Assalamualaikum wr. Wb. salam sejahtera utuk kita semua, semoga kita tetap
diberikan Kesehatan serta tetap semangat belajar di manapun, kapanpun dan
bagaimanapun. Sahabat, pernahkah kalian mendengar istilah plagiat? Plagiat
adalah pengambilan karangan atau pendapat orang lain dan menjadikannya
seolah-olah karangan sendiri. Hal ini bisa terjadi karena penulis tidak
mencantumkan sumber asli dari bahan tulisan yang dibuatnya. Dalam dunia sekolah
pun, kita bisa saja terjebak dalam keadaan ini
jika tidak mampu menuliskan sumber referensi dari makalah yang dibuat dengan
baik dan benar. Jadi, wajib untuk kita menelaah betul-betul sumber referensi
dari karya tulis kita dan menuliskan semua sumber referensi yang kita pakai
saat membuat karya tulis. Caranya, adalah dengan menuliskan kutipan dan daftar
Pustaka dengan benar. Walaupun terkesan mudah, nyatanya masih banyak yang
kesulitan menerapkan penulisan daftar Pustaka dan kutipan yang benar. Apakah kamu salah satunya?
Ya, menulis kutipan
dan daftar pustaka memang bukanlah sesuatu yang mudah apalagi jika belum pernah
mencobanya sama sekali. Banyaknya aturan kadang malah membuat orang semakin
bingung tentang cara penulisannya. Namun, kalau kita tidak menulis sumber
dengan benar, maka karya kita bisa terdeteksi sebagai plagiat. Jadi mau tidak mau, kita
harus benar-benar teliti tentang hal satu ini.
Sudah siap belajar? simak
video ini sampai selesai, jangan lupa untuk mencatat dan membuat peta konsep.
Referensi
dalam karya tulis ilmiah akan berdampak pada kredibilitas karya itu sendiri.
Oleh sebab itu, pemilihan serta penulisan kutipan dan daftar pustaka yang tepat
menjadi sangat penting. Ada beberapa jenis gaya penulisan referensi, yaitu APA (American Pshycological
Association) MLA (Modern Language Association), dan Harvard. Ketiga jenis gaya
tersebut sering dipakai dalam perguruan tinggi. Namun untuk tingkat Sekolah
menengah atas biasanya yang dipelajari adalah dasar-dasar penulisan rujukan sesuai
buku ajar tingkat SMA dari kemdikbud.
Walaupun
masing-masing gaya memliki perbedaan teknis penulisan, namun semuanya memiliki
kesamaan tujuan penulisan referensi. Yaitu: Agar memperkuat teori dan
argumentasi, menghindari plagiarisme, menghargai karya orang lain, dan
memberikan informasi kepada pembaca.
Pada materi ini,
kita akan belajar bersama teknik penulisan kutipan dan daftar pustaka yang
sering dibahas dalam modul pembelajaran tingkat SMA.
Pertama Pembahasan Daftar Pustaka
Daftar
pustaka atau reference adalah sebuah daftar yang berisi judul-judul
buku, artikel-artikel, dan bahan-bahan penerbitan lainnya, yang digunakan
sebagai bahan acuan dalam penulisan karya ilmiah seperti makalah, skripsi,
tugas akhir, laporan, thesis,dan penelitian yang
ditempatkan di halaman terakhir suatu karya tulis.
Apa saja fungsi menulis daftar Pustaka?
Selain menghindari penulis dari plagiarisme, daftar
pustaka juga punya fungsi lain yang tidak kalah penting,
Pertama, daftar pustaka diperlukan sebagai
sumber rujukan untuk memastikan kebenaran data yang diambil. Dengan demikian,
karya tulis yang kita buat dapat dipercaya kebenarannya.
Kedua, daftar pustaka dapat memberikan referensi
tambahan bagi pembaca yang tertarik akan karya tulis. Pembaca tersebut dapat
mencari bacaan yang diperlukannya dengan melihat daftar pustaka.
Ketiga, sebagai bentuk apresiasi dan ucapan terima
kasih penulis terhadap karya-karya yang dijadikannya acuan, sebab telah
membantunya menyelesaikan karya tulisnya.
Jadi, adanya
daftar pustaka bukan sekadar untuk memenuhi kelengkapan penulisan saja. Karena
sangat pentingnya daftar pustaka dalam penulisan karya tulis ilmiah, maka
penulisannya pun tidak boleh asal-asalan. Terdapat
aturan-aturan yang harus dipenuhi dalam penulisan daftar pustaka.
Apa saja
aturan tersebut?
1.
Daftar Pustaka disusun secara alfabetis. Artinya, urutan
penulisannya disesuaikan dengan urutan alfabet.
2.
Pengetikan untuk setiap buku (sumber) menggunakan spasi
tunggal (satu spasi)
3.
Pengetikan disusun dengan menggunakan identitas gantung,
yakni diawali dari margin kiri dan kata/kalimat selanjutnya diteruskan dengan
menjorok ke dalam sejauh 5 ketukan (5 karakter)
4.
Jarak spasi antara sumber sumber satu dengan yang lain adalah
1,5 spasi.
5.
Secara umum, urutan penulisan daftar Pustaka adalah: Nama
pengarang (diakhiri dengan titik). Tahun penerbitan (diakhiri dengan titik).
Judul buku/karangan ditulis dengan huruf miring (italic), dengan huruf
besar pada awal setiap kata, kecuali kata hubung. Kota tempat penerbit dan nama
penerbit dipisahkan dengan titik dua (:)
6.
Sedang buku-buku yang tidak ada pengarangnya, termasuk
Undang-Undang Dasar, Undang-Undang, dan sejenisnya diletakkan pada urutan
paling bawah.
7.
Nama penulis yang terdiri dari dua kata atau lebih,
penulisannya dibalik dengan mendahulukan kata terakhir, diikuti singkatan nama
nama depan.
- Gelar penulis (gelar akademis/kebangsawanan/keagamaan) tidak perlu
dicantumkan
Ada banyak sekali jenis rujukan yang dapat kita pakai
dalam proses menulis karya tulis. Di kesempatan ini kita akan mempelajari
rujukan yang sering dipakai. Antara lain, buku, dokumen pemerintah, majalah
atau koran dan internet.
1.
Penulisan referensi dari buku.
Contoh:
Judul buku: Cerdas Berbahasa Indonesia
Penulis: Engkos Kosasih
Tahun terbit: 2008
Penerbit: Erlangga
Kota Terbit: Jakarta
Jika dijadikan daftar Pustaka menjadi:
Kosasih, Engkos. 2008. Cerdas Berbahasa Indonesia.
Jakarta: Erlangga
Sesuai dengan
aturan penulisan daftar pustaka yang sudah dijelaskan sebelumnya, pada contoh
di atas, nama pengarangnya dibalik. tiap bagiannya dipisah dengan tanda titik
(.). Untuk kota dan nama penerbit, dipisah dengan tanda titik dua (:)
Dan, Jika sampai
dua baris, maka baris kedua menjorok ke dalam sejauh 5 ketukan (5 karakter).
Perhatikan contoh daftar pustaka berikut:
Muslich, Masnur. 2010. Tata Bentuk Bahasa Indonesia,
Kajian Arah Tata Bahasa Deskripstif.
Jakarta: Bumi Aksara.
Kemudian bagaimana jika penulisnya lebih dari satu?
Jika
sumbernya memiliki 2 atau 3 pengarang, maka semua nama tetap ditulis dan nama
pengarang pertama saja yang dibalik.
Contoh:
Triyatno,
A.H., dan Agung Barizi. 2000. Belajar Ilmu Statistika. Bandung: PT.
Gramedia.
Jika buku yang digunakan memiliki 4 pengarang atau lebih,
maka tidak perlu menulis semuanya.
Tulislah nama pengarang pertama saja, lalu diikuti dengan ‘dkk’ yang berarti
‘dan kawan-kawan’
Contoh:
.Hermanto, Rudi, dkk. 2003. Bisnis
dan Investasi. Yogyakarta:
Laksana Putra.
Jika menggunakan 2 sumber buku atau
lebih yang kebetulan nama pengarangnya sama, maka urutkan menurut tahun terbit.
Perhatikan Contoh daftar pustaka berikut:
Irfanto, D. 2001. Belajar Pemrograman Web.
Jakarta: PT. Indo Media.
Irfanto, D. 2002. Algoritma Robotik. Jakarta:
PT. Indo Media.
Selain dari buku, referensi karya tulis dapat pula kita
peroleh dari artikel di majalah/koran. Cara penulisannya adalah sebagai
berikut. Nama penulis ditulis paling depan, diikuti oleh tanggal, bulan dan
tahun (jika ada). Judul artikel ditulis dengan cetak biasa, dan huruf besar
pada setiap huruf awal kata, kecuali kata hubung. Nama majalah ditulis dengan
huruf kecil kecuali huruf pertama setiap kata dan dicetak miring. Ingat ya,
yang dicetak miring nama majalah, bukan judul artikel. Nomor halaman disebut
pada bagian akhir.
Contoh:
Widodo, S. 4 Juli 2011. Kebebasan Pers dalam Makna
Kekinian. Jawa Pos, hlm.4
Jika rujukan dari dokumen resmi pemerintah yang
diterbitkan oleh suatu penerbit (tanpa penulis tanpa Lembaga), judul atau nama
dokumen ditulis di bagian awal dengan cetak miring, diikuti tahun penerbitan
dokumen, kota penerbit dan nama penerbit. Contoh:
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 2 Tahun 1989
tentang Sistem Pendidikan Nasional. 1990. Jakarta: PT Armas Duta Jaya.
Jika rujukan berasal dari artikel dalam internet berbasis
jurnal tercetak, cara pnulisannnya seperti rujukan dari artikel jurnal
tercetak, tetapi diikuti dengan keterangan on line, alamat situs, dang tanggal
akses. Volume, nomor terbitan, dan nomor halaman dicantumkan setelah kata on
line.
Berikut contoh penulisannya:
Mappiare, A. 2009. Budaya Konsumsi Remaja-Pelajar di Tiga Kota Metropolitan Pantai
Indonesia. Jurnal Ilmu Pendidikan, (Online), 16 (1): 12-21, tersedia: http://www.um.ac, diunduh 20 Desember 2020.
Jika rujukan berasal dari internet berupa karya
individual, nama penulis ditulis seperti rujukan dari bahan cetak, diikuti
secara berturut-turut oleh tahun, judul karya tersebut (dicetak miring) dengan
diberi keterangan on line dalam kurung, dan diakhiri dengan alamat sumber
rujukan tersebut, disertai dengan keterangan kapan diunduh.
Contoh:
Wanto, Sugeng. 2013. Pemimpin Berkarakter Ulul Albab. (Online). tersedia: http://waspadamedan.com, diunduh 10 September 2020.
Atau bisa juga menggunakan format yang lebih singkat:
Wanto,
Sugeng.2013.Pemimpin Berkarakter Ulul Albab di http://waspadamedan.com
(akses 10 September 2020)
Selain penulisan daftar Pustaka, ada satu hal lagi nih yang patut kita perhatikan agar kita
terhindar dari plagiat, yaitu penulisan kutipan. Mengutip
diartikan sebagai mengambil perkataan atau kalimat dari buku baik fiksi atau non fiksi. Dalam kutipan, yang ditulis hanyalah nama terakhir
pengarang. Bukan nama lengkap pengarang.
Secara umum. Kutipan dibedakan
menjadi 2 Jenis Yaitu:
1.
Kutipan
Langsung
Kutipan langsung adalah ide/konsep orang lain yang disalin
sesuai dengan aslinya.
Kutipan langsung pada format APA ditulis dengan
menyebutkan nama pengarang, tahun terbit, dan halaman kalimat/teks yang
dikutip.
Contoh:
Argumentasi adalah suatu
bentuk retorika yang berusaha untuk mempengaruhi sikap dan pendapat orang lain,
agar mereka itu percaya dan akhirnya bertindak sesuai dengan apa yang
diinginkan oleh penulis atau pembicara (Keraf, 1983: 3).
2.
Kutipan
tidak langsung adalah ide/konsep orang lain yang dikutip dengan menggunakan
kata-kata penulis/peneliti sendiri.
Penulisan Kutipan Tidak
Langsung Pada format APA, kutipan tidak langsung dituliskan dalam kalimat/teks
dengan mencantumkan nama pengarang dan tahun penerbitan, tanpa menuliskan
halaman karya yang dikutip. Nama penulis disebutkan dalam kalimat
Contoh:
Seperti yang dijabarkan
oleh Gorys Keraf (1983) bahwa argumentasi pada dasarnya tulisan dengan tujuan
mempengaruhi keyakinan pembaca agar percaya akan pendapat penulis bahkan mau
melakukan apa yangdikatakan penulis.
Jika terdapat dua
penulis, maka nama terakhir kedua penulis ditulis dengan dipisahkan oleh
konjungs dan.
Contoh: Mitchell dan
Smith (2017) berpendapat …
………. (Mitchell dan Smith, 2017).
Jika terdapat tiga ,
empat atau lima penulis, untuk penulisan pertama semua nama akhir pengarang
harus ditulis.
Missal: Mitchell, Smith,
dan Thomson (2017) berpendapat …..
……( Mitchell, Smith, dan Thomson, 2017)
Untuk penulisan
selanjutnya, bisa disingkat hanya dengan menuliskan nama akhir pengarang
pertama dan diikuti dengan singkatan dkk.
Mitchell dkk (2017)
berpendapat …
…. (Mitchell dkk, 2017).
Jika terdapat 6 penulis,
maka yang ditulis hanya nama akhir pengarang pertama dan diikuti singkatan dkk.
Demikian pembahasan
penulisan referensi kali ini. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap semangat.
Wassalamualaikum wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar