wassalamualaikum wr.wb.

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Naskah MC Pelantikan Fatayat NU

  Assalamualaikum wr. Wb الـحَمْدُ للهِ وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى رَسُوْلِ اللهِ وَعَلَى آلِهِ وَصَحْبِهِ وَمَنْ وَالَاهَ ، أَمَّا ب...