Assalamualaikum wr. Wb.
Halo sahabat Galeri Bahasa. Kali ini kita akan belajar tentang teks resensi.
Ada yang masih merasa kurang familiar dengan istilah ini? Jadi missalnya ada artis
yang buka restoran, kemudian ramai-ramai mereview restoran tersebut, atau ada
make up keluaran terbaru, gawaai atau hp keluaran terbaru, kemudian banyak yang
membuat video un boxing atau review dari produk tersebut. Nah, sebenarnya
kegiatan seperti itulah yang kita maksud dengan resensi. Jadi, seharusnya sudah
tidak asing lagi ya dengan kegiatan resensi. Karena resensi kini sudah tidak
melulu kita temui di media cetak maupun tugas sekolah. Resensi, ulasan, review
kini menjadi rutinitas yang sering sekali dibahas di media sosial. Selain itu,
materi ini juga berulang kita pelajari. Baik di jenjang SMP maupun SMA. Di
jenjang SMP, kita mengenalnya dengan istilah teks ulasan. Sudah mulai ingat?
Semoga tidak kena penyakit lupa ya. Kalau
begitu Langsung saja, siapkan catatanmu, jangan lupa untuk mencatat dan membuat
peta konsep.
Resensi biasa juga disebut dengan istilah ulasan atau
review.
Kata resensi berasal dari
bahasa Belanda resentie dan bahasa Latin recensio,
recensere, atau revidere. Arti kata ini bermakna mengulas
kembali, melihat kembali, menimbang, atau menilai.
Dalam Kamus Besar Bahasa
Indonesia/KBBI (1991) resensi adalah pertimbangan atau pembicaraan buku,
atau ulasan buku yang baru saja terbit. Gorys Keraf mendefinisikan resensi
sebagai ”Suatu tulisan atau ulasan mengenai nilai sebuah hasil karya atau buku”
(Keraf, 2001) dan, menurut Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (2017),
resensi adalah ulasan, penilaian atau pembicaraan mengenai suatu karya baik itu
buku, film, atau karya lain. Dari pengertian dasar terebut, objek resensi tidak
hanya terbatas pada buku saja, melainkan bisa berupa film, drama, pameran, dan berbagai
bentuk karya.
Resensi biasanya ditulis
berdasarkan sudut pandang si penulis sebagai penikmat. Oleh karena itu, hasil
resensi pun juga berbeda karena sudut pandangnya juga berbeda-beda.
Namun, yang terpenting, Pada
saat meresensi suatu karya, peresensi harus bersikap kritis supaya hasil resensinya
bisa memberikan kontribusi untuk kemajuan karya itu sendiri serta mampu
memberikan gambaran yang tepat terhadap calon konsumen. Teks ulasan atau
resensi sangat penting untuk para calon penikmat karya, maupun untuk pengarang
karya tersebut. Oleh karena itu, dalam membuat sebuah teks resensi, kita tidak
boleh asal memberikan pernyataan tanpa adanya analisis yang mendalam
sebelumnya. Karena ketika kita menganalisis secara asal-asalan, banyak pihak
yang akan kita rugikan terutama calon pembaca atau calon penonton, terlebih
merugikan untuk pengarang.
Untuk apa sih kita
menulis resensi? Resensi mempunyai beberapa tujuan penulisan.
Mengetahui kelebihan dan
kekurangan buku yang di resensi.
Memberikan gambaran
kepada pembaca dan penilaian umum dari sebuah karya secara ringkas.
Memberikan masukan kepada
penulis berupa kritis dan saran terhadap isi, substansi, cara penulisan buku.
Mengetahui latar belakang
dan alasan buku tersebut diterbitkan.
Menguji kualitas buku dan
membandingkan terhadap karya lainnya.
Manfaat Resensi Buku
1. Resensi mempunyai
beberapa manfaat. Antara lain?
2. Bahan
pertimbangan: Resensi buku bisa memberikan gambaran pada pembaca tentang
sebuah buku, sehingga dapat menjadi bahan pertimbangan apakah buku tersebut
layak dibeli, layak dibaca atau tidak.
3. Bernilai ekonomis: maksudnya?? Maksudnya kita bisa Mendapatkan uang atau
imbalan dari buku-buku yang diresensikan jika resensi kita muncul di media.
4. Sarana promosi
buku: Resensi buku biasanya dari buku baru yang belum pernah diresensikan
sehingga bisa dijadikan sarana promosi buku baru tersebut.
5. Pengembangan
kreativitas: Makin sering menulis, makin pula terasah kemampuan kamu.
Begitu juga dengan makin sering menulis resensi buku, makin terasah pula
kreativitas kamu.
Agar terlihat padu,
resensi harus mempunyai sistematika. Silakan buka dan simak buku Kemdikbud
halaman 205. Dan Berikut sistematika yang ada dalam resensi:
1. Judul
judul harus sesuai dengan
isi resensi. Selain itu, Judul diusahakan harus menarik agar calom pembaca
resensi tertarik untuk membaca resensi tersebut. Carilah hal-hal yang paling
menonjol dari resensi tersebut, dan jadikan judul. Jadi, judul tidak melulu
harus sama dengan judul karya tersebut, karena judul yang dimaksud di sini
adalah judul resensi. Bukan judul buku. Judul buku nantinya kita tulis di
bagian identitas buku. Missal kita ambil contoh novel Milea, Suara dari Dilan.
Judul resensi yang menarik contohnya:
Berakhir perpisahan –
Resensi Novel Milea Suara dari Dilan.
2. Identitas buku
Jika berupa buku, bagian
ini mencakup judul, pengarang, penerbit, tahun terbit, tebal halaman, urutan
cetakan (jika ada) dan ISBN. Jika berupa lagu, bagian ini mencakup judul, nama
penyanyi, pengarang, tahun rilis, nama rumah produksi dan durasi.
3. Pendahuluan
berisi penjelasan secara
umum tentang karya yang akan diresensi. Bisa berupa kepengarangan, artinya
menjelaskan secara singkat bagaimana jalan karir pengarang, atau menjelaskan
keberadaan karya tersebut di tengah masyarakat.
4. Isi/sinopsis
bagian ini berisi
synopsis atau ringkasan yang menggambarkan pemahaman peresensi terhadap isi karya.
5. keunggulan karya
berisi hal-hal yang yang
menunjukkan keunggulan dan kelebihan dari suatu karya
6. kelemahan buku berisi
hal-hal yang menunjukkan kekurangan dari suatu karya
7. penutup berisi
kesimpulan apakah karya tersebut patut dinikmati atau tidak
Oke. Sekarang kita lihat
contoh resensi buku.
Judul resensi: Berakhir
Perpisahan – Resensi Novel Milea, Suara dari Dilan.
Judul Buku : Milea;
Suara dari Dilan
Pengarang : Pidi Baiq
Penerbit : Pastel Books
Tahun Terbit : Agustus – 2016
Tebal Halaman : 360 halaman
cetakan : Cetakan I
Tahun Terbit : 2016
tebal halaman : 367
halaman
ISBN : 978-602-0851-56-3
Bagian ini sudah sangat
jelas berupa identitas karya.
Novel ini
adalah seri ketiga dari novel Dilan, Dia Dilanku Tahun 1990 dan Dilan, Dia
Dilanku Tahun 1991. Jika tidak mengikuti dua novel sebelumnya, pasti akan
kebingungan untuk menyimak novel Milea ini. Novel ini seakan menjawab keresahan
pembaca novel Dilan sebelumnya, karena di novel Milea ini seolah semua
pertanyaan dan kebingungan pembaca akan terjawab. (bagian ini berupa
pendahuluan yang menggambarkan secara umum karya yang akan diulas).
Selanjutnya..
Novel ini mengambil sudut
pandang dari Dilan. Penceritaannya juga menjawab dan mengklarifikasi pernyataan
atau cerita dari Milea. Seperti penyebab Akew meninggal, lalu kenapa Dilan ada
di kantor polisi. Dilan tidak ditahan karena kasus Akew meninggal. Termasuk
latar belakang cerita Dilan yang meramal Milea saat pertama kali kenalan.
Dilan itu teman yang
baik. Dilan itu juga pacar yang baik. Dan sebenarnya, Dilan juga murid yang
baik untuk guru-guru yang bisa mengerti dirinya. Kisah percintaan Dilan dan
Milea, persahabatan, keluarga, hingga kesedihan bersatu dalam buku ini. (bagian
ini termasuk Isi/Sinopsis yang merangkum isi dari karya tersebut secara
singkat). Selanjutnya …
Cover novel ini sangat
kekinian dan sesuai target sasarannya yaitu remaja. Selain itu Banyak
puisi-puisi yang diselipkan dalam novel ini yang membuat pembaca dapat
senyum-senyum sendiri. Model penceritaannya dibuat sangat jelas dan
terstruktur, jadi ketika membaca dari awal, dapat langsung membayangkan di buku
seri Dilan yang pertama dan kedua. Novel Milea dan juga versi sebelumnya sangat
tampak seperti kisah nyata. Walaupun banyak yang beranggapan cerita dalam novel
ini fiksi, tapi penceritaannya sangat tidak berlebihan dan seperti mengalir apa
adanya. (bagian ini sudah sangat jelas
masuk ke unsur Kelebihan buku). Selanjutnya.
Namun. Ending di buku ini
membosankan, karena ending kisah cinta Milea dan Dilan telah diungkap di novel
seri Dilan sebelumnya. Jadi, pembaca sudah bisa menebak akhir cerita karena
sedikit banyak sudah tergambar di novel-novel sebelumnya.( bagian ini
merupakan kekurangan atau kelemahan
buku). dan yang terakhir.
Novel karya pidi BaiQ ini
memang akan sangat menarik untukdibaca para remaja karena konflik yang diangkat
mewakili dunia remaja. Novel ini juga memberikan kita pelajaran bahwa tidak
semua cerita atau hubungan berakhir dengan bahagia. Dari novel ini kita
belajar, hendaknya kita dapat menerima dengan lapang dada bagaimanapun jalan
cerita yang terjadi dalam kehidupan kita. (bagian ini berupa penutup yang
berisikan kesimpulan serta rekomendasi apakah karya ini bagus dibaca atau
tidak.)
Selanjutnya kita masuk ke
pembahasan kaidah kebahasaan yang dipakai dalam menulis resensi. Ada beberapa
kaidah kebahasaan yang sering dipakai saat kita membuat resensi, antara lain:
1.
Penggunaan konjungsi atau kata hubung.
Konjungsi yang sering dipakai antara lain:
1. konjungsi penerang, yaitu konjungsi atau penghubung antarkata, antarfrasa,
antarklausa, dan antarkalimat yang berfungsi sebagai penerang kata
yang diikutinya.misalnya
bahwa, yakni, yaitu.
2. konjungsi temporal, kata
hubung yang berkaitan dengan waktu. Misalnya: sejak, semenjak, kemudian, akhirnya
3. konjungsi penyebababan, adalah Konjungsi yang
di pakai untuk menunjukkan
sebab-akibat.misalnya: karena,
sebab.
4. Menggunakan pernyataan-pernyataan yang berupa
saran atau rekomendasi pada bagian akhir teks. Hal ini ditandai oleh kata jangan,
harus, hendaknya,
Dan terakhir kita bahas
jenis teks resensi. berdasarkan isinya, Teks ulasan atau resensi dibagi menjadi
3 jenis, yaitu sebagai berikut:
1. Teks Ulasan Informatif
Jenis ini berisi gambaran singkat, umum, dan padat dari suatu
karya. Resensi ini tidak menyampaikan seluruh isi suatu karya, melainkan hanya
menjelaskan bagian-bagian terpenting saja dan menekankan keunggulan dan
kekurangan dari karya yang tengah diulas.
2. Teks Ulasan Deskriptif
Jenis ini membahas
secara mendetail pada tiap bagian-bagian suatu karya. Teks ulasan jenis ini
pada umumnya dilakukan pada karya fiksi guna mendapat gambaran yang jelas
tentang manfaat, informasi, dan kekuatan argumentatiif yang disalurkan penulis
di dalam suatu karya.
3. Teks Ulasan Kritis
Jenis ini lebih
terperinci terhadap suatu karya dengan mengacu pada metode pendekatan ilmu
pengetahuan tertentu. Resensi ini dibuat dengan sangat objektif dan kritis,
bukan hanya pandangan pembuat ulasan
Demikian materi resensi
yang dapat kita bahas di kesempatan ini. semoga bermanfaat. Tetap sehat tetap
semangat. Wassalamualaikum wr. Wb
https://www.gurupendidikan.co.id
https://dosenbahasa.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar