Tanam pinang
rapat-rapat
Agar puyuh tak
dapat lompat
Jawablah salam dengan
semangat
Jikalau anda umat
Muhammad
Assalamu’alaikum
Wr.Wb.
Bismillahirohmannirohim,
alhamdulillahirobbil ‘alamin, assolatu wassalamu alla ashrofil an biya’i wal
mursalin wa alla alihi wa sobh’i rosulillahi ‘ajmain, amma-ba’du...
Yth Dewan Juri
Porseni 2022
Rekan-rekan
seperjuangan yang saya banggakan, serta hadirin hadirat rahimakumulloh
Pertama, marilah kita panjatkan puji
syukur kepada ilahi robbi biqoulina alhamdulillah karena pada pagi hari ini
kita dapat berkumpul dan bermuwajjahah dalam acara ini dengan keadaan yang sehat tak kurang suatu
apapun.
Kedua, sholawat ma'assalam semoga
selalu tercurahkan kepada junjungan kita, Nabi Agung Muhammad SAW. Nabi yang
membawa kita dari zaman yg gelap menuju zaman yang terang, addinul islam, yang
pastinya selalu kita nantikan syafaatnya kelak di hari kiamat.
Hadhirin hadirat
rahimakumulloh.
Pada kesempatan
yang singkat izinkan saya menyampaikan ceramah dengan judul: Media Sosial untuk
meninggkatkan literasi dan nilai keislaman pada remaja.
Sekarang ini
zamannya modern, serba canggih, serba teknologi. Mau bicara sambil tatap muka
tinggal video call, mau tau tentang dunia yang “up tu date” tinggal browsing di
internet, mau tau kabar sanak family yang berjauhan tinggal telepon, mau tau
status teman dan upload foto terbaru tinggal online di facebook, Twitter,
WhatsApps, juga Instagram,... Masya Allah... Semua serba mudah sekarang...
Dan tanpa kita
sadari, poduk-produk Media sosial seperti Facebook, Twitter, Youtube,
WhatsApps, Instagram telah menjadi kosakata modern yang akrab di telinga kita.
Sayangnya, euforia bermedia soal akhirnya menghasilkan potret masyarakat pada
dua kondisi. Pertama, mereka yang mampu mengakses dan berbagi informasi secara
fungsional, semakin berpengetahuan, semakin berdaya, dan memiliki peluang dalam
banyak hal berkat teknologi informasi&komunikasi. Meraka mampu memanfaatkan
media sosial sebagai wadah untuk menjujukkan kreativitas mereka. Sebagai penjunjang
kegiatan belajar mereka, tak jarang media sosial juga mereka manfaatkan untuk
berlajar bisnis walaupun di usia muda. Itu golongan pertama. Golongan yang bisa
dikatakan cerdas dalam bermedsos. Lain halnya dengan golongan kedua. Golongan
kedua adalah mereka yang gagap teknologi, hanya mengikuti tren, menjadi sasaran
empuk pasar teknologi dan dampak negatif teknologi. Lihat video joget di Tik Tok,
mereka langsung latah menirukan joget tanpa mempertimbangkan pantas atau
tidaknya joget itu. Lihat berita viral sedikit saja, langsung share
sebanya-banyaknya tanpa cek dan ricek kebenaran berita itu. Belum lagi jika
kita membahas masalah pornografi dan kejahatan yang merebak di dunia sosmed.
Melihat
dua sisi tersebut apakah lantas kita perlu mengisolasi diri dan bersikap
antimedia-sosial? Kehadiran media sosial adalah keniscayaan sebagai konsekuensi
pergaulan global. Kita tidak bisa mnolaknya. Di sinilah literasi teknologi
memiliki peran penting sehingga umat Islam dapat menggunakan media sosial
secara bijak. Pengguna yang literasinya cukup akan memiliki kesadaran, kendali,
dan batasan yang jelas dalam menggunakan teknologi. Tidak sekadar mengikuti
tren, yang penting update, bahkan seringkali ikut andil menyebarluaskan
informasi palsu(hoax).
Bagaimana Islam menyikapi
fenomena ini? Dalam Islam dikenal yang Namanya akhlakul karimah. Akhlak yang
mulia. Ini tercermin dalam berbagai bentuk ahlakul karimah dalam menggunakan media
sosial, antara lain: Menyampaikan informasi dengan benar, juga tidak merekayasa
atau memanipulasi fakta. Hal itu tercermin dalam (QS. Al-Hajj: 30).
وَاجْتَنِبُوْا قَوْلَ
الزُّوْرِ
“dan jauhilah perkataan dusta.”
Selain itu, kita
harus meneliti fakta/cek-ricek terhadap semua informasi yang kita peroleh dari
medsos agar tidak terjadi kidzb, ghibah,
fitnah dan namimah seperti yang
dijelaskan dalam (QS. Al-Hujarat: 6)
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ
اٰمَنُوْٓا اِنْ جَاۤءَكُمْ فَاسِقٌۢ بِنَبَاٍ فَتَبَيَّنُوْٓا اَنْ تُصِيْبُوْا قَوْمًاۢ
بِجَهَالَةٍ فَتُصْبِحُوْا عَلٰى مَا فَعَلْتُمْ نٰدِمِيْنَ
Wahai orang-orang
yang beriman! Jika seseorang yang fasik datang kepadamu membawa suatu berita,
maka telitilah kebenarannya, agar kamu tidak mencelakakan suatu kaum karena
kebodohan (kecerobohan), yang akhirnya kamu menyesali perbuatanmu itu.
Ketidakhati-hatian
dalam menyebut[1]kan dan memberi atribusi
kepada pihak tertentu yang tersebar ke ranah publik bisa berakibat pencemaran
nama baik sebagaimana larangan dalam UU ITE. (4).
Hadhirin hadhirat
rahimakumulloh…
Kemajuan teknologi
bisa kita ibaratkan seperti pisau. Ia bisa menghasilkan karya di tangan yang
tepat. Namun sekali berada di tangan yang salah, kehancuranlah yang akan
terjadi. Media sosial adalah alasan dari banyak masalah dan solusi dunia.
Manfaat media sosial memang
sangat banyak. namun sebaliknya, bahayanya pun tidak sedikit. Kita yang bisa
menjaga dan melindungi diri sendiri dari bahaya internet, termasuk medsos. Begitu
juga sebaliknya, kita yang tahu mana saja yang penting dan berguna bagi kita.
Kita harus bijaksana dalam menggunakan media sosial untuk
kepentingan sendiri.
Demikian pidato
yang dapat saya sampaikan. Semoga dapat bermanfaat untuk dunia akhirat kita.
Mohon maaf jika ada khilaf.
Wabillahi taufiq
wal hidayah
Wassalamualaikum wr.wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar