Sahabat, pernahkah kalian menonton film Sang Kyai? Taukah juga kalian dengan
film Dilan? Kira-kira kedua film tersebut bagaimana ya coraknya? Sama kah?
Mirip kah? Atau sangat jauh perbedaan coraknya? Dilihat dari posternya saja
tentu semua sepakat jika kedua film tersebut sangat berbeda ya. Mulai dari
tema, tokoh, konflik dan sebagainya semua berbeda. Nah, pembahasan itulah yang
akan kita ulas bersama pada kesempatan kali ini. Jika kemarin kita sudah membahas pengertian,
ciri-ciri hingga struktur dan jenis-jenis drama, kali ini kita akan fokuskan
pembahasan pada unsur pembentuk drama. Sama dengan jenis karya sastra lainnya,
drama juga harus mempunyai unsur-unsur yang berfungsi untuk membangun cerita,
baik membangun dari dalam atau dari luar drama. Kita biasanya menyebut dengan
unsur intrinsik dan unsur ekstrinsik. Bagaimanakah unsur intrinsik dan
ekstrinsik itu? Simak sampai selesai, jangan lupa untuk mencatat dan membuat
peta konsep.
Sebagai salah satu bentuk
karya sastra, drama tidak jauh berbeda dengan bentuk karya sastra prosa yang
lain seperti novel, roman atau cerpen yang mempunyai unsur-unsur pembangun.
Unsur pembangun drama dibagi menjadi dua. Yaitu unsur intrinsic dan unsur
ekstrinsik. Kita bahas unsur intrisik terlebih dahulu ya.
1. Unsur Intrinsik
Unsur intrinsik adalah unsur-unsur
yang membangun karya sastra itu sendiri (Nurgiyantoro, 2002). Unsur-unsur
inilah yang menyebabkan karya sastra hadir secara nyata. Unsur intrinsik secara
faktual akan kita jumpai jika kita membaca/menonton karya sastra. Dengan kata
lain, Unsur intrinsik sebuah drama adalah unsur-unsur yang (secara langsung)
turut serta membangun cerita. Atau, jika dilihat dari sudut kita sebagai
pembaca/penonton, unsur-unsur (cerita) inilah yang akan dijumpai jika kita
membaca sebuah naskah drama. Apa saja unsur intrinsik drama? Kita bahas yuk!
Tema adalah ide yang
mendasari cerita sehingga berperan sebagai pangkal tolak pengarang dalam
memaparkan karya fiksi yang diciptakannya Tema merupakan ide pokok atau pikiran
pusat, pokok pikiran dalam karya sastra, gagasan sentral yang menjadi dasar
cerita dan dapat menjadi sumber konflik-konflik.
Jika
dikaitkan dengan dunia pengarang, tema adalah pokok pikiran didalam dunia
pengarang. Tema mengikat pengembangan cerita. Tema menjadi landasan untuk
menentukan tujuan dan arah cerita. Menurut Nurgiyantoro (1995), tema dibagi
dua, yang pertama tema mayor ( tema pokok yang menjadi dasar karya sastra itu)
dan tema minor (tema tambahan yang menguatkan tema mayor. Misalnya, dalam film Dilan terdapat tema mayor tentang kisah
percintaan antara Dilan dan Milea. Namun dalam film tersebut juga ada beberapa
tema minor yang menguatkan tema mayor antara lain tentang persahabatan, pola
asuh orang tua, dan kritik sosial.
2. 2. Tokoh
Tokoh merupakan pelaku yang mengemban peristiwa dalam cerita fiksi sehingga peristiwa itu mampu menjalin cerita. Tokoh juga bisa diartikan sebagai pelaku dalam karya sastra. Tokoh berfungsi sebagai penggerak cerita, oleh karena itu ia adalah individu rekaan yang dikenai atau yang mengalami berbagai peristiwa (Sudjiman, 1991). Ditinjau dari segi keterlibatannya dalam keseluruhan cerita, tokoh fiksi dibedakan menjadi dua, yakni tokoh sentral atau tokoh utama (tokoh yang mengambil bagian terbesar dalam cerita) dan tokoh peripheral atau tokoh tambahan. Hadirnya tokoh tambahan diharapkan agar peristiwa atau perbuatan yang dialami tokoh utama menjadi lebih hidup (Sayuti, 2000).
Sedangkan
Berdasarkan sifatnya, tokoh dibedakan menjadi 3, yaitu tokoh antagonis, tokoh protagonis,
dan tokoh tritagonis.
Tokoh
protagonis adalah tokoh yang menyampaikan nilai-nilai positif sedangkan tokoh
antagonis adalah lawan dari tokoh protagonis yang menyampaikan nilai-nilai
negatif. Kemudian bagaimana dengan tokoh tritagonis? Tokoh tritagonis adalah
tokoh penengah. Biasanya diperankan oleh orang bijak yang menengahi
permasalahan antara tokoh protagonis dan tokoh tritagonis.
3. 3. Perwatakan/Penokohan
Perwatakan/penokohan
merupakan penggambaran sifat batin seorang tokoh yang disajikan di dalam suatu
cerita. Perwatakan tokoh dalam drama digambarkan dengan melalui dialog,
ekspresi, atau tingkah laku sang tokoh. Watak dari para tokoh itu digambarkan
dalam tiga dimensi (watak dimensional) sebagai berikut :
1)
Keadaan fisik, diilustrasikan melalui umur, jenis kelamin, ciri-ciri tubuh,
cacat jasmani, ciri khas yang menonjol, raut muka, kesukaan, tinggi/pendek,
suku bangsa, kurus/ gemuk, suka
senyum/cemberut dan sebagainya.
2)
Keadaan psikis, ini melingkupi watak, kegemaran, standar moral, temperamental,
ambisi, psikologis yang dialami, mental, dan keadaan emosi.
3)
Keadaan sosiologis, ini meliputi jabatan, pekerjaan, kelas sosial, ras, agama,
dan
ideologi.
4. Alur
Alur
merupakan rangkaian peristiwa dan konflik yang menggerakkan jalan cerita. Alur
drama terdiri dari:
1)
tahapan awal, pada tahapan awal ini merupakan tahapan pengenalan tokoh-tokoh
cerita serta perwatakan, latar, dan hal-hal umum lainnya.
2)
pemunculan konflik, tahap selanjutnya penonton diajak pada pengenalan konflik.
Pada tahap ini, konflik suatu drama mulai ditampilkan. Dalam tahap ini pula
penonton akan mengenal alur dari cerita yang dibuat.
3)
tahap komplikasi atau tahap peningkatan konflik. Pada tahap ini semakin banyak insiden-insiden
yang terjadi. Beberapa konflik pendukung akan terjadi untuk menguatkan konflik
utama pada alur cerita.
4)
Klimaks, merupakan tahapan puncak dari konflik yang ada. Di tahapan ini merupakan
tahap puncak dari ketegangan yang terjadi mulai dari awal cerita.
5)
Resolusi, merupakan tahap yang menujukan jalan keluar dari setiap konflik yang
ada. Teka teki pada setiap konflik yang terjadi pada awal- awal cerita akan
terungkap pada tahap ini. Sering kali, perwatakan yang asli dari setiap tokoh
akan muncul di tahapan ini.
6)
Akhir, pada tahap ini adalah bagian akhir cerita. Dalam tahap ini semua konflik
telah terpecahkan dan merupakan akhir dari cerita.
Alur
dibagi menjadi 3. Ada alur maju, alur mundur dan alur campuran.
1)
Alur maju (progresif), yaitu alur cerita yang berjalan maju, mulai dari masa kini ke
masa
yang
akan datang.
2)
Alur mundur (regresif), kebalikan dari alur progresif. Yaitu alur cerita yang
berjalan mundur, artinya masa kini adalah sebuah hasil dari konflik-konflik
yang terjadi pada masa lalu.
3)
Alur campuran, alur cerita yang mencampurkan masa kini dengan masa lalu dan
juga dengan masa depan. Di sebut juga alur bolak- balik. Cerita dengan alur ini
mengungkakan konflik yang belum selesai dari masa lalu, masa sekarang, dan
penyelesaian di masa depan yang saling terkait satu sama lain.
e.
Setting atau Latar
Setting
ataupun tempat kejadian cerita sering disebut juga sebagai latar cerita. Setting
melingkupi tiga dimensi, antara lain sebagai berikut.
1)
Setting atau latar tempat merupakan tempat terjadinya cerita di dalam sebuah
drama, Setting tempat tidak dapat berdiri sendiri. Misalnya di rumah, di
sekolahan, di medan tempur, dan sebagainya.
2)
Setting atau latar waktu merupakan waktu/zaman/periode sejarah terjadinya
cerita di dalam sebuah drama. Misal siang hari, sore hari, zaman penjajahan dan
sebagainya.
3)
Latar
suasana/budaya, yaitu penggambaran suasana ataupun budaya yang melatarbelakangi
terjadinya adegan atau peristiwa dalam drama. Misal suasana tegang, haru,
gembira, menyedihkan. Mungkin juga menggambarkan suasan kehidupan di budaya
jawa, masyarakat Betawi dan sebagainya.
f.
Dialog (Percakapan)
Ciri
khas naskah drama adalah berbentuk cakapan atau dialog, Di bawah ini merupakan
beberapa hal yang berkaitan dengan dialog dalam naskah drama.
1)
Dialog tersebut harus mencerminkan percakapan sehari-hari, karena di dalam drama
itu merupakan mimetik (tiruan) dari kehidupan sehari-hari.
2)
Ragam bahasa dalam dialog drama tersebut menggunakan bahasa lisan yang komunikatif
serta juga bukan ragam bahasa tulis.
3)
Diksi (pilihan kata) yang digunakan di dalam sebuah drama juga harus berhubungan
dengan konflik serta plot.
4)
Dialog dalam naskah drama tersebut juga harus bersifat estetis, artinya adalah memiliki
bahasa yang indah.
5)
Dialog juga harus dapat mewakili tokoh yang dibawakan, baik itu watak secara
psikologis, sosiologis, ataupun juga fisiologis.
g.
Konflik
Konflik
merupakan pertentangan atau juga masalah dalam drama. Konflik tersebut dibedakan
menjadi dua, konflik eksternal dan internal.
1)
Konflik eksternal merupakan sebuah konflik yang terjadi antara tokoh dengan sesuatu
yang berada di luar dirinya atau biasa disebut dengan konflik fisik.
2)
Konflik internal merupakan konflik yang terjadi antara tokoh dengan dirinya sendiri
atau disebut konflik batin.
h.
Amanat atau Pesan Pengarang
Amanat
merupakan pesan yang disampaikan oleh pengarang kepada para pembaca atau
penonton melalui sebuah drama. Amanat
drama itu selalu berhubungan dengan tema drama. Amanat juga menyangkut
nilai-nilai yang ada di dalam masyarakat yang disampaikan secara implisit.
8. Unsur Ekstrinsik Drama
Unsur ekstrinsik
merupakan unsur yang datang dari luar namun mempengaruhi sebuah cerita yang
disajikan. Artinya, unsur-unsur ekstrinsik tidak terlibat pada jalannya cerita,
namun keberadaan unsur ini sangat mempengaruhi perkembangan sebuah cerita. Yang
termasuk unsur ekstrinsik sebuah drama yaitu: Faktor ekonomi, Faktor politik, Faktor
sosial-budaya, Faktor Pendidikan, Faktor Kesehatan, Faktor psikologis pemain
dan kru, Kebijakan pemerintah, dan lain sebagainya.
Terakhir kita masuk ke
pembahasan ciri-ciri kebahasaan teks drama. Menurut tim Kemdikbud (2017, hlm.
264) teks drama memiliki ciri-ciri kebahasaan sebagai berikut.
1.
Banyak
menggunakan kata yang menyatakan urutan waktu (konjungsi kronologis)
seperti: sebelum, sekarang, setelah itu, mula-mula, kemudian.
2.
Banyak
menggunakan kata kerja yang menggambarkan suatu peristiwa yang terjadi,
contohnya: menyuruh, menobatkan, menyingkirkan, menghadap, beristirahat.
3.
Banyak
menggunakan kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau dirasakan
oleh tokoh, contohnya: merasakan, menginginkan, mengharapkan,
mendambakan, mengalami.
4.
Menggunakan
kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan tokoh, tempat, atau
suasana, seperti: misalnya, rapi, bersih, baik, gagah, kuat.
Demikian
materi drama yang dapat kita bahas. Semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap
semangat. Wassalamualaikum wr. Wb.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar