Assalamualaikum wr. Wb. Hai sahabat
Galeri Bahasa. Bagaimana kabar kalian semua? Semoga tetap sehat dan tetap
semangat belajar bersama Galeri Bahasa. Sahabat, apa yang terlintas di pikiran
kalian semua jika Bu Iva bertanya apakah kalian suka buku? Dan, berapa banyak
buku yang sudah kalian baca dalam satu semester lalu? Sebagian dari kalian
pasti ada yang menjawab, saya suka buku bu. Dan sudah tidak terhitung buku yang
sudah saya baca dalam 1 semester lalu. Ada pula sebagian dari kalian yang
menjawab, saya membaca buku kalau disuruh guru bu. Jadi yaa buku yang saya baca
sejumlah buku pelajaran di sekolah. Dan ada pula sebagian dari kalian, saya
harap sebagian kecil saja menjawab, saya tidak suka buku bu. Saya disuruh baca buku
oleh ibu saya guru saya, saya tetap tidak baca buku, karena saya tidak suka
buku. Nah, tim ketiga ini yang bahaya. Karena membaca buku tidak bisa dipisahkan
dari dunia pendidikan. Seperti kata pepatah, buku adalah jendela dunia. Semakin banyak buku yang kamu baca, semakin
banyak pula pengetahuan baru yang kamu dapat. Kegiatan membaca juga mampu
mempertajam pikiran, Mengembangkan kemampuan verbal,
Melatih kemampuan berpikir dan menganalisa, Melatih fokus dan konsentrasi,
hingga melatih kemampuan berpikir kritis. Dengan banyaknya manfaat yang kita
dapat dari kegiatan membaca, sangat rugi jika kita dengan sengaja membiasakan
diri untuk tidak akrab dengan buku. Ada beeerbagai macam buku yang dapat kita
baca. Nah, di kesempatan ini kita akan belajar bersama tentang buku
fiksi dan nonfksi. Apa sih buku fiksi
dan non fiksi itu? Simak video ini sampai habis. Jangan lupa untuk mencatat dan
membuat peta konsep.
Jika
kita membicarakan buku non fiksi, maka pasti ada pula yang namanya buku fiksi.
Kira-kira apa ya perbedaan istilah fiksi dan non fiksi?
Buku fiksi merupakan buku yang
menyajikan kejadian atau peristiwa tentang kehidupan berdasarkan hasil dari
rekayasa imajinasi pengarang. Kejadian-kejadian yang ada dalam karangan
tersebut bukanlah kejadian yang
sebenarnya, namun hanya sebatas rekaan atau khayalan belaka dari pengarang. Ide
dan gagasan dari pengarang bisa saja bersumber dari fakta dalam kehidupan
sehari-hari. namun fakta tersebut, telah diolah dan dikembangkan lebih lanjut
berdasarkan kemampuan imajinasi pengarang. Contoh beberapa buku fiksi antara
lain dongeng, novel, cerita pendek (cerpen), fabel, dan buku naskah drama.
Beberapa ciri-ciri dari buku fiksi
antara lain:
- Bersifat
rekaan atau imajinasi,
-
sering menggunakan gaya bahasa (majas) dalam penulisannya
-
sering menggunakan bahasa yang konotatif atau bukan
makna sebenarnya
- Memiliki
pesan moral atau amanat yang disampaikan kepada pembaca
- membuat
pembaca seakan-akan ikut merasakan yang sedang diceritakan.
Sedangkan karangan non fiksi
merupakan kebalikan dari karangan fiksi. Karangan non fiksi menjelaskan
kejadian yang sebenarnya terjadi. Jadi, buku nonfiksi adalah buku yang di buat
berdasarkan hal yang benar-benar terjadi dalam kehidupan sehari-hari atau bisa
juga kita sebut dengan fakta. contoh buku non fiksi antara lain: buku ilmiah penelitian,
buku pelajaran, buku ensiklopedia, jurnal, buku dokumenter, buku biografi, dan
buku laporan ilmiah seperti skripsi, tesis, makalah, dll).
Buku Nonfiksi mempunyai
ciri-ciri yang membedakannya dengan buku fiksi. Ciri-ciri tersebut antara lain:
1. Menggunakan bahasa yang
formal
Ciri ini adalah ciri yang paling
menonjol. Dari segi penulisannya, buku nonfiksi disampaikan menggunakan bahasa
formal, sesuai dengan bahasa yang baik dan benar. Meskipun ada beberapa buku
nonfiksi, seperti buku motivasi dan referensi, ditulis dengan menggunakan
bahasa yang santai. Walaupun begitu, penulisannya tetap menggunakan bahasa yang
sesuai dengan kaidah penulisan PUEBI (Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia)
2. Menggunakan kata/frasa
denotatif
Kata denotatif maksudnya adalah
kata yang mengandung makna sebenarnya. Informasi yang disampaikan oleh penulis
disajikan secara lengkap dan tegas. Ini sangat berkebalikan dengan ciri karangan fiksi
yang sering menggunakan kata konotatif. Agar lebih jelas perbedaan antara
konotatif dan denotative, perhatikan kalimat berikut:
Desi mempunyai dua kambing hitam. Kambing hitam dalam
kalimat tersebut adalah makna denotatif atau makna sebenarnya, karena merujuk
pada hewan kambing yang berwarna hitam.
Bandingkan dengan kalimat berikut:
Vino dijadikan kambing hitam agar temannya tidak
mendapat hukuman. Kambing hitam dalam kalimat tersebut tentu bukan bermkasud
menjadikan Vino sebagai hewan kambing berwarna hitam. Melainkan bermakna bahwa
Vino menjadi orang yang disalahkan padahal dirinya tidak bersalah. Jadi,
kambing hitam di kalimat pertama merupakan frasa denotative, sedangkan kambing
hitam di kalimat kedua adalah frasa konotatif.
3. Berdasarkan fakta yang
sudah terbukti kebenarannya.
4. Tulisan berbentuk tulisan
ilmiah popular
Suatu tulisan dikatakan sebagai
tulisan ilmiah popular karena bahasa yang digunakan adalah bahasa yang santai namun isinya
tetap diambil berdasarkan kajian, daftar pustaka, dan sumber
referensi yang ilmiah.
5. Temuan
yang dituliskan adalah temuan baru atau pengembangan dari temuan yang sudah ada
6. Memiliki Objektivitas yang Tinggi
Maksudnya, fakta dan data yang
disampaikan ke pembaca sesuai dengan kebenarannya dan tidak dipengaruhi oleh
subjektivitas penulis.
buku nonfiksi dikelompokkan
menjadi beberapa jenis menurut isinya, jenis-jenis tersebut yaitu:
Pertama adalah buku biografi. Buku
biografi merupakan buku yang berisi riwayat hidup seseorang, biasanya mengenai
riwayat hidup pahlawan atau tokoh-tokoh berpengaruh. Buku biografi tentunya
ditulis agar dapat menginspirasi para pembacanya.
Kedua adalah buku literatur. Buku
literatur merupakan buku yang memiliki fungsi untuk digunakan sebagai rujukan
kajian keilmuan. Buku literatur sering disebut diktat atau buku kuliah.
Biasanya, buku literatur sering ditulis berdasarkan penelitian. Maka dari itu,
buku ini sudah jelas memiliki kadar keilmiahan yang sangat tinggi. Jadi, buku
literatur ini sering ditulis oleh dosen atau peneliti.
Ketiga adalah buku motivasi. Buku
motivasi merupakan buku yang berisi kajian psikologis untuk membangkitkan
gairah atau semangat bagi para pembacanya. Buku motivasi dapat disusun
berdasarkan kajian keagamaan atau moral. Dengan membaca buku motivasi, pembaca
diharapkan mendapat energi baru untuk meneruskan hidup dan semangat untuk terus
berkarya.
Keempat adalah buku pendamping.
Buku pendamping merupakan buku yang memiliki fungsi untuk mendampingi buku
utama. Biasanya buku pendamping disebut pula buku pengayaan. Jadi, buku
pendamping ditulis setelah ada buku utama misal buku pelajaran untuk anak
sekolah. Kajian buku pelajaran tersebut masih bersifat umum. Jadi, buku
pelajaran memerlukan buku pendamping (pengayaan) untuk menjelaskan dan
melengkapi buku utama karena ada beberapa bagian yang tidak dijelaskan secara
lengkap dalam buku utama.
Secara umum, sistematika buku non
fiksi terdiri atas beberapa bagian, yaitu:
Sampul, halaman judul, halaman hak
cipta, kata pengantar, daftar isi, isi buku yang terdiri dari beberapa bab,
glosarium (daftar istilah beserta definisi), daftar pustaka, indeks (daftar
kata disertai informasi halaman) dan lampiran.
Sebuah karya tulis yang dituangkan ke
dalam sebuah buku, tentunya akan disertai dengan beragam komentar. Itulah yang
dinamakan resensi, yaitu komentar, tanggapan atau penilaian yang diberikan
secara logis atas isi karya atau buku tersebut. Tanggapan terhadap isi buku
atau karya tulis tersebut dapat dilakukan dengan mengamati kelebihan dan
kekurangan buku baik fiksi maupun non fiksi.
Tanggapan
terhadap isi buku fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur dari buku
fiksi tersebut. Adapun unsur-unsur buku fiksi yang dapat dikomentari antara
lain sampul buku, rincian subbab buku, tokoh dan penokohan, tema cerita, bahasa
yang digunakan, penyajian alur cerita, dan nilai-nilai yang terkandung dalam
cerita.
Dalam
menyajikan tanggapan terhadap isi buku fiksi dapat dilakukan dengan mengajukan
beberapa pertanyaan-pertanyaan terhadap unsur-unsur buku tersebut dan jawaban
dari pertanyaan tersebut dapat dibangun menjadi komentar terhadap isi buku.
Adapun contoh pertanyaannya seperti :
- Bagaimana judul dan tema
dikembangkan?Apakah ada keunikan dalam pengembangan judul dan tema?
- Bagaimana pengarah mengembangkan
latar cerita?
- Bagaimana pengarang mengembangkan
tokoh dan watak tokoh?
- Bagaimana pilihan kata yang
digunakan pengarang?
- Apakah kalimat-kalimat yang
digunakan pengarang memiliki keunikan dan kekuataan dalam membangun
cerita?
Tanggapan
terhadap isi buku non fiksi dilakukan dengan mengomentari unsur-unsur buku non
fiksi seperti sampul buku, rincian subbab buku, judul sub bab, isi buku, cara
pengarang menyajikan cerita, bahasa yang digunakan, dan sistematika
penulisannya.
Sama
hal nya seperti komentar dalambuku fiksi, dalam mengomentari isi buku non fiksi
juga dilakukan dengan mengajukan beberapa pertanyaan-pertanyaan mengenai
unsur-unsur buku tersebut, seperti :
- Apa judul dan tema buku?
- Bidang ilmu apa yang dibahas dalam
buku?
- Garis besar apa yang disampaikan
dalam buku?Apa isi dari tiap babnya?
- Apakah buku ditunjang dengan gambar
atau foto, ilustrasi, table, dan grafik?dan apakah penunjang tersebut
cukup mampu membantu pembaca lebih memahami isi teks?
- Apakah sistematika penulisan mudah
diikuti?
- Apakah bahasa yang digunakan mudah
dipahami?
Demikian materi buku
fiksi dan non fiksi yang kita pelajari di kesempatan ini. Semoga bermanfaat.
Tetap sehat tetap semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar