Assalamualaikum
wr. Wb. Hai sahabat semua. Kembali lagi dengan Bu Iva di Galeri Bahasa. Kali
ini kita akan meneruskan materi kita kemarin yaitu karya tulis ilmiah.
Seperti pembahasan
kita sebelumnya, berdasarkan bentuk penyajiannya, karya ilmiah dapat dibedakan
menjadi tiga bentuk. Yaitu karya ilmiah popular, karya ilmiah semi formal dan
karya ilmiah formal. Setiap bentuk karya ilmiah tersebut mempunyai
karakteristik dan kelengkapan struktur masing-masing.
Karya ilmiah
popular bentuknya manasuka. Ragam bahasanya santai atau popular, topic dan
bahasanya pun sudah akrab dan menyenangkan bagi sebagian besar orang. Karya
ilmiah popular umumnya dijumpai di media massa, seperti Koran atau majalah
dalam bentuk artikel. Misal ada artikel tentang Virus Covid-19. Di artikel
tersebut menjelaskan sejarah penemuan virus Covid-19, masa inkubasi, cara
penularan dan pencegahan tertular virus tersebut dan sebagainya. Semua
pernyataan dan artikel tersebut bersumber dari hasil penelitian. Namun,
diungkapkan dengan bahasa yang santai agar lebih dapat diterima oleh masyarakat
secara luas. Itulah yang dinamakan dengan karya ilmiah popular.
Kemudian bagaimana
dengan karya ilmiah semi formal? Dalam karya ilmiah semi formal, ada beberapa
poin yang harus dipenuhi. Tidak manasuka lagi seperti karya ilmiah popular
tadi. Poin-poin tersebut antara lain:
Halaman judul,
kata pengantar, daftar isi, pendahuluan, pembahasan, simpulan dan daftar
pustaka. Contoh karya tulis ilmiah semi formal antara lain laporan kegiatan dan
makalah. Sedangkan untuk karya ilmiah bentuk formal harus lebih lengkap lagi
meliputi judul, tim pembimbing, kata pengantar, abstrak, daftar isi,
pendahuluan, kajian teori, metode penelitian, pembahasan, simpulan dan saran,
daftar pustaka dan terakhir lampiran.
Nah, kali ini kita
akan bahas beberapa bagian penting dari struktur karya ilmiah semi formal
maupun formal.
1. Judul
Judul
dalam karya tulis ilmiah harus dirumuskan dengan jelas dan lengkap yang
menggambarkan isi dari karya tulis tersebut. Contoh judul, Pengaruh Media Komik
terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri. Jadi harus jelas
apa variable yang diteliti dan siapa subjek penelitian tersebut. Kemudia
bagaimana penulisan judul? Penulisan judul dapat dilakukan dengan dua cara.
Pertama, dengan menggunakan huruf capital semua. Kedua, dengan menggunakan
huruf kecil kecuali huruf pertamanya. Namun, untuk cara kedua ini, kata
penggabung atau konjungsi seperti dengan, dan, serta kata-kta depan seperti di,
dari, ke, huruf pertamanya tidak boleh menggunakan huruf capital. Selain itu, Di
akhir judul tidak boleh menggunakan tanda baca apapun, termasuk titik ataupun
koma.
2. Bagian
kedua yang kita bahas yaitu pendahuluan. Bagian pendahuluan mencakup latar
belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan masalah, perumusan masalah,
tujuan penelitian, dan manfaat penelitian.
a. Pertama
kita bahas latar belakang. Latar belakang dalam karya tulis ilmiah harus bisa
menjelaskan mengapa penting permasalahan tersebut dibahas. Idealnya, latar
belakang berisikan kesenjangan antara harapan dan realita. Misal dari judul di
atas tadi, Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas
XI SMA Kediri, kita buat minimal 3 paragraf. Saya bilang minimal ya. jadi lebih
banyak paragraf tidak masalah asalkan tidak keluar dari topic. Paragraf pertama
berisikan harapan seharusnya para siswa berkemampuan menulis cerpen. Kita tunjukkan
manfaat memiliki keterampilan menulis, tak terkecuali menulis cerpen. Di
paragraf kedua, kita tunjukkan realitanya bagaimana? Namun, nah, Bu Iva suka
menggunakan kata namun ini di paragraf kedua. Setelah kita lihat banyaknya
manfaat menulis cerpen, namuuun. Dari beberapa data yang kita kumpulkan
ternyata banyak siswa yang masih bingung bagaimana memunculkan ide karena media
yang mereka gunakan masih menggunakan media sederhana hanya bersumber dari
narasi guru. Dan di paragraf ketiga, kita tawarkan bahwa terdapat banyak
pilihan media yang mampu membantu siswa untuk lebih mudah menulis cerpen, salah
satunya dengan menggunakan media komik. Maka, berdasarkan masalah tersebut
perlu dilakukan penelitian tentang Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan
Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri. Jadi begitu ya, cara mudah membuat
latar belakang masalah yang sederhana. Harapan, realita, kesimpulan.
b. Yang
kedua yaitu perumusan masalah. Masalah adalah sesuatu yang dianggap perlu
pemecahan oleh penulis. Rumusan masalah umumnya disajikan dalam bentuk
pertanyaan mengapa dan bagaimana. Karena dengan dua kata Tanya itulah penulis
melakukan langkah-langkah pemecahan. Contoh rumusan masalah:
a. Bagaimana
kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri tanpa menggunakan media
komik?
b. Bagaimana kemampuan menulis cerpen siswa kelas
xi sma Kediri dengan menggunakan media komik?
c. Seberapa
signifikankah pengaruh media komik terhadap kemampuan menulis cerpen siswa
kelas xi sma Kediri?
c. Bagian
pendahuluan selanjutnya yaitu tujuan. Tujuan merupakan pernyataan mengenai
fokus pembahasan di dalam penulisan karya tulis ilmiah. Dengan demikian, harus
sesuai dengan rumusan masalah yang telah dibuat sebelumnya.
Contoh tujuan:
Tujuan penelitian ini adalah sebagai
berikut:
1. Untuk
mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri tanpa menggunakan
media komik.
2. Untuk
mengetahui kemampuan menulis cerpen siswa kelas xi sma Kediri yang
pembelajarannya menggunakan media komik.
3. Untuk
mengetahui kesignifikanan pengaruh media komik terhadap kemampuan menulis
cerpen siswa kelas xi sma Kediri.
d. Bagian
pendahuluan selanjutnya yaitu manfaat penulisan. Di bagian ini, penulis
meyakinkan kepada pembaca tentang manfaat atau kegunaan dari penulisan karya
ilmiah tersebut.
Selanjutnya kita
bahas bab kedua yaitu kerangka teoretis atau disebut juga kajian pustaka atau
landasan teori. Bagian ini berisi identifikasi dan kajian berbagai teori yang
relevan/sesuai dengan topik. Misalnya, judul karya tulis kita tadi Pengaruh
Media Komik terhadap Kemampuan Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri. Dari
judul tersebut, teori-teori yang perlu kita cantumkan di bagian ini antara
lain: belajar, pembelajaran sastra, media pembelajaran, teori menulis, dan
terakhir teori tentang cerpen, karena ujung pembahasan kita adalah menulis
cerpen. Selain itu, perlu dilakukan pengkajian terhadap penelitian-penelitian
terdahulu , tentunya penelitian yang relevan dengan topik kita. Langkah ini
penting guna menmabh wawasan baru yang telah ada sebelumnya. Selain itu,
langkah ini juga akan menghindarkan kita dari adanya duplikasi.
Selanjutnya kita
masuk ke bab 4 yaitu metodologi penelitian. Metode penelitian perlu dicantumkan
untuk karya tulis yang merupakan hasil penelitian. Metodologi penelitian
artinya prosedur atau tahap-tahap penelitian, mulai dari persiapan, penentuan
sumber data, pengolahan sampai dengan pelaporannya.
Saat ini, metode penelitian memang belum banyak digunakan di
bangku sekolah. Namun, kalau kalian lanjut kuliah dan bertemua dengan skripsi,
metode penelitian akan sangat berdampak terhadap hasil skripsi kamu. Metode-metode
tersebut adalah:
1. Metode Eksperimental
Penelitian menggunakan metode
eksperimental akan mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, mulai dari
survei, observasi, hingga wawancara. Bedanya, metode ini akan membagi objek
penelitiannya menjadi dua kelompok—kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kedua kelompok diusahakan untuk
memiliki karakteristik yang semirip mungkin. Kelompok eksperimen akan menerima
perlakuan baru dari peneliti, sementara kelompok kontrol tidak.
Nantinya, data akan terhimpun
sesuai dengan cara pengumpulannya. Yang menjadi garis besar dari penelitian ini
ialah hasil dari perlakuan baru terhadap kelompok eksperimen. Apabila hasilnya
tidak memiliki perbedaan yang signifikan bila dibandingkan dengan kelompok
kontrol, maka dapat ditarik kesimpulan bahwa perlakuan baru tersebut tidak
memiliki pengaruh signifikan juga.
Dari penjelasan tersebut,
berarti contoh judul yang kita gunakan tadi, Pengaruh Media Komik terhadap Kemampuan
Menulis Cerpen Siswa Kelas XI SMA Kediri, adalah contoh penelitian yang bisa menggunakan
metode eksperimental karena ada dua kelompok yang mendapat perlakukan berbeda.
Kelompok pertama (kelompok eksperimen menggunakan media komik untuk menulis
cerpen) sedangkan kelompok kedua (kelompok control) tidak menggunakan media
komik untuk menulis cerpen.
2. Metode Longitudinal
Penelitian menggunakan metode
longitudinal akan mengumpulkan data dengan berbagai macam cara, namun yang
paling umum dilakukan ialah survei. Sampel penelitian akan diberikan
kuesioner/angket yang harus diisi. Kemudian, dalam jangka waktu tertentu
setelah melakukan survei yang pertama, peneliti akan melakukan survei kedua,
dan seterusnya untuk kemudian mencari perubahan yang terjadi. Tidak ada
ketentuan berapa kali peneliti harus mengulang surveinya, namun, biasanya
dilakukan paling tidak sebanyak dua kali.
3. Metode Deskriptif
Sesuai dengan namanya, dalam
penelitian dengan metode deskriptif, peneliti akan mendeskripsikan suatu
fenomena dengan berdasarkan pada pengalaman partisipan riset serta hasil
observasi yang telah dilakukannya. Data yang terhimpun disebut data
deskriptif/data naratif. Selain menggunakan observasi pada saat mengumpulkan
data, cara lain yang lazim digunakan adalah wawancara.
4. Metode Studi Kasus
Penelitian yang menggunakan
metode studi kasus biasanya memperoleh data yang dibutuhkan lewat berbagai
cara, dimulai dari wawancara, observasi, ataupun pemeriksaan dokumen. Perbedaan
dari metode ini dengan metode yang lainnya adalah lingkup penelitian yang lebih
terbatas, sehingga memungkinkan peneliti untuk melakukan penelitiannya secara
lebih mendalam.
Struktur selanjutnya yaitu
pembahasan. Bagian ini berisi paparan tentang isi pokok karya tulis ilmiah yang
didasarkan pada rumusan masalah dan tujuan penulisan yang dikemukakakan di bab
1 pendahuluan tadi. Pembahasan dapat dilengkapi dengan sarana pembantu seperti
table dan grafik. Table dan grafik menjadi cara efektif agar data dan informasi
lebih mudah dibaca dan disimpulkan.
Bagian selanjutnya yaitu
simpulan dan saran. Simpulan merupakan pemaknaan kembali atau sintesis dari
keseluruhan unsur penulsian karya ilmiah yang mencakup pendahuluan, landasan
teori, metodologi penelitian dan temuan penelitian/pembahasan. Sedangkan saran berisikan
rekomendasi-rekomendasi kepada pihak terkait yang berhubungan dengan temuan
penelitian.
Bagian selanjutnya, terdapat
daftar pustaka. Yaitu bagian yang memuat semua kepustakaan yang kita gunakan
sebagai landasan dalam karya ilmiah.
Dan bagian terakhir adalah lampiran.
Bagian ini berisi data atau keterangan lain yang berfungsi untuk melengkapi
uraian yang telah disajikan dalam karya tulis ilmiah.
Kita akhiri sampai di sini dulu
pembelajaran kita kali ini. Jangan lupa
membunyikan lonceng karena akan ada jilid ketiga untuk materi karya ilmiah.
Jadi, jangan sampai ketinggalan ya. Sekian terimakasih. Semoga bermanfaat,
tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar